Jerman merupakan negara yang memimpin dalam teknologi surya atap pada tahun 2000-an. Pemerintah mendorong masyarakat dengan memberikan tarif feed-in, yaitu harga tetap untuk setiap unit listrik yang disalurkan ke jaringan.
“Langkah-langkah seperti penghapusan PPN berkontribusi pada popularitas balkon tenaga surya," kata juru bicara Meyer Burger.
Subsidi juga tersedia di tingkat regional, dengan hingga €500 (sekitar Rp 8 juta) ditawarkan di Berlin, yang dapat menutupi separuh biaya peralatan.
Baca juga: Atasi Kekeringan, Petani Purworejo Manfaatkan Pompa Air Tenaga Surya
Teknologi ini membayar sendiri setelah sekitar tiga tahun, dan dengan umur sekitar 20 tahun, tenaga surya adalah investasi yang menjanjikan bagi warga.
Sejak sistem pendaftaran disederhanakan pada April lalu, regulator listrik Bundesnetzagentur mengharapkan jumlah instalasi surya meningkat secara signifikan tahun ini.
Dengan berbagai keuntungan dan dukungan dari pemerintah, balkon tenaga surya menjadi pilihan menarik bagi banyak orang yang ingin berkontribusi pada transisi energi dan mengurangi biaya listrik mereka.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya