Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Korporasi di Indonesia Perlu Segera Implementasikan Keberlanjutan Regeneratif

Kompas.com - 11/08/2024, 08:30 WIB
Faqihah Muharroroh Itsnaini,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Dalam beberapa tahun terakhir, wacana mengenai keberlanjutan regeneratif mulai banyak diperbincangkan, seiring dengan meningkatnya kesadaran terhadap kelestarian lingkungan. 

Karena hal itu pula, banyak perusahaan di Indonesia mulai perlu untuk mengimplementasikan keberlanjutan regeneratif dalam bisnisnya.

Keberlanjutan regeneratif sendiri merupakan praktik yang memulihkan, memperbarui, dan merevitalisasi sumber energi dan material. Hal ini untuk menciptakan proses yang tidak hanya berkelanjutan tetapi juga bermanfaat bagi lingkungan, yang secara efektif berkontribusi terhadap regenerasi ekosistem dan komunitas.

Baca juga:

Banyaknya perusahaan di Indonesia yang perlu mengimplementasikan keberlanjutan regeneratif ini terungkap dalam studi terbaru yang dirilis firma konsultan manajemen global Kearney, bertajuk "2024 Kearney Regenerate Asia Pacific Sustainability Report.

Studi tersebut menganalisis praktik keberlanjutan dari berbagai perusahaan di Asia Pasifik (APAC), salah satunya Indonesia.

Pilih idol K-Pop/aktor K-Drama favoritmu & dapatkan Samsung Galaxy Fit3!
Kompas.id
Pilih idol K-Pop/aktor K-Drama favoritmu & dapatkan Samsung Galaxy Fit3!

Presiden Direktur Kearney Indonesia, Shirley Santoso mengatakan, studi ini menunjukkan bahwa transisi menuju keberlanjutan regeneratif sangat penting bagi bisnis di Indonesia, guna memastikan ketahanan jangka panjang, profitabilitas, dan manfaat bagi komunitas.

“Melaksanakan praktik ini dapat meningkatkan tanggung jawab korporat dan sejalan dengan tujuan keberlanjutan global, menciptakan masa depan yang lebih sehat dan adil bagi semua,” ujar Shirley dalam keterangan resmi pekan ini.

Secara umum, kata dia, terdapat kesadaran yang besar mengenai pentingnya keberlanjutan bagi sebuah organisasi.

“Namun, sebagian besar pemimpin bisnis di Asia masih memandang keberlanjutan sebagai pendorong biaya dan risiko daripada peluang untuk menciptakan nilai lebih,” tambahnya.

Ia menjelaskan, bisnis di Asia berada pada tingkat kematangan yang berbeda-beda dalam perjalanan keberlanjutannya, tetapi mereka tetap optimis dalam mencapai dampak positif dalam satu dekade.

Bisnis keberlanjutan di Indonesia

Di Indonesia, pemerintah telah menetapkan ambisi untuk mencapai emisi nol bersih pada tahun 2060.

Adapun saat ini, lebih dari 80 persen energi Indonesia disediakan melalui bahan bakar fosil dan Indonesia adalah produsen batu bara terbesar ke-4 di dunia.

Pada tahun 2022, Indonesia mendirikan 'Kemitraan Transisi Energi Berkeadilan' (Just Energy Transition Partnership/JETP) untuk memobilisasi USD 20 miliar dalam 3-5 tahun ke depan guna mempercepat transisi energi.

Shirley menjelaskan, hasil studi menunjukkan bahwa 43 persen organisasi Indonesia saat ini telah mengadopsi pendekatan regeneratif untuk keberlanjutan, dengan tambahan 57 persen perencanaan untuk melaksanakan dalam 1-3 tahun ke depan.

Baca juga:

“Studi Kearney di Asia Pasifik menunjukkan bahwa perusahaan yang fokus pada praktik regeneratif dapat memberikan dampak positif bersih, berkontribusi pada pemulihan ekosistem, meningkatkan keanekaragaman hayati, dan menciptakan peluang ekonomi,” tutur Shirley dalam pernyataan tertulis.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Lama Dilindungi Mitos, Bajing Albino Sangihe Kini Butuh Proteksi Tambahan
Lama Dilindungi Mitos, Bajing Albino Sangihe Kini Butuh Proteksi Tambahan
LSM/Figur
Melonjaknya Harga Minyak Bisa Percepat Transisi Energi Hijau Global
Melonjaknya Harga Minyak Bisa Percepat Transisi Energi Hijau Global
Pemerintah
5 Warga Yogyakarta Meninggal akibat Leptospirosis, Dinkes Perkuat Deteksi dan Survei Lingkungan
5 Warga Yogyakarta Meninggal akibat Leptospirosis, Dinkes Perkuat Deteksi dan Survei Lingkungan
Pemerintah
Ekowisata Lumba-lumba Bisa Untungkan Warga, tapi Perlu Rambu-rambu
Ekowisata Lumba-lumba Bisa Untungkan Warga, tapi Perlu Rambu-rambu
LSM/Figur
Gula dan Minyak Goreng Juga Sumber Emisi, Industri Perlu Hitung Dampaknya
Gula dan Minyak Goreng Juga Sumber Emisi, Industri Perlu Hitung Dampaknya
Swasta
Cegah Banjir, Pemprov DKI Siagakan Pasukan Oranye untuk Angkut Sampah Sungai
Cegah Banjir, Pemprov DKI Siagakan Pasukan Oranye untuk Angkut Sampah Sungai
Pemerintah
Greenpeace: Hujan Juli Bukan Anomali, Tanda Krisis Iklim karena Energi Fosil
Greenpeace: Hujan Juli Bukan Anomali, Tanda Krisis Iklim karena Energi Fosil
Pemerintah
Anoa dan Babirusa Buktikan, Pulau Kecil Kunci Jaga Keanekaragaman
Anoa dan Babirusa Buktikan, Pulau Kecil Kunci Jaga Keanekaragaman
LSM/Figur
Triwulan I 2025, BRI Catat Pembiayaan Hijau Capai Rp 89,9 Triliun
Triwulan I 2025, BRI Catat Pembiayaan Hijau Capai Rp 89,9 Triliun
BUMN
Kelinci Terlangka di Dunia Terekam Kamera Jebak di Hutan Sumatera
Kelinci Terlangka di Dunia Terekam Kamera Jebak di Hutan Sumatera
LSM/Figur
Menteri LH Minta Perusahaan Bantu Kelola Sampah Warga Pakai Dana CSR
Menteri LH Minta Perusahaan Bantu Kelola Sampah Warga Pakai Dana CSR
Pemerintah
Lumba-Lumba Muncul di Laut Jakarta, Jadi Momentum Perkuat Perlindungan Perairan
Lumba-Lumba Muncul di Laut Jakarta, Jadi Momentum Perkuat Perlindungan Perairan
LSM/Figur
Kemenperin Dorong Industri Lapor Emisi Lewat SIINas
Kemenperin Dorong Industri Lapor Emisi Lewat SIINas
Pemerintah
Pertamina Gandeng Kelompok Tani Hutan Perkuat Perhutanan Sosial
Pertamina Gandeng Kelompok Tani Hutan Perkuat Perhutanan Sosial
BUMN
Pemerintah Resmikan Pasar Perdagangan Sertifikat EBT ICDX
Pemerintah Resmikan Pasar Perdagangan Sertifikat EBT ICDX
Swasta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau