KOMPAS.com - Menurut laporan terbaru, pemerintah menjadi pendorong utama penerapan model ekonomi sirkular di masing-masing negara.
Hal tersebut mengemuka dalam laporan berjudul Global Circularity Protocol for Business yang disusun oleh World Business Council for Sustainable Development (WBCSD) berkolaborasi dengan The One Planet network (OPN) yang dirilis pada Juli 2024.
Para pembuat kebijakan perlu merangkai berbagai strategi untuk mengimplementasikan tujuan sirkularitas.
Baca juga: 5 Contoh Aksi Ekonomi Sirkular Dimulai dari Rumah
Laporan tersebut menemukan, lanskap kebijakan untuk ekonomi sirkular di setiap negara berbeda-beda dan terus berubah.
Oleh karena itu, diperlukan standardisasi definisi dan pendekatan guna membantu menanamkan konsistensi di berbagai wilayah.
Di satu sisi, kebanyakan tindakan kebijakan dalam peta jalan ekonomi sirkular nasional dan regional sering kali berfokus pada pengelolaan limbah.
Laporan tersebut merekomendasikan agar pemerintah mengalihkannya fokus ke seluruh siklus hidup termasuk kebijakan tentang desain ramah lingkungan dan perancangan untuk sirkularitas.
Baca juga: DLH Jakarta Gelar Festival Ekonomi Sirkular di Menteng, Edukasi Limbah
Selain itu, dibutuhkan kerja sama lintas pemerintah untuk mengoptimalkan tujuan ekonomi sirkular hingga tercapainya tujuan.
"Keterlibatan lintas pemerintah yang kuat adalah cara terbaik untuk memastikan pendekatan terpadu yang bekerja untuk semua tujuan sirkularitas," tulis laporan tersebut.
Akan tetapi, meski pemerintah menjadi pendorong utama ekonomi sirkular, keberhasilannya sangat terkait dengan pendorong ekosistem yang lebih luas.
Pendorong ekosistem bersifat lintas sektor dan memainkan peran penting dalam mendukung transisi yang adil.
Baca juga: Coca-Cola Dukung Ekonomi Sirkular, Terapkan Daur Ulang Botol RPET
Pengembangannya sangat bergantung pada kolaborasi publik-swasta dan lintas sektor yang kuat untuk mewujudkan perubahan sistemik.
Di sisi lain, sirkularitas dapat mengurangi dampak negatif dan memungkinkan dampak positif terhadap lingkungan.
Menghubungkan indikator ekonomi sirkular dengan dampak yang ditimbulkan dapat membantu menentukan risiko dan dampak yang dapat dihindari.
Perusahaan-perusahaan dapat menggunakan sirkularitas sebagai instrumen untuk mengatasi kelangkaan sumber daya.
Sirkularitas juga mencapai tujuan net zero emission (NZE), memerangi hilangnya keanekaragaman hayati, mendorong transisi yang berdampak dan adil, serta menciptakan dampak ekonomi.
Baca juga: Tiga Tantangan Ekonomi Sirkular, Satu di Antaranya Daur Ulang
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya