Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 19/08/2024, 15:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

KOMPAS.com - Pekerja kemanusaan mengalami "pukulan ganda" akibat perubahan iklim. Berbagai dampak dari perubahan iklim membuat intervensi kemanusiaan lebih menantang dan rumit untuk dilaksanakan.

Temuan tersebut diungkapkan dalam laporan terbaru Medecins Sans Frontieres (MSF) alias Dokter Lintas Batas berjudul A hostile climate: Confronting the challenges of aid delivery in the context of climate change.

Laporan tersebut disusun MSF berkolaborasi dengan Humanitarian Action for Climate and Environment (HACE) Initiative dan Heidelberg University Institute of Global Health.

Baca juga: Perubahan Iklim Sebabkan Karhutla 3 Kali Lebih Mungkin Terjadi

Laporan ini menunjukkan tantangan yang dihadapi pekerja kemanusiaan MSF bersama dengan pasien dan masyarakat terdampak.

Para peneliti berbicara kepada 49 pekerja kemanusiaan di 30 negara berbeda di seluruh dunia dan menemukan bagaimana mereka mengalami dan menanggapi lingkungan yang berubah dengan cepat.

Dalam temuan mereka, para peneliti menyoroti fakta ada berbagai dampak buruk yang muncul seperti perubahan ketersediaan dan kualitas air serta kelangkaan pangan memiliki keterkaitan dengan pemanasan global.

MSF menjelaskan, perubahan iklim juga menghambat kemampuan para pekerja kemanusiaan untuk menanggapi masyarakat yang tertimpa bencana secara efektif karena berbagai alasan.

Baca juga: Perubahan Iklim Timbulkan Berbagai Dampak Kesehatan Manusia

Beberapa yang paling signifikan adalah hambatan logistik tambahan terhadap bantuan kemanusiaan melalui infrastruktur yang rusak dan gangguan rantai pasokan.

"Pada Maret (2022) terjadi Siklon Gombe di sini, yang menimbulkan masalah besar di tingkat masyarakat," kata seorang pekerja kemanusiaan MSF di Mozambik, sebagaimana dilansir Euronews, Jumat (16/8/2024).

"Beberapa masyarakat terisolasi, dan tim MSF terjebak di satu tempat. Jembatan telah runtuh, jadi kami tidak dapat memindahkan tim dari satu daerah ke daerah lain," sambungnya.

Namun, laporan tersebut mengungkapkan bahwa MSF bertekad untuk tidak membiarkan perubahan iklim menghalangi pekerjaan pentingnya.

Baca juga: Perubahan Iklim Ancam Great Barrier Reef

Tim-tim MSF di seluruh dunia mulai beradaptasi dengan krisis bersama masyarakat tempat mereka bekerja.

Laporan tersebut juga mengungkap kisah-kisah pekerja kemanusiaan dan bagaimana mereka mengubah operasi mereka dalam menghadapi kesulitan.

"Saya pikir kita punya kesempatan untuk menyempurnakan cara kerja kita," seorang pekerja kemanusiaan MSF dari Swiss.

"Di Madagaskar misalnya, melakukan kesiapsiagaan darurat berbasis data dan pengawasan tidak hanya untuk penyakit menular, tetapi juga untuk hal-hal seperti curah hujan atau hasil panen, serta kerawanan pangan dan malnutrisi," jelasnya.

Rencana lainnya termasuk meningkatkan kesadaran, tindakan antisipatif, membangun ketahanan, dan mendorong kolaborasi.

Baca juga: Akibat Perubahan Iklim, Ikan di Lautan Bisa Menyusut 10 Persen

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau