KOMPAS.com - Kepala Perum Perhutani Divisi Regional Jawa Tengah Asep Dedi Mulyadi mengakui potensi kebakaran hutan lan lahan (karhutla) di Jawa Tengah masih terus ada.
Hal tersebut disampaikan Asep dalam Rapat Koordinasi (Rakor) Pencegahan Karhutla di Gedung Rimba Graha, Semarang, Senin (26/8/2024).
"Perhutani tidak bisa menanggulangi karhutla sendiri, tetapi memerlukan dukungan serta kerja sama dari berbagai pihak," kata Asep dalam siaran pers yang diterima Kompas.com.
Baca juga: Perubahan Iklim Sebabkan Karhutla 3 Kali Lebih Mungkin Terjadi
Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Provinsi Jawa Tengah Widi Hartanto menuturkan, penanggulangan karhutla merupakan tanggung jawab bersama.
Sehingga, kata Widi, diperlukan sinergi dan koordinasi sesuai kewenangan masing-masing.
Selain itu, peran serta dari masyarakat juga diperlukan dalam mendorong dan memberikan kontribusi yang besar bagi upaya pencegahan karhutla.
Sementara itu, Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah Sumarno mengungkapkan hutan memiliki fungsi yang sangat strategis.
Baca juga: 18 Perusahaan Dituntut Ganti Rugi Lingkungan Rp 6,1 Triliun karena Karhutla
Akan tetapi, dia menuturkan perhatian masyarakat terhadap hutan masih kurang. Sehingga semua pengelola hutan yang diberi amanah harus memberi perhatian yang lebih besar lagi.
"Kita bisa menanam pohon dan melakukan penghijauan karena pohon yang kita jaga nantinya dapat memberi manfaat bagi orang-orang dan makhluk hidup lainnya. Karena itu, mari kita jaga hutan kita dengan bercocok tanam dan terus melakukan penghijauan," tutur Sumarno.
Kepala Balai Pengendalian Perubahan Iklim Wilayah Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara Kementerian LHK Haryo Pambudi menjelaskan pihaknya memeriksa semua hotspot, termasuk di luar kawasan hutan.
"Harapannya, ini menjadi salah satu perhatian untuk melibatkan UPD (unit perangkat daerah) lain terhadap sebaran hotspot tersebut," tuturnya.
Baca juga: Kaltim Alami Karhutla Terluas dalam 4 Bulan Terakhir
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya