Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kaltim Alami Karhutla Terluas dalam 4 Bulan Terakhir

Kompas.com - 23/06/2024, 13:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

KOMPAS.com - Kalimantan Timur (Kaltim) menjadi provinsi yang mengalami kebakaran hutan dan lahan (karhutla) terluas sepanjang Januari hingga April tahun ini.

Menurut analisis Madani Berkelanjutan, akumulasi luar area indikatif terbakar di Kaltim mencapai 18.451 hektare.

Area indikatif terbakar merupakan metode yang dikembangkan organisasi nirlaba tersebut dengan memanfaatkan pola titik panas berciri khas tertentu untuk mengidentifikasi area yang patut diduga terbakar.

Baca juga: Andalkan 3 Pilar, KLHK Klaim Penanganan Karhutla Indonesia Makin Baik

Madani Berkelanjutan menyebutkan, metode tersebut memiliki kemampuan memilah mana titik panas karhutla dan mana yang bukan, sehingga informasi yang dihasilkan lebih akurat.

"Luas karhutla di Kaltim meroket dari bulan Maret ke April," tulis Madani Berkelanjutan dikutip dari situs webnya.

Setelah Kaltim, Riau menjadi provinsi dengan luasan karhutla terbesar kedua dengan 4.560 hektare.

Setelah itu Aceh dengan 3.017 hektare, Kalimantan Barat dengan 1.767 hektare, Sulawesi Tengah dengan 1.656 hektare, dan Nusa Tenggara Timur (NTT) dengan 1.149 hektare.

Baca juga: Karhutla Landa Kota Balikpapan, 167 Titik Panas Terdeteksi se-Kaltim

Selanjutnya Kepulauan Riau dengan 1.065 hektare, Sumatera Utara 1.510 hektare, Sumatera Barat dengan 1.020 hektare, dan Kalimantan Utara dengan 906 hektare.

Secara keseluruhan, total hutan dan lahan yang terindikasi terbakar sepanjang Januari hingga April mencapai sekitar 40.000 hektare.

Dari angka tersebut, 38.500 hektare atau 92 persen di antaranta merupakan area baru atau bukan area yang terbakar berulang.

Baca juga: KLHK Klaim Emisi Karhutla 5 Tahun Terakhir Turun Hingga 70 Persen

"Hal ini menunjukkan bahwa karhutla terus meluas selama periode tersebut, memperparah kerusakan hutan dan lahan," tulis Madani Berkelanjutan dikutip dari situs webnya.

Madani Berkelanjutan menambahkan, luas area yang terindikasi terbakar pada periode Januari hingga April tahun ini meningkat tiga kali lipat dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Padahal, menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), 78 persen wilayah Indonesia telah memasuki musim hujan hingga 14 Maret 2024 lalu.

Baca juga: Emisi Metana Tambang Batu Bara RI Lebih Tinggi daripada Karhutla

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com