Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Ferdy Hasiman
Peneliti

Peneliti di Alpha Research Database. Menulis Buku Freeport: Bisnis Orang Kuat Vs Kedaulatan Negara, Gramedia 2019. dan Monster Tambang, JPIC-OFM 2013.

BBM Rendah Sulfur dan Polusi Udara Jakarta

Kompas.com - 02/09/2024, 14:07 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Sebagai perusahaan negara yang ditugaskan undang-undang menyiapkan BBM jenis apapun untuk kepentingan seluruh rakyat Indonesia, Pertamina sudah sangat siap memperlancar kebijakan pemerintah ini.

Kilang Pertamina di Balongan menurut informasi sudah siap memproduksi 900.000 barel per bulan untuk produk diesel rendah sulfur.

Pertamina siap untuk menyalurkan produk BBM rendah sulfur baru ini, karena produk BBM rendah sulfur selama ini sebetulnya sudah diproduksi di kilang Pertamina.

BBM rendah sulfur yang selama ini diproduksi Pertamina seperti Pertamax Turbo dan Pertamax Dex. Kedua jenis BBM ini mengandung BBM rendah sulfur dengan 50ppm.

Pertamina Dex adalah bahan bakar diesel dengan angka setana (CN) tertinggi yang dijual Pertamina, yaitu CN 53 dengan sulfur 50 ppm.

BBM jenis ini bisa menjaga mesin dan meningkatkan power mesin dengan maksimal. BBM jenis ini juga bisa menjaga lingkungan dengan emisi gas buang rendah dan sudah setara dengan standar Euro 4.

Sementara, produk BBM Dexlite adalah varian bahan bakar diesel yang memiliki CN minimal 51 dan mengandung sulfur maksimal 1.200 ppm. BBM jenis ini juga aman untuk lingkungan hidup.

Selama ini memang, sejumlah badan usaha penyalur BBM, baik Pertamina maupun non-Pertamina telah menjual produk BBM diesel rendah sulfur. Namun, produk BBM ini tidak disubsidi atau dijual sesuai dengan harga keekonomiannya.

Shell Indonesia, misalnya, menjual jenis BBM diesel dengan angka CN tinggi seperti yang dijual pada jenis BBM Diesel Extra dan V-Power Diesel.

Produk BBM Diesel Extra milik Shell mengandung angka CN 53 yang diklaim memiliki kandungan bahan bakar nabati sebesar 30 persen.

Harga BBM rendah sulfur yang sedikit lebih tinggi dari BBM biasa, tentu menjadi pertimbangan penting, karena jika didistribusikan ke seluruh Indonesia, risikonya harga BBM lebih mahal.

Jika tak ingin membeni rakyat miskin dengan harga mahal, pemerintah perlu mengeluarkan dana APBN untuk memberikan subsidi, sehingga harga BBM rendah sulfur bisa didistribusikan ke seluruh Indonesia.

Untuk itu, kebijakan ini tak perlu berlaku untuk seluruh Indonesia, karena masih banyak daerah di Indonesia yang udaranya bersih dan sehat.

Prioritas kebijakannya harus dimulai dari daerah yang tinggi polusi, seperti Jakarta. Itu penting untuk mengurangi beban APBN.

Dari segi distribusi, Pertamina sudah siap dan akan menjual BBM rendah sulfur ini. Pertamina memilih Jakarta dulu sebagai awal mulai penerapan kebijakan ini karena faktor polusi udara Jakarta yang tinggi. Pertamina sudah siap menjual diesel rendah sulfur pada 3 SPBU di Jakarta terlebih dahulu.

Sosialiasi

Kebijakan BBM rendah sulfur ini akan sukses jika masyarakat mulai sadar akan penggunannya sangat penting untuk menjaga lingkungan dan ekosistem yang sehat.

Untuk itu, perlu dilakukan sosiliasi terus-menerus melalui media dan media sosial agar penerapannya sukses. Sosialisasi wajib dilakukan secara masif mulai dari kota-kota besar yang polusi tinggi, seperti Jakarta.

Penerapannya juga harus mulai dari langkah awal. Boleh saja, kantor-kantor pemerintahan di Jakarta yang memulai pertama, lalu menyebar ke seluruh kantor pemerintahan di Indonesia.

Kendaraan kantor dan kendaraan para pejabat negara wajib hukumnya menggunakan BBM rendah sulfur. Selain itu, kendaraan perusahaan-perusahaan besar dan badan usaha yang berkantor di Jakarta, wajib menggunakan BBM jenis ini.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dosen UI Teliti Limbah Plastik Jadi Penangkap Karbon Dioksida

Dosen UI Teliti Limbah Plastik Jadi Penangkap Karbon Dioksida

LSM/Figur
Berbagai Ancaman Kerusakan Ekosistem Mangrove di Indonesia

Berbagai Ancaman Kerusakan Ekosistem Mangrove di Indonesia

LSM/Figur
APP Group Raih Penghargaan Primaniyarta 'Eksportir Sustainable' di Ajang TEI 2024

APP Group Raih Penghargaan Primaniyarta "Eksportir Sustainable" di Ajang TEI 2024

Swasta
Kualitas BBM di Indonesia Tertinggal Dibandingkan Negara Asia Tenggara

Kualitas BBM di Indonesia Tertinggal Dibandingkan Negara Asia Tenggara

LSM/Figur
Ini Sejumlah Kendala dalam Mengejar Target Transisi Energi di Indonesia

Ini Sejumlah Kendala dalam Mengejar Target Transisi Energi di Indonesia

Swasta
Warga DKI Jakarta Bakal Ditarik Retribusi Sampah Tahun Depan

Warga DKI Jakarta Bakal Ditarik Retribusi Sampah Tahun Depan

Pemerintah
Emisi Karbon Naik 50.000 persen Akhir Abad Ini Akibat Hutan Mangrove Rusak

Emisi Karbon Naik 50.000 persen Akhir Abad Ini Akibat Hutan Mangrove Rusak

Pemerintah
Komisi Uni Eropa Usul Tunda Pelaksanaan UU Terkait Deforestasi

Komisi Uni Eropa Usul Tunda Pelaksanaan UU Terkait Deforestasi

Pemerintah
Konservasi Lingkungan Berpotensi Tingkatkan 10 Persen Populasi Ikan di Terumbu Karang

Konservasi Lingkungan Berpotensi Tingkatkan 10 Persen Populasi Ikan di Terumbu Karang

Pemerintah
Jakarta Beri 98 Penghargaan Lingkungan, Bank Sampah hingga Perusahaan

Jakarta Beri 98 Penghargaan Lingkungan, Bank Sampah hingga Perusahaan

Pemerintah
Rumah Sakit Apung Hingga Konservasi Hiu Paus Bikin PIS Sabet Penghargaan TJSL

Rumah Sakit Apung Hingga Konservasi Hiu Paus Bikin PIS Sabet Penghargaan TJSL

Pemerintah
PBB Peringatkan Siklus Air Dunia Makin Tak Menentu

PBB Peringatkan Siklus Air Dunia Makin Tak Menentu

Pemerintah
Transisi Hijau dan Teknologi akan Jadi Tren Tenaga Kerja di Masa Depan

Transisi Hijau dan Teknologi akan Jadi Tren Tenaga Kerja di Masa Depan

Pemerintah
Komitmen Netral Karbon, Kompas.com akan Tanam 5.000 Mangrove di Subang

Komitmen Netral Karbon, Kompas.com akan Tanam 5.000 Mangrove di Subang

Swasta
Senja Week 2024, Kolaborasi Lintas Generasi untuk Kesejahteraan Lansia

Senja Week 2024, Kolaborasi Lintas Generasi untuk Kesejahteraan Lansia

LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau