Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kementerian ESDM: Indonesia Butuh Investasi Rp 219 Triliun untuk EBT

Kompas.com - 04/09/2024, 17:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

KOMPAS.com - Indonesia membutuhkan investasi sebesar 14,2 miliar dollar AS atau sekitar Rp 219 triliun untuk meningkatkan kapasitas energi baru terbarukan (EBT) menjadi 8,2 gigawatt (GW).

Hal tersebut disampaikan Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukkan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Eniya Listiani Dewi saat menjadi panelis di acara The 7th Indonesia-China Energy Forum di Bali, Selasa (3/9/2024).

Saat ini, bauran EBT di Indonesia masih sekitar 13 persen. Di sisi lain, Indonesia menargetkan bauran EBT bisa mencapai 26 persen pada 2025 yang tertuan dalam Rencana Umum Energi Nasional (RUEN).

Baca juga: Co-firing PLTU Upaya Tingkatkan Bauran EBT dengan Investasi Minim

Dengan investasi tersebut, Eniya menuturkan bauran EBT Indonesia bisa langsung melonjak menjadi 21 persen pada tahun depan.

Menurut Eniya, peningkatan kapasitas EBT sesuai target pada 2025 bukanlah sebuah keniscayaan, namun memerlukan dana investasi yang sangat besar.

"Jadi memang perlu dana yang besar, tetapi bukan tidak mungkin," tutur Eniya, sebagaimana dikutip siaran pers Kementerian ESDM.

Eniya mengungkapkan, Indonesia memiliki potensi sumber EBT yang melimpah ruah, salah satunya energi matahari yang mencapai 3.294 GW.

Potensi lain yang juga perlu dikembangkan adalah angin 155 GW, air 95 GW, arus laut 63 GW, bahan bakar nabati 57 GW, dan panas bumi 23 GW.

Baca juga: Pertamina NRE Targetkan Pembangkit EBT Capai 6 GW pada 2029

Khusus untuk energi panas bumi, Eniya mengatakan pihaknya sudah menawarkan pengembangannya kepada investor.

"Indonesia memiliki potensi sumber energi panas bumi yang melimpah hingga mencapai 23,6 GW dengan yang sudah termanfaatkan 2,6 GW atau 11 persen sehingga ketersediaannya untuk dimanfaatkan masih sangat terbuka," paparnya.

Diberitakan Kompas.com sebelumnya, Institute for Energy Economics and Financial Analysis (IEEFA) menilai, Indonesia perlu mengevaluasi kembali proses perencanaan, pengadaan, dan investasinya, untuk mengamankan kebutuhan pembiayaan EBT.

IEEFA menyatakan, pemerintah Indonesia memang telah menerbitkan sejumlah kebijakan untuk meningkatkan kepercayaan dan menggaet investasi di sektor EBT hingga 146 miliar dollar AS.

Baca juga: Kapasitas Listrik EBT Naik 500 GW Pada 2023, Didominasi PLTS

Namun, langkah reformasi tersebut belum membuahkan hasil. Pasalnya, kebijakan yang dibuat dinilai tidak menguntungkan investor dan implementasinya masih kurang baik.

Hal ini tercantum dalam laporan terbaru IEEFA berjudul Unlocking Indonesia's Renewable Energy Investment Potential.

"Investor swasta akan tertarik masuk ke pasar energi terbarukan Indonesia jika ada prosedur pengadaan yang jelas dan ringkas, sekaligus pelaksanaan regulasi yang konsisten dan dapat dipercaya," kata penulis dan Analis Keuangan Energi IEEFA Mutya Yustika dalam keterangannya, Selasa (23/7/2024).

Baca juga: Jika Ingin Genjot Investasi EBT, Pemerintah Harus Perbaiki Regulasi

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

3 Tim Pemuda Sabet Kompetisi Kebijakan Energi Bersih Pertama di Indonesia

3 Tim Pemuda Sabet Kompetisi Kebijakan Energi Bersih Pertama di Indonesia

LSM/Figur
Dunia Habiskan 2,6 Triliun Dollar AS Per Tahun untuk Subsidi Aktivitas yang Sebabkan Pemanasan Global

Dunia Habiskan 2,6 Triliun Dollar AS Per Tahun untuk Subsidi Aktivitas yang Sebabkan Pemanasan Global

Pemerintah
Kiprah BNI Masuk 1.000 Perusahaan Terbaik Dunia Majalah TIME

Kiprah BNI Masuk 1.000 Perusahaan Terbaik Dunia Majalah TIME

BUMN
Pesan Jaga Lingkungan untuk Para Anak Muda

Pesan Jaga Lingkungan untuk Para Anak Muda

LSM/Figur
Perdana, Pertamina Pasok Bahan Bakar Berkelanjutan untuk Pesawat Australia

Perdana, Pertamina Pasok Bahan Bakar Berkelanjutan untuk Pesawat Australia

BUMN
Ekspor Tambang Pasir Laut Berdampak Buruk pada Ekonomi Keluarga di Pesisir

Ekspor Tambang Pasir Laut Berdampak Buruk pada Ekonomi Keluarga di Pesisir

LSM/Figur
Komitmen MMSGI Menyulap Lahan Pascatambang Jadi Taman Kehidupan di Bumi Mahakam

Komitmen MMSGI Menyulap Lahan Pascatambang Jadi Taman Kehidupan di Bumi Mahakam

Swasta
PBB Indonesia Luncurkan Laporan Capaian SDGs, Ini Rangkumannya

PBB Indonesia Luncurkan Laporan Capaian SDGs, Ini Rangkumannya

Pemerintah
Indonesia-Selandia Baru Kerja Sama Program Eksplorasi Panas Bumi

Indonesia-Selandia Baru Kerja Sama Program Eksplorasi Panas Bumi

Pemerintah
Integrasikan Keberlanjutan ke Strategi Perusahaan, Rybale al Hage Raih SDG Pioneer 2024

Integrasikan Keberlanjutan ke Strategi Perusahaan, Rybale al Hage Raih SDG Pioneer 2024

Pemerintah
Pengakuan Semu Nelayan Kecil, Muncul di Aturan tapi Tak Terlindungi

Pengakuan Semu Nelayan Kecil, Muncul di Aturan tapi Tak Terlindungi

LSM/Figur
Bank Dunia Ingatkan Indonesia Berpotensi Hadapi Masalah Ketahanan Pangan

Bank Dunia Ingatkan Indonesia Berpotensi Hadapi Masalah Ketahanan Pangan

Pemerintah
Djarum Foundation Bersama Mahasiswa Tanam 5.000 Mangrove di Tahura Ngurah Rai

Djarum Foundation Bersama Mahasiswa Tanam 5.000 Mangrove di Tahura Ngurah Rai

Pemerintah
Polandia Lirik Investasi di Jabar, Energi hingga Pertanian

Polandia Lirik Investasi di Jabar, Energi hingga Pertanian

Pemerintah
Fabiana Schaeffer, Gabungkan Keberlanjutan dalam Acara Skala Besar

Fabiana Schaeffer, Gabungkan Keberlanjutan dalam Acara Skala Besar

Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau