Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PBB: Penerapan Teknologi dan AI Bantu Atasi Krisis Iklim

Kompas.com, 24 September 2024, 20:54 WIB
Monika Novena,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

KOMPAS.com-Organisasi Meterologi Dunia (WMO) PBB menyebutkan teknologi baru dan kecerdasan buatan (AI) dapat membantu dalam penerapan tindakan drastis yang diperlukan untuk mengatasi krisis iklim.

Menurut Sekretaris Jenderal WMO Celeste Saulo, potensi ilmu pengetahuan alam dan sosial yang belum dimanfaatkan, teknologi baru, dan inovasi dapat berguna bagi negara berkembang serta mengurangi kerentanan terhadap bencana termasuk beradaptasi dengan perubahan iklim.

Mengutip laman resmi United Nation, Selasa (24/9/2024) AI dan pembelajaran mesin telah merevolusi ilmu prakiraan cuaca dengan membuatnya lebih cepat, murah, dan mudah diakses.

Baca juga: AI Bisa Tekan Emisi Karbon dan Tingkatkan Keuntungan Perusahaan, Bagaimana Caranya?

Teknologi satelit mutakhir dan simulasi realitas virtual juga telah membuka batas baru di sektor-sektor utama yang telah terancam oleh perubahan iklim dan cuaca seperti pengelolaan lahan dan air.

Ini termasuk inovasi dalam pengamatan Bumi berbasis ruang angkasa yang telah membantu meningkatkan pemantauan sumber gas rumah kaca dan penyerap karbon.

Namun Saulo menegaskan bahwa teknologi saja tidak akan cukup untuk mengatasi perubahan iklim. Oleh karena itu ia mendesak semua negara untuk berbagi keahlian dan pengalaman mereka untuk memastikan manfaat sains dan teknologi dapat diakses oleh semua orang demi mencapai tujuan global.

Tujuan-tujuan ini mencakup Perjanjian Paris, Kerangka Sendai untuk Pengurangan Risiko Bencana, dan Agenda 2030 untuk Pembangunan Berkelanjutan (SDGs).

Krisis Iklim

Menurut laporan dari United in Science 2024, ada peluang 86 persen bahwa setidaknya satu tahun dalam lima tahun ke depan akan melampaui 2023 sebagai tahun terhangat yang pernah tercatat.

Ada juga peluang 80 persen suhu permukaan rata-rata global sementara akan melampaui 1,5C di atas tingkat pra-industri setidaknya dalam satu dari lima tahun ke depan.

Jika tidak ada perubahan pada kebijakan saat ini, ada kemungkinan 66 persen bahwa pemanasan global akan mencapai 3C pada abad ini.

Baca juga: Indonesia Darurat Krisis Iklim, Green Jobs Jadi Kunci

"Untuk mencapai tingkat yang konsisten dengan pembatasan pemanasan global di bawah 2C dan 1,5C, emisi gas rumah kaca global pada tahun 2030 harus dikurangi masing-masing sebesar 28 persen dan 42 persen, dari tingkat emisi yang diproyeksikan akan dihasilkan oleh kebijakan saat ini," tulis laporan tersebut.

Saulo menambahkan krisis iklim tersebut akan menimbulkan malapetaka bagi kehidupan dan ekonomi manusia.

Untuk mengatasi itu, ia mengimbau tindakan yang mendesak dan ambisius yang mendukung pembangunan berkelanjutan, aksi iklim, dan pengurangan risiko bencana.

"Keputusan yang kita buat hari ini dapat menjadi pembeda antara kehancuran di masa depan atau terobosan menuju dunia yang lebih baik," katanya.

"Kita masih jauh dari jalur untuk mencapai tujuan iklim global. 2023 adalah tahun terhangat yang pernah tercatat dan Kumpulan data internasional terkemuka mengatakan bahwa delapan bulan pertama tahun 2024 juga merupakan yang terhangat yang pernah tercatat," papar Saulo.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
PLN Kelebihan Pasokan, Proyek WtE Dikhawatirkan Hanya Bakar Uang
PLN Kelebihan Pasokan, Proyek WtE Dikhawatirkan Hanya Bakar Uang
LSM/Figur
Ekonomi Hijau Diprediksi Capai 7 Triliun Dolar AS per Tahun pada 2030
Ekonomi Hijau Diprediksi Capai 7 Triliun Dolar AS per Tahun pada 2030
Pemerintah
Skema Return dan Reuse Disebut Bisa Kurangi Polusi Plastik dalam 15 Tahun
Skema Return dan Reuse Disebut Bisa Kurangi Polusi Plastik dalam 15 Tahun
Pemerintah
Ketika Anak-anak Muda Mulai Berinisiatif untuk Lestarikan Lingkungan...
Ketika Anak-anak Muda Mulai Berinisiatif untuk Lestarikan Lingkungan...
LSM/Figur
Refleksi Filsafat Ekologis, Tempat Keramat dan Etika Lingkungan
Refleksi Filsafat Ekologis, Tempat Keramat dan Etika Lingkungan
Pemerintah
RI Sulit Capai Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen Jika Andalkan Sektor Pertanian
RI Sulit Capai Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen Jika Andalkan Sektor Pertanian
LSM/Figur
DAMRI Jalankan 286 Bus Listrik, Potensi Kurangi 72.000 Ton Emisi per Tahun
DAMRI Jalankan 286 Bus Listrik, Potensi Kurangi 72.000 Ton Emisi per Tahun
BUMN
Miangas hingga Wamena, FiberStar Genjot Akselerasi Digital di Wilayah 3T
Miangas hingga Wamena, FiberStar Genjot Akselerasi Digital di Wilayah 3T
Swasta
Pelaku Bisnis Luncurkan Program Sertifikasi Produksi Kaca Rendah Karbon
Pelaku Bisnis Luncurkan Program Sertifikasi Produksi Kaca Rendah Karbon
Pemerintah
Perubahan Iklim Diprediksi Tekan Pendapatan Dunia hingga 17 Persen
Perubahan Iklim Diprediksi Tekan Pendapatan Dunia hingga 17 Persen
LSM/Figur
ISSB Usulkan Pelaporan Emisi Metana Scope 1 untuk Perusahaan Energi
ISSB Usulkan Pelaporan Emisi Metana Scope 1 untuk Perusahaan Energi
LSM/Figur
Konflik Agraria di Balik Banjir Sumatera, Mayoritas Disebut Dipicu Perkebunan Sawit
Konflik Agraria di Balik Banjir Sumatera, Mayoritas Disebut Dipicu Perkebunan Sawit
Pemerintah
Ketika Motor Listrik Jadi Andalan Ojol untuk Cari Rezeki
Ketika Motor Listrik Jadi Andalan Ojol untuk Cari Rezeki
Pemerintah
Sampel Udara Berusia 35 Tahun Tunjukkan Perubahan Ritme Alam akibat Iklim
Sampel Udara Berusia 35 Tahun Tunjukkan Perubahan Ritme Alam akibat Iklim
LSM/Figur
Hadapi Regulasi Anti-Deforestasi UE, Sawit dan Kayu Indonesia Dilacak hingga ke Kebunnya
Hadapi Regulasi Anti-Deforestasi UE, Sawit dan Kayu Indonesia Dilacak hingga ke Kebunnya
Swasta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau