Salah satu faktor penting dalam upaya mengurangi limbah makanan adalah meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pengelolaan makanan yang bijaksana.
Banyak orang belum memahami besarnya dampak limbah makanan terhadap lingkungan dan masyarakat secara umum.
Oleh karena itu, edukasi perlu dilakukan secara luas, mulai dari lingkup rumah tangga hingga institusi pendidikan.
Di rumah tangga, misalnya, keluarga bisa mulai membuat perencanaan menu mingguan yang lebih efektif sehingga bahan makanan yang dibeli tidak berlebihan dan terbuang percuma.
Selain itu, penting untuk membudayakan kebiasaan menyimpan makanan dengan baik agar lebih tahan lama, serta memanfaatkan sisa makanan untuk diolah menjadi hidangan lain.
Di sekolah-sekolah, pendidikan mengenai pengelolaan sampah makanan juga perlu dimasukkan ke dalam kurikulum.
Anak-anak sebagai generasi penerus harus diajari sejak dini tentang pentingnya tidak menyia-nyiakan makanan dan cara-cara praktis mengurangi sampah makanan.
Untuk mengatasi masalah limbah makanan secara sistematis, diperlukan kolaborasi kuat antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat.
Pemerintah bisa berperan dengan membuat regulasi yang mendorong pengurangan limbah makanan di tingkat industri, restoran, dan rumah tangga.
Misalnya, di beberapa negara, pemerintah sudah mulai mengeluarkan kebijakan pajak terhadap restoran atau supermarket yang membuang makanan dalam jumlah besar tanpa upaya mendonasikannya kepada lembaga sosial.
Di sisi lain, sektor swasta juga bisa berperan dengan menciptakan inovasi yang mendukung pengurangan limbah makanan.
Beberapa startup di Indonesia sudah mulai mengembangkan aplikasi yang menghubungkan restoran atau supermarket dengan lembaga sosial untuk mendonasikan makanan yang masih layak konsumsi.
Selain itu, teknologi pengolahan limbah organik seperti biodigester juga bisa dioptimalkan untuk mengubah sampah makanan menjadi energi atau pupuk kompos.
Dengan jumlah limbah makanan yang mencapai 13 juta ton per tahunnya, Indonesia menghadapi tantangan serius dalam mengelola limbah, terutama mengingat masih adanya masyarakat yang kekurangan pangan.
Pengelolaan sampah makanan tidak hanya menyangkut masalah lingkungan, tetapi juga masalah etika dan moral.
Oleh karena itu, berbagai langkah perlu diambil, mulai dari mengubah limbah makanan menjadi hidangan baru, meningkatkan kesadaran publik, hingga memperkuat kolaborasi antara pemerintah dan sektor swasta.
Dengan tindakan nyata ini, kita bisa mengurangi limbah makanan dan menciptakan sistem pangan yang lebih adil, berkelanjutan, dan ramah lingkungan.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya