Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com, 27 September 2024, 15:43 WIB
Tim Konten,
Sheila Respati

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kesehatan merupakan aset yang tak ternilai harganya. Dengan tubuh yang sehat, seseorang dapat melakukan berbagai aktivitas dengan optimal, baik dalam bekerja, belajar, maupun menjalani aktivitas sehari-hari.

Kesehatan juga menjadi pondasi penting bagi generasi muda untuk mencapai cita-cita dan menjalani hidup yang berkualitas.

Hal inilah yang mendorong PT Gunbuster Nickel Industry (GNI) dan PT Stardust Estate Investment (SEI) untuk aktif berperan dalam meningkatkan kesehatan masyarakat melalui berbagai program dan inisiatif.

Terdapat beberapa program yang telah digelar PT GNI dan PT SEI selama 2024. Program pertama adalah penyuluhan kesehatan oleh tenaga medis PT SEI di Desa Tanauge, Morowali Utara pada Maret 2024.

Agenda penyuluhan diisi dengan pemberian informasi tentang cara menjaga kesehatan diri, mengenali gejala penyakit, dan cara mengadopsi gaya hidup sehat.

Head of Corporate Communication PT GNI Mellysa Tanoyo mengatakan, penyuluhan kesehatan oleh tenaga medis diharapkan dapat memberikan pengetahuan kepada masyarakat tentang berbagai aspek kesehatan.

“Penyuluhan ini diharapkan membantu masyarakat untuk mengadopsi gaya hidup yang sehat sekaligus membuat keputusan yang lebih baik dalam kehidupan sehari-hari mereka,” ujar Mellysa dalam keterangan tertulis, Jumat (16/8/2024).

Sejalan dengan edukasi kesehatan, PT GNI dan PT SEI juga ikut memberi perhatian lebih terhadap penderita gizi buruk di Desa Bunta, Morowali Utara, Sulawesi Tengah pada Juni 2024.

Langkah ini sejalan dengan komitmen tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) sekaligus sebagai bentuk dukungan terhadap indikator Sustainable Development Goals (SDGs) poin ke-2, yakni tanpa kelaparan.

Sebagai informasi, gizi buruk merupakan salah satu bagian dari kondisi gagal tumbuh (stunting). Di Indonesia, prevalensi stunting masih tergolong tinggi, terutama di daerah-daerah dengan akses terbatas untuk memperoleh pelayanan kesehatan dan pangan bergizi.

Dilansir dari data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) pada 2023, angka stunting di Indonesia adalah 21,6 persen, sementara target yang ingin dicapai pemerintah adalah 14 persen pada 2024.

Untuk meningkatkan status gizi anak-anak dan mendukung pertumbuhan serta perkembangan mereka secara optimal, PT GNI mengambil langkah proaktif dengan membuat program Pemberian Makanan Tambahan (PMT) dan kebun gizi melalui pemberian paket makanan berisi beras, ayam, telur, tempe, sayur-sayuran, kacang-kacangan dan susu kepada anak-anak balita dan Ibu Hamil.

Mellysa mengatakan, program ini diharapkan dapat meringankan beban keluarga dan memastikan bahwa anak-anak yang membutuhkan mendapatkan bantuan yang tepat.

"Anak-anak yang sehat adalah aset berharga, mereka adalah generasi penerus yang akan membangun dan mengembangkan daerah. Semoga bantuan sosial dari perusahaan ini dapat memberikan harapan baru bagi masyarakat," ungkapnya.

Program ketiga, untuk mengoptimalkan pemberian Kebun Gizi di sekitar lingkar industri, PT GNI juga memberikan penyuluhan terkait pengelolaan Kebun Gizi. Kebun Gizi tersebut dikembangkan dengan menanam tanaman gizi yang terdiri dari terong, bayam belang, oyong gambas, dan kangkung serta menyediakan kolam ikan portabel untuk budidaya ikan lele.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
FAO: Perluasan Lahan Pertanian Tidak Lagi Memungkinkan
FAO: Perluasan Lahan Pertanian Tidak Lagi Memungkinkan
Pemerintah
Banjir Sumatera Disebabkan Kerusakan Hutan, Anggota DPR Ini Minta HGU Ditiadakan
Banjir Sumatera Disebabkan Kerusakan Hutan, Anggota DPR Ini Minta HGU Ditiadakan
Pemerintah
Pupuk Indonesia: Jangan Pertentangkan antara Pupuk Organik dan Kimia
Pupuk Indonesia: Jangan Pertentangkan antara Pupuk Organik dan Kimia
BUMN
PLN Kelebihan Pasokan, Proyek WtE Dikhawatirkan Hanya Bakar Uang
PLN Kelebihan Pasokan, Proyek WtE Dikhawatirkan Hanya Bakar Uang
LSM/Figur
Ekonomi Hijau Diprediksi Capai 7 Triliun Dolar AS per Tahun pada 2030
Ekonomi Hijau Diprediksi Capai 7 Triliun Dolar AS per Tahun pada 2030
Pemerintah
Skema Return dan Reuse Disebut Bisa Kurangi Polusi Plastik dalam 15 Tahun
Skema Return dan Reuse Disebut Bisa Kurangi Polusi Plastik dalam 15 Tahun
Pemerintah
Ketika Anak-anak Muda Mulai Berinisiatif untuk Lestarikan Lingkungan...
Ketika Anak-anak Muda Mulai Berinisiatif untuk Lestarikan Lingkungan...
LSM/Figur
Refleksi Filsafat Ekologis, Tempat Keramat dan Etika Lingkungan
Refleksi Filsafat Ekologis, Tempat Keramat dan Etika Lingkungan
Pemerintah
RI Sulit Capai Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen Jika Andalkan Sektor Pertanian
RI Sulit Capai Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen Jika Andalkan Sektor Pertanian
LSM/Figur
DAMRI Jalankan 286 Bus Listrik, Potensi Kurangi 72.000 Ton Emisi per Tahun
DAMRI Jalankan 286 Bus Listrik, Potensi Kurangi 72.000 Ton Emisi per Tahun
BUMN
Miangas hingga Wamena, FiberStar Genjot Akselerasi Digital di Wilayah 3T
Miangas hingga Wamena, FiberStar Genjot Akselerasi Digital di Wilayah 3T
Swasta
Pelaku Bisnis Luncurkan Program Sertifikasi Produksi Kaca Rendah Karbon
Pelaku Bisnis Luncurkan Program Sertifikasi Produksi Kaca Rendah Karbon
Pemerintah
Perubahan Iklim Diprediksi Tekan Pendapatan Dunia hingga 17 Persen
Perubahan Iklim Diprediksi Tekan Pendapatan Dunia hingga 17 Persen
LSM/Figur
ISSB Usulkan Pelaporan Emisi Metana Scope 1 untuk Perusahaan Energi
ISSB Usulkan Pelaporan Emisi Metana Scope 1 untuk Perusahaan Energi
LSM/Figur
Konflik Agraria di Balik Banjir Sumatera, Mayoritas Disebut Dipicu Perkebunan Sawit
Konflik Agraria di Balik Banjir Sumatera, Mayoritas Disebut Dipicu Perkebunan Sawit
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau