"Dengan penurunan harga tiket pesawat, kita berharap lebih banyak wisatawan domestik yang berperan aktif dalam memulihkan industri pariwisata," ungkapnya.
Meskipun industri pariwisata memiliki potensi besar untuk mendukung pencapaian SDGs di Indonesia, sektor ini juga menghadapi berbagai tantangan yang harus diatasi.
Salah satu tantangan utama adalah kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh over-tourism di beberapa destinasi wisata populer.
Contoh yang paling sering dikemukakan adalah Bali, di mana peningkatan jumlah wisatawan yang tidak terkendali telah menyebabkan polusi plastik dan kerusakan terumbu karang.
Untuk mengatasi tantangan ini, pemerintah perlu meningkatkan regulasi dan penegakan hukum terkait pariwisata berkelanjutan.
Selain itu, edukasi kepada wisatawan tentang pentingnya menjaga kelestarian lingkungan juga menjadi langkah penting.
Dengan pendekatan yang lebih terarah, pariwisata dapat berkontribusi pada pelestarian lingkungan, bukan malah merusaknya.
Selain itu, ketimpangan ekonomi di beberapa daerah wisata juga menjadi perhatian. Manfaat ekonomi dari pariwisata sering kali lebih dirasakan oleh pihak-pihak besar, seperti investor asing, sementara masyarakat lokal hanya mendapatkan bagian kecil.
Oleh karena itu, pengembangan pariwisata harus lebih inklusif, dengan memastikan bahwa masyarakat lokal mendapatkan manfaat ekonomi yang lebih adil dan berperan aktif dalam pengelolaan destinasi wisata.
*Dosen dan Peneliti Destination Marketing di FEB Universitas Tarumanagara
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya