Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketahui Sumber-sumber Jejak Karbon yang Dihasilkan Manusia

Kompas.com - 14/10/2024, 17:16 WIB
Monika Novena,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Negara-negara di dunia tengah berupaya untuk mengatasi perubahan iklim yang tengah berlangsung saat ini. Sejumlah ikhtiar di antaranya dari perjanjian internasional seperti Perjanjian Paris, pemberlakuan peraturan di berbagai negara, aksi individu, dan lain sebagainya.

Namun hal tersebut belum menunjukkan hasil yang signifikan. Salah satu bukti yang menunjukkan bahwa perubahan iklim terus berlangsung dengan cepat adalah perubahan suhu global yang kian tahun makin meningkat.

Data dari Copernicus Climate Change Service (C3S) bahkan menunjukkan suhu rata-rata global tahun 2023 mencapai rekor tertinggi, menyebabkan gelombang panas, kekeringan, dan kebakaran hutan.

Baca juga: Studi Sebut Pemilik Kendaraan Listrik Punya Jejak Karbon Lebih Besar

Aktivitas manusia ternyata menjadi salah satu penyumbang utama dari peristiwa perubahan iklim yang terjadi melalui jejak karbon yang kita hasilkan.

Jejak karbon adalah total emisi gas rumah kaca yang dihasilkan oleh individu, aktivitas, produk, atau bahkan sebuah negara. Emisi gas rumah kaca inilah yang menjadi penyebab utama perubahan iklim.

Emisi gas rumah kaca yang paling sering diukur adalah karbon dioksida (CO2), metana (CH4), dan nitrogen oksida (N2O).

Makin tinggi jejak karbon yang dihasilkan maka makin besar pula dampaknya terhadap lingkungan.

Baca juga: Dosen UI Teliti Limbah Plastik Jadi Penangkap Karbon Dioksida

Aktivitas yang Hasilkan Jejak Karbon

Jadi apa saja contoh jejak karbon yang dihasilkan oleh manusia? Berikut beberapa di antaranya:

  • Transportasi: Penggunaan kendaraan berbahan bakar fosil seperti motor dan pesawat terbang dapat menghasilkan CO2
  • Konsumsi energi: Penggunaan listrik, gas untuk memasak juga dapat menghasilkan CO2.
  • Produksi makanan: Penggunaan pupuk nitrogen pada pertanian hingga proses distribusi makanan dapat menghasilkan gas metana dan nitrogen oksida.
  • Konsumsi barang: Membeli barang-barang baru, membuang sampah.
  • Penggunaan pendingin udara: Pemanfaatan pendingin rumah secara teratur akan menambah sekitar 1,5 ton setara CO2 jejak karbon.

Baca juga: Banyak Orang Remehkan Jejak Karbon Orang Kaya

Dengan mengetahui aktivitas apa saja yang menyebabkan jejak karbon meningkat, maka kita bisa membuat berbagai pilihan yang lebih sadar berorientasi terhadap lingkungan.

Misalnya saja dengan melakukan penghematan energi, mengurangi penggunaan kendaraan pribadi, memilih produk ramah lingkungan, dan juga mendukung energi bersih.

Untuk menghindari kenaikan suhu global sebesar 2 derajat Celsius, jejak karbon per tahun harus turun di bawah angka 2 ton pada 2050 nanti.

Mencapai angka itu tentu tidak bisa tercapai dalam semalam sehingga mengurangi jejak karbon menjadi tanggung jawab bersama untuk menjaga Bumi dari perubahan iklim dan masa depan generasi mendatang.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Kombinasi Panel Surya Atap dan Baterai EV Penuhi 85 Persen Listrik Jepang
Kombinasi Panel Surya Atap dan Baterai EV Penuhi 85 Persen Listrik Jepang
Swasta
'Sun Life Volunteer Day' Berikan Edukasi dan Akses Olahraga untuk Generasi Sehat Indonesia
"Sun Life Volunteer Day" Berikan Edukasi dan Akses Olahraga untuk Generasi Sehat Indonesia
Swasta
Agroforestri Efektif Jaga Biodiversitas Hutan Tropis, Gambut, Pesisir
Agroforestri Efektif Jaga Biodiversitas Hutan Tropis, Gambut, Pesisir
LSM/Figur
Di Barcelona, Indonesia Kenalkan Tuna Ramah Lingkungan pada Dunia
Di Barcelona, Indonesia Kenalkan Tuna Ramah Lingkungan pada Dunia
Pemerintah
Pekerja Disabilitas Baru 0,53 Persen, Silang.id Minta Industri Inklusif
Pekerja Disabilitas Baru 0,53 Persen, Silang.id Minta Industri Inklusif
Swasta
KG Media Sabet Dua Penghargaan Global INMA Awards 2025, Inovasi Berbasis Nilai dan Keberlanjutan Mendunia
KG Media Sabet Dua Penghargaan Global INMA Awards 2025, Inovasi Berbasis Nilai dan Keberlanjutan Mendunia
Swasta
Subsidi 6 Sektor Strategis Picu Masalah Lingkungan, Perlu Transparansi
Subsidi 6 Sektor Strategis Picu Masalah Lingkungan, Perlu Transparansi
Pemerintah
Buang Sampah Sembarangan, DLH Cianjur Terapkan Sanksi Rp 500.000
Buang Sampah Sembarangan, DLH Cianjur Terapkan Sanksi Rp 500.000
Pemerintah
Perubahan Iklim Bikin Anggur Cepat Matang, Punya Gula Lebih Tinggi
Perubahan Iklim Bikin Anggur Cepat Matang, Punya Gula Lebih Tinggi
LSM/Figur
Gelombang Panas Hantam Laut Inggris dan Irlandia, Apa Dampaknya?
Gelombang Panas Hantam Laut Inggris dan Irlandia, Apa Dampaknya?
Swasta
RI-Brasil Kerja Sama Kembangkan Bioenergi hingga Industri Dirgantara
RI-Brasil Kerja Sama Kembangkan Bioenergi hingga Industri Dirgantara
Pemerintah
Permukaan Laut Tetap Naik meski Pemanasan Global Dibatasi 1,5 Derajat C
Permukaan Laut Tetap Naik meski Pemanasan Global Dibatasi 1,5 Derajat C
Pemerintah
Profesor IPB Sebut Bakteri Pereduksi Nitrat Mampu Turunkan Emisi GRK
Profesor IPB Sebut Bakteri Pereduksi Nitrat Mampu Turunkan Emisi GRK
LSM/Figur
Singa Asia di India Naik Jadi 891 Ekor, Bukti Kesuksesan Konservasi
Singa Asia di India Naik Jadi 891 Ekor, Bukti Kesuksesan Konservasi
Pemerintah
'Destination Zero Waste Bali', Inisiatif Kolaboratif Kurangi Sampah Plastik di Industri Perhotelan
"Destination Zero Waste Bali", Inisiatif Kolaboratif Kurangi Sampah Plastik di Industri Perhotelan
LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau