KOMPAS.com - Negara-negara di dunia tengah berupaya untuk mengatasi perubahan iklim yang tengah berlangsung saat ini. Sejumlah ikhtiar di antaranya dari perjanjian internasional seperti Perjanjian Paris, pemberlakuan peraturan di berbagai negara, aksi individu, dan lain sebagainya.
Namun hal tersebut belum menunjukkan hasil yang signifikan. Salah satu bukti yang menunjukkan bahwa perubahan iklim terus berlangsung dengan cepat adalah perubahan suhu global yang kian tahun makin meningkat.
Data dari Copernicus Climate Change Service (C3S) bahkan menunjukkan suhu rata-rata global tahun 2023 mencapai rekor tertinggi, menyebabkan gelombang panas, kekeringan, dan kebakaran hutan.
Baca juga: Studi Sebut Pemilik Kendaraan Listrik Punya Jejak Karbon Lebih Besar
Aktivitas manusia ternyata menjadi salah satu penyumbang utama dari peristiwa perubahan iklim yang terjadi melalui jejak karbon yang kita hasilkan.
Jejak karbon adalah total emisi gas rumah kaca yang dihasilkan oleh individu, aktivitas, produk, atau bahkan sebuah negara. Emisi gas rumah kaca inilah yang menjadi penyebab utama perubahan iklim.
Emisi gas rumah kaca yang paling sering diukur adalah karbon dioksida (CO2), metana (CH4), dan nitrogen oksida (N2O).
Makin tinggi jejak karbon yang dihasilkan maka makin besar pula dampaknya terhadap lingkungan.
Baca juga: Dosen UI Teliti Limbah Plastik Jadi Penangkap Karbon Dioksida
Jadi apa saja contoh jejak karbon yang dihasilkan oleh manusia? Berikut beberapa di antaranya:
Baca juga: Banyak Orang Remehkan Jejak Karbon Orang Kaya
Dengan mengetahui aktivitas apa saja yang menyebabkan jejak karbon meningkat, maka kita bisa membuat berbagai pilihan yang lebih sadar berorientasi terhadap lingkungan.
Misalnya saja dengan melakukan penghematan energi, mengurangi penggunaan kendaraan pribadi, memilih produk ramah lingkungan, dan juga mendukung energi bersih.
Untuk menghindari kenaikan suhu global sebesar 2 derajat Celsius, jejak karbon per tahun harus turun di bawah angka 2 ton pada 2050 nanti.
Mencapai angka itu tentu tidak bisa tercapai dalam semalam sehingga mengurangi jejak karbon menjadi tanggung jawab bersama untuk menjaga Bumi dari perubahan iklim dan masa depan generasi mendatang.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya