KOMPAS.com - KTT Keanekaragaman Hayati Cop16 resmi dilangsungkan di Cali, Kolombia, mulai 21 Oktober hingga 1 November.
Lebih dari 190 perwakilan negara dilaporkan menghadiri KTT tentang pelestarian kenanekaragaman hayati yang akbar tersebut.
Dilansir dari Reuters, berikut daftar agenda yang akan dibahas selama KTT Keanekaragaman Hayati COP16 di Cali, Kolombia, hingga 1 November mendatang.
Baca juga: Seruan Pendanaan Pelestarian Alam Menggema dalam KTT Keanekaragaman Hayati COP16
KTT Keanekaragaman Hayati COP16 berselang dua tahun setelah kesepakatan Kerangka Kerja Keanekaragaman Hayati Global atau Global Biodiversity Framework (GBF) Kunming-Montreal pada 2022.
Dalam COP16 ini, negara-negara harus menjelaskan bagaimana mereka berencana untuk memenuhi puluhan tujuan yang disepakati secara global dalam GBF.
Beberapa tujuan tersebut contohnya menyisihkan 30 persen wilayah mereka untuk konservasi, memangkas subsidi untuk bisnis yang merusak alam, dan mewajibkan perusahaan melaporkan dampak lingkungannya.
Negara-negara juga diharapkan menyerahkan Strategi dan Rencana Aksi Keanekaragaman Hayati Nasional atau Biodiversity Strategies and Action Plan (NBSAP) mereka.
Penyerahan dokumen NBSAP tersebut penting untuk mengkukur apakah rencana dan strategi mereka selaras dengan GBF dan seberapa banyak kemajuan yang telah dicapai sejak 2022.
Selain itu, dokumen NBSAP juga penting untuk meluihat apa saja yang perlu diprioritaskan untuk masa mendatang.
Baca juga: Mengenal KTT Keanekaragaman Hayati COP16 dan Urgensinya
Informasi genetik yang diambil dari tumbuhan, hewan, dan mikroba dapat digunakan dalam penelitian dan pengembangan obat-obatan baru, kosmetik, atau senyawa komersial lainnya.
Secara historis, undang-undang dari berbagai negara dan Protokol Nagoya 2010 berfokus pada cara membayar negara asal untuk berbagi sampel fisik.
Namun, kini genom dapat diurutkan dalam hitungan jam, bukan tahun. Jumlah informasi genetik digital yang dibagikan secara daring telah tersebar luas dan semakin terpisah dari sampel asli.
KTT tersebut bertujuan untuk membangun sistem multilateral global untuk membayar akses ke data yang disebut digital sequence information (DSI).
Para negosiator memberi tahu wartawan pada Agustus lalu bahwa mereka mengharapkan adanya kesepakatan pembayaran ke akses data tersebut dalam COP16.
Kesepakatan tersebut kemungkinan akan menjelaskan kapan pembayaran diperlukan, oleh siapa, dan ke mana uang harus disalurkan.
Baca juga: Mayoritas Negara Belum Ajukan Rencana Pelestarian Jelang KTT Keanekaragaman Hayati COP16
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya