KOMPAS.com - Tanpa ada komitmen yang lebih kuat oleh pemerintah di seluruh dunia, suhu Bumi bisa naik 3,1 derajat celsius pada akhir abad ini atau 2100.
Temuan tersebut mengemuka berdasarkan laporan terbaru dari Program Lingkungan PBB atau UNEP dalam Emissions Gap yang dirilis baru-baru ini, sebagaimana dilansir Euronews, Kamis (24/10/2024).
Laporan tersebut juga mengungkapkan, bahkan jika ambisi dan komitmen iklim yang dideklarasikan negara-negara di dunia berhasil dilaksanakan sepenuhnya, suhu Bumi tetap naik antara 2,6 sampai 2,8 derajat celsius.
Baca juga: Penerapan Karbon Dioksida Tak Lagi Berguna Jika Suhu Bumi Lampaui Batas
Peningkatan tersebut melampaui ambang batas yang telah disepakati dalam Perjanjian Paris 2015 yakni 1,5 derajat celsius.
Direktur Eksekutif UNEP Inger Andersen menuturkan, dunia harus semakin dan lebih ambisius dalam komitmen iklimnya untuk mencegah suhu Bumi naik di atar 1,5 derajat celsius.
"Saya mendesak semua negara: jangan lagi berbasa-basi. Manfaatkan pembicaraan COP29 mendatang di Baku, Azerbaijan, untuk meningkatkan aksi sekarang, menyiapkan panggung bagi NDC (Nationally Determined Contribution atau komitmen iklim masing-masing negara) yang lebih kuat," ujar Andersen.
Berdasarkan ketentuan Perjanjian Paris, negara-negara harus memperbarui dan menyerahkan NDC setiap lima tahun.
Baca juga: Ini yang Terjadi Jika Suhu Bumi Naik 2 Derajat Celsius
NDC merupakan dokumen yang penting untuk melihat keseriusan negara dalam menekan emisi nasionalnya agar menekan pemanasan global.
Penyerahan dokumen NDC selanjutnya akan jatuh tempo pada Februari 2025. Meski demikian, banyak negara, termasuk AS dan Inggris, mengindikasikan bahwa NDC baru mereka akan diumumkan pada COP29 atau segera setelahnya.
UNEP menghitung , negara-negara harus secara kolektif memangkas 42 persen emisi gas rumah kaca tahunan mereka pada 2030 dan 57 persen pada 2035.
Bila target tersebut tidak tercapai, peluang untuk mencegah suhu Bumi naik 1,5 derajat celsius akan sirna dalam beberapa tahun.
“Bahkan jika suhu dunia melampaui 1,5 derajat celsius, dan peluang terjadinya hal ini meningkat setiap hari, kita harus terus berjuang untuk dunia yang berkelanjutan, sejahtera, dan tanpa emisi,” imbuh Andersen.
Baca juga: Penelitian Terbaru: Mustahil Cegah Suhu Bumi Lampaui 1,5 Derajat Celsius Waktu Dekat
Dengan memangkas 31 gigaton emisi setara karbon dioksida pada 2030 dan 41 gigaton emisi setara karbon dioksida pada 2035, secara teknis memungkinkan untuk mencegah suhu Bumi naik melampaui 1,5 derajat celsius.
Untuk mencapai target tersebut, energi terbarukan memiliki peran besar dalam hal ini.
Laporan UNEP mengungkapkan, peningkatan implementasi teknologi energi surya dan angin dapat berkontribusi terhadap 27 persen dari total potensi pengurangan pada 2030 dan 38 persen pada 2035.
Sementara itu, melindungi hutan dapat berkontribusi sekitar 20 persen dari potensi tersebut pada kedua tahun tersebut.
Baca juga: Suhu Panas Sebabkan 47.000 Kematian di Eropa Tahun 2023
UNEP juga menyoroti peluang penting dalam meningkatkan efisiensi energi dan beralih ke bahan bakar yang lebih bersih di sektor bangunan, transportasi, dan industri.
Namun, untuk mewujudkan sebagian dari potensi pengurangan emisi ini, diperlukan mobilisasi internasional yang sangat-sangat besar yang belum pernah terjadi sebelumnya.
UNEP menyatakan, negara-negara harus mengambil pendekatan menyeluruh untuk mencapai tujuan iklim mereka.
Dan anggota G20, yang bertanggung jawab atas sekitar 80 persen dari semua emisi, harus melakukan pekerjaan berat.
Baca juga: Menara Pemantau GRK Jambi Diremsikan, Upaya Mengendalikan Suhu Bumi
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya