Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

UNEP: Emisi Karbon Naik Lebih Cepat di Tahun 2023

Kompas.com - 27/10/2024, 09:48 WIB
Monika Novena,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Usai Pandemi Covid-19 melanda dunia, negara-negara di dunia berjanji untuk membangun kembali ekonomi mereka dengan cara yang ramah iklim.

Harapannya, upaya tersebut dapat mempercepat perjalanan global menuju emisi nol bersih. Namun kenyataannya justru sebaliknya.

Alih-alih terjadi pemulihan hijau (green recovery), emisi gas rumah kaca global kini meningkat lebih cepat dari pada yang terjadi pada dekade sebelum pandemi global.

Mengutip New Scientist, Sabtu (26/10/2024) laporan dari United Nations Global Environment Programme (UNEP) mengungkap emisi naik 1,3 persen menjadi 57,1 gigaton setara karbon dioksida pada tahun 2023.

Baca juga:

Itu adalah tingkat pertumbuhan tahunan yang lebih cepat daripada selama dekade 2010-2019, ketika emisi tumbuh rata-rata 0,8 persen per tahun.

Laporan tersebut menemukan semua sumber emisi gas rumah kaca, kecuali penggunaan lahan, meningkat seiring dengan pemulihan ekonomi akibat Covid-19.

Emisi dari transportasi jalan raya, kebocoran dari infrastruktur minyak dan gas seperti jaringan pipa, dan emisi industri semuanya tumbuh pesat pada tahun 2023. Sementara emisi penerbangan tumbuh 19,5 persen.

"Peningkatan emisi berarti peluang dunia untuk mencegah bencana perubahan iklim semakin berkurang," kata Inger Anderson dari UNEP dalam sebuah pernyataan.

Pembatasan Pemanasan

Sejak 2015, negara-negara di dunia secara kolektif berjanji untuk membatasi pemanasan tidak melebih 1,5 derajat Celsius. Tetapi target saat ini tidak mendekati pencapaian tujuan tersebut.

Baca juga:

Negara-negara di dunia pun diharapkan untuk menyerahkan rencana iklim nasional baru pada bulan Februari, menjelang konferensi iklim COP30 di Brasil pada bulan November.

Rencana tersebut harus merinci bagaimana negara-negara akan memangkas emisi mereka antara sekarang dan 2035.

Anderson pun mengatakan sangat penting bagi negara untuk membawa rencana pemangkasan emisi yang lebih berani untuk segera dieksekusi.

"Bahkan jika dunia melampaui pemanasan 1,5 derajat Celsius, kita harus terus berjuang untuk dunia yang berkelanjutan, sejahtera, dan bebas emisi," tambah Anderson.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

Dipo Star Finance Berkolaborasi dengan Electrum, Dorong Implementasi Kendaraan Listrik di Indonesia

Dipo Star Finance Berkolaborasi dengan Electrum, Dorong Implementasi Kendaraan Listrik di Indonesia

Swasta
AMJI 2024: Puluhan Ribu Anak Muda Indonesia Bersatu Lawan Krisis Iklim

AMJI 2024: Puluhan Ribu Anak Muda Indonesia Bersatu Lawan Krisis Iklim

LSM/Figur
CDP: Perusahaan yang Ungkap Data Keanekaragaman Hayati Naik 43 Persen

CDP: Perusahaan yang Ungkap Data Keanekaragaman Hayati Naik 43 Persen

LSM/Figur
Gandeng TBI dan Apolitical, LAN Siapkan Pelatihan bagi ASN Berbasis AI

Gandeng TBI dan Apolitical, LAN Siapkan Pelatihan bagi ASN Berbasis AI

Pemerintah
RI dan Asean Diingatkan untuk Siapkan Infrastruktur Daur Ulang Baterai Mobil Listrik

RI dan Asean Diingatkan untuk Siapkan Infrastruktur Daur Ulang Baterai Mobil Listrik

Pemerintah
UNEP:  Emisi Karbon Naik Lebih Cepat di Tahun 2023

UNEP: Emisi Karbon Naik Lebih Cepat di Tahun 2023

Pemerintah
Selamat Tinggal Panel Surya, Dinding Rumah di Masa Depan Bisa Hasilkan Listrik

Selamat Tinggal Panel Surya, Dinding Rumah di Masa Depan Bisa Hasilkan Listrik

Pemerintah
KTT Keanekaragaman Hayati COP16 Bakal Tunjukkan Penjaga Biodiversitas Sebenarnya

KTT Keanekaragaman Hayati COP16 Bakal Tunjukkan Penjaga Biodiversitas Sebenarnya

LSM/Figur
Ekspansi Hilirisasi Nikel 4 Perusahaan Naikkan Emisi RI 38,5 Juta Ton

Ekspansi Hilirisasi Nikel 4 Perusahaan Naikkan Emisi RI 38,5 Juta Ton

Pemerintah
Perlindungan Keanekaragaman Hayati RI Terancam Industri Ekstraktif

Perlindungan Keanekaragaman Hayati RI Terancam Industri Ekstraktif

LSM/Figur
Realisasi Dana Bonus Produksi Panas Bumi Capai Rp 950 Miliar

Realisasi Dana Bonus Produksi Panas Bumi Capai Rp 950 Miliar

Pemerintah
Ada 450 Kebijakan Daerah yang Diskriminatif, Mayoritas Sasar Perempuan

Ada 450 Kebijakan Daerah yang Diskriminatif, Mayoritas Sasar Perempuan

Pemerintah
Target Swasembada Pangan Harus Perhatikan Kesejahteraan Petani

Target Swasembada Pangan Harus Perhatikan Kesejahteraan Petani

LSM/Figur
Asap Kebakaran Hutan Sebabkan 12.000 Kematian per Tahun

Asap Kebakaran Hutan Sebabkan 12.000 Kematian per Tahun

Pemerintah
Penggunaan Mulsa Plastik Bisa Cemari Lahan Pertanian

Penggunaan Mulsa Plastik Bisa Cemari Lahan Pertanian

Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau