Sedangkan kelompok lainnya melihat pengeluaran keberlanjutan sebagai bagian dari bisnis inti yang biasanya memperoleh 40 persen atau lebih pendapatan dari produk, layanan, atau aktivitas berkelanjutan.
Bagi bisnis-bisnis ini, keberlanjutan merupakan syarat untuk pertumbuhan. Sejumlah besar perusahaan TI atau jasa keuangan termasuk dalam kategori ini.
Implikasinya bagi para profesional keberlanjutan jelas bahwa untuk mendorong peningkatan anggaran dan sumber daya untuk keberlanjutan, narasi dan nilai komersial harus diubah dan ditetapkan.
Lebih lanjut, supaya perusahaan memiliki dampak yang lebih berarti pada isu lingkungan, para pemimpin perlu menciptakan budaya perubahan dengan dukungan dari atasan.
"Dalam penelitian kami, kami melihat bahwa perusahaan menggunakan berbagai cara untuk mendorong karyawan agar berpikir tentang keberlanjutan dalam pekerjaan sehari-hari mereka," ungkap Sytze Dijkstra, dari Simply Sustainable di Belanda.
Yang paling umum adalah mengintegrasikan keberlanjutan ke dalam kebijakan perjalanan, perjalanan pulang pergi, dan deskripsi pekerjaan.
Baca juga: Strategi Astra Dukung Transportasi Bebas Emisi di Indonesia
Hal itu terlihat oleh karyawan dan karenanya merupakan cara yang baik untuk membuat orang menyadari dampak dari aktivitas perusahaan dan pilihan pekerjaan sehari-hari mereka.
“Pada saat yang sama, integrasi keberlanjutan yang berarti ke dalam deskripsi pekerjaan juga mengharuskannya menjadi bagian dari evaluasi kinerja, mungkin dengan kaitan dengan remunerasi,” tambah Dijkstra.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya