KOMPAS.com - Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) menyampaikan beberapa saran pengurangan sampah dalam pelaksanaan program penyediaan makan bergizi gratis bagi siswa sekolah.
Manajer Kampanye Polusi dan Keadilan Perkotaan Walhi Abdul Ghofar mengemukakan, program makan bergizi gratis yang akan dilaksanakan pemerintah berpotensi meningkatkan sampah kemasan dan sisa makanan.
Potensi tersebut bisa muncul bila tidak disertai dengan sistem pengelolaan sampah yang baik.
Dia mengatakan, timbulan sampah dalam penyediaan makan gratis bagi siswa dapat dikurangi apabila siswa digerakkan untuk membawa tempat makanan dan minuman sendiri.
Baca juga: Menteri LH: Impor Sampah Harus Dihentikan Tahun Ini
"Kemandirian siswa untuk membawa wadah makanan dan minuman guna ulang dapat terjadi jika ada proses edukasi dari implementasi program makan siang bergizi gratis kepada siswa-siswi," kata Abdul Ghofar, sebagaimana dilansir Antara, Senin (28/10/2024).
Menurut dia, penyedia jasa katering juga bisa pula diminta untuk menyediakan wadah makanan dan minuman yang bisa digunakan ulang bagi siswa.
Abdul Ghofar mengatakan, sekolah juga mesti berperan dalam pengelolaan dan penanganan sampah sisa makanan dalam pelaksanaan program makan siang gratis bagi siswa.
Potensi sampah sisa makanan yang tinggi dapat diantisipasi dengan pemilahan sampah jenis organik.
Baca juga: Baru Dilantik, Menteri LH Evaluasi Penyetopan Impor Sampah
Selain itu, perlu dibuat sarana pengolahan sampah organik sederhana seperti lubang kompos, biodigester, atau model pengolahan lain untuk menangani sampah organik.
"Hasil kompos dapat dimanfaatkan untuk pemupukan taman atau kebun sekolah," papar Abdul Ghofar.
Ia menekankan pentingnya pemerintah menyiapkan secara matang pelaksanaan program makan siang bergizi gratis bagi siswa.
Baca juga: Penegakan Hukum dan Rendahnya Kesadaran Masyarakat jadi Tantangan Kelola Sampah
Hal tersebut mulai dari penyiapan bahan pangan, pengolahan bahan pangan, distribusi makanan, penyajian makanan, sampai penanganan pasca-konsumsi.
Hasil evaluasi uji coba pelaksanaan program dalam beberapa bulan terakhir bisa dijadikan sebagai masukan dalam menentukan menu makanan, pendistribusian makanan, penyajian makanan, sampai strategi pengolahan sampahnya.
"Pemerintah juga harus melibatkan stakeholders daerah seperti dinas lingkungan hidup untuk membantu dalam penyiapan protokol pengelolaan sampah dari program nasional tersebut," papar Abdul Ghofar.
Baca juga: Hadir di 10 Titik, Nestlé Waste Station Dorong Pengelolaan Sampah Konsumen Indonesia
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya