Kendati demikian, peneliti mengingatkan bahwa menumbuhkan kembali ekosistem bukanlah pengganti upaya untuk mengurangi emisi bahan bakar fosil.
Akan tetapi hal itu dapat berfungsi sebagai pelengkap yang ampuh untuk memerangi perubahan iklim.
Peneliti juga menekankan meski temuan tersebut tidak menyerukan perubahan ekstrem pada produksi pangan global, tindakan cepat diperlukan untuk memenuhi tujuan iklim.
Baca juga: Pembiayaan Campuran Iklim meningkat Dua Kali Lipat pada 2023
"Dalam dua dekade mendatang, negara-negara bertujuan untuk memenuhi target mitigasi iklim yang penting berdasarkan perjanjian internasional, dan pemulihan ekosistem di lahan penggembalaan yang dikonversi dapat menjadi bagian penting dari itu," kata Hayek.
"Temuan studi kami dapat menawarkan bagi para pembuat kebijakan yang ingin mengatasi masalah mitigasi iklim dan ketahanan pangan. Kami berharap penelitian ini dapat membantu mengidentifikasi dan memprioritaskan area yang paling efektif untuk upaya penyerapan karbon sambil mempertimbangkan kebutuhan pangan global," tambahnya.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya