Analisis tersebut juga menunjukkan, tambahan emisi tersebut setara dengan emisi yang sudah dipangkas oleh penggunaan pembangkit listrik tenaga bayu (PLTB), pembangkit listrik tenaga surya (PLTS), dan teknologi bersih lainnya di seluruh dunia selama lima tahun terakhir.
Di satu sisi, AS merupakan salah satu penyumbang terbesar dalam hal pendanaan iklim global, meski juga menjadi negara penghasil emisi terbesar kedua di dunia.
Pendanaan tersebut mengalami pemotongan besar-besaran selama masa jabatan Trump sebelumnya.
Dan keluarnya AS dari Perjanjian Paris dapat berdampak besar pada keseluruhan proses pembicaraan iklim PBB.
Dengan keluarnya AS dari Perjanjian Paris, tekanan bagi negara lain untuk meningkatkan ambisi mereka menjadi jauh lebih kecil. Efek domino akan terjadi.
Baca juga: Citra Satelit Bisa Bantu Lindungi Hutan Pesisir dari Perubahan Iklim
CEO European Climate Foundation sekaligus arsitek utama Perjanjian Paris Laurence Tubiana mengatakan, tidak diragukan lagi bahwa kemenangan Trump merupakan "pukulan" dalam perang melawan krisis iklim.
Perubahan haluan dalam dukungan terhadap teknologi bersih dan investasi hijau di era kepemimpinan Trump mendatang dapat membahayakan keuntungan iklim.
Akan tetapi, Tubiana menegaskan Perjanjian Paris lebih kuat daripada kebijakan negara mana pun.
"Saya pikir dan berharap tidak ada negara lain yang akan mengikuti jika AS menarik diri dari Perjanjian Paris. Mereka tahu transisi ini demi kepentingan mereka sendiri, demi keamanan dan ekonomi mereka," tutur Tubina.
Tubiana mengatakan, sekaranglah saatnya bagi Eropa untuk melangkah maju karena kewajiban moralnya sekaligus juga untuk kepentingan strategis.
"Ini adalah momen bagi Eropa untuk memperkuat kepemimpinannya di panggung global, dalam kemitraan yang erat dengan pihak lain. Beberapa tahun ke depan sangat penting, dan Eropa harus terus maju demi warga negaranya dan planet ini. COP29 masih penting dan saya yakin hasil yang positif dapat dicapai," katanya.
Baca juga: Kota-kota Besar Dunia Terancam Bencana Iklim, Jakarta dan Surabaya Termasuk
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya