Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sebagian Besar Perusahaan Tak Punya Rencana Kurangi Emisi dari Perjalanan Bisnis

Kompas.com - 07/11/2024, 14:48 WIB
Monika Novena,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

Sumber Edie

KOMPAS.com - Penelitian baru Sustainability Acceleration Challenge mengungkap bahwa upaya untuk melakukan dekarbonisasi perjalanan bisnis oleh korporasi masih kurang meski komitmen iklim tingkat dari berbagi bisnis terus meningkat.

Studi tersebut menilai upaya keberlanjutan di 241 perusahaan yang secara kolektif menghabiskan lebih dari 14 miliar dollar AS untuk perjalanan bisnis setiap tahunnya.

Perusahaan-perusahaan tersebut kemudian dievaluasi pada skala 0 hingga 5, dengan 0 menunjukkan tidak ada tindakan iklim dan 5 menunjukkan praktik-praktik terbaik.

Mengutip Edie, Kamis (7/11/2024) menurut studi, skor keberlanjutan global secara keseluruhan di semua sektor industri berada di angka 1,3 dari 5.

Baca juga:

Hasil tersebut menunjukkan kesenjangan yang mencolok antara ambisi keberlanjutan dan praktik aktual.

Laporan juga menyoroti beberapa area penting lain di mana upaya keberlanjutan perusahaan masih belum berjalan dengan baik.

Misalnya, hanya 12 persen organisasi yang saat ini membeli sertifikat Bahan Bakar Penerbangan Berkelanjutan (SAF) untuk mengimbangi emisi, dengan pengeluaran rata-rata $400.000 per tahun.

Demikian pula, hanya 7 persen perusahaan yang telah menerapkan biaya karbon internal, sementara 14 persen telah menetapkan anggaran karbon untuk perjalanan.

Perusahaan juga menetapkan harga rata-rata karbon internal 50 dollar AS per ton CO2, jauh di bawah $75 per ton yang direkomendasikan oleh para ahli industri untuk memenuhi tujuan iklim 2030.

Selain itu, keterlibatan perusahaan dalam memilih pemasok yang sadar lingkungan masih lambat.

Hanya sepertiga organisasi yang saat ini mempertimbangkan kriteria iklim seperti target atau sertifikasi keberlanjutan saat memilih pemasok.

"Upaya serius sedang dilakukan untuk mengelola emisi perjalanan bisnis, tetapi tolok ukur global kami menunjukkan kebutuhan mendesak untuk percepatan signifikan dalam aksi iklim," ungkap Wakil presiden senior advokasi dan keberlanjutan Global Business Travel Association (GBTA), Delphine Millot.

Kesenjangan regional dan sektoral

Penelitian ini juga mencatat kesenjangan yang signifikan antara wilayah dan industri.

Program perjalanan Eropa dan global mendapat skor lebih tinggi dengan skor masing-masing 1,7 dan 1,6.

Sebaliknya, perusahaan Amerika Utara tertinggal di angka 1,0, sementara perusahaan Asia-Pasifik berada di posisi paling bawah dengan skor 0,7.

Ketika dipecah berdasarkan sektor, perusahaan keuangan, konsultasi, dan teknologi memimpin dengan skor masing-masing 2,0, 1,7, dan 1,5.

Di sisi lain, layanan manufaktur dan transportasi sedang berjuang, dengan skor 0,8 dan 1,2.

Ukuran perusahaan juga berperan. Organisasi yang lebih kecil dengan anggaran perjalanan tahunan kurang dari 5 juta dollar AS memperoleh skor rata-rata 0,8, sedangkan perusahaan yang lebih besar dengan pengeluaran perjalanan lebih dari 100 juta dollar AS memperoleh skor rata-rata 2,5.

Baca juga: Eropa Catat Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca 8,3 Persen pada 2023

Meskipun skor keseluruhannya rendah, beberapa area menunjukkan harapan. Konsep "perjalanan yang bertujuan" mulai populer, dengan 79 persen perusahaan meninjau kebutuhan perjalanan sebelum memesan.

Tren ini kemungkinan dipengaruhi oleh penghematan biaya dan ketersediaan opsi pertemuan virtual.

Harapan lain juga diperlihatkan karena perusahaan juga mulai melakukan pelacakan emisi di mana sebanyak 62 persen perusahaan memantau emisi perjalanan mereka, dan 14 persen tambahan berencana untuk memulai dalam tahun depan.

Lebih jauh lagi, pengungkapan emisi kepada publik, khususnya emisi rantai nilai Cakupan 3, menjadi lebih umum, dengan 49 persen perusahaan telah melaporkan dan 14 persen lainnya berencana untuk melakukannya.

Ada juga minat yang meningkat untuk membuat pilihan perjalanan yang berkelanjutan lebih mudah diakses.

Hampir 70 persen perusahaan telah mengintegrasikan pula fitur ke dalam platform pemesanan mereka yang mendorong opsi rendah emisi, seperti perjalanan kereta api dan kalkulator karbon.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

Demi Lingkungan, Koalisi Masyarakat Sipil Dorong Moratorium Sawit

Demi Lingkungan, Koalisi Masyarakat Sipil Dorong Moratorium Sawit

LSM/Figur
Bos Tambang Ramal Indonesia Jadi Produsen Nikel Terbesar di Dunia

Bos Tambang Ramal Indonesia Jadi Produsen Nikel Terbesar di Dunia

Swasta
UEFA Klaim Berhasil Pangkas Emisi Karbon Sepanjang Perhelatan EURO 2024

UEFA Klaim Berhasil Pangkas Emisi Karbon Sepanjang Perhelatan EURO 2024

LSM/Figur
Pakar: Solusi Berbasis Alam Jadi Cara Dukung Manajemen Air

Pakar: Solusi Berbasis Alam Jadi Cara Dukung Manajemen Air

LSM/Figur
Sebagian Besar Perusahaan Tak Punya Rencana Kurangi Emisi dari Perjalanan Bisnis

Sebagian Besar Perusahaan Tak Punya Rencana Kurangi Emisi dari Perjalanan Bisnis

Swasta
Kemenangan Trump dan Kekhawatiran Ilmuwan Iklim

Kemenangan Trump dan Kekhawatiran Ilmuwan Iklim

LSM/Figur
Menanti Hilirisasi Tanpa Polusi di Era Prabowo

Menanti Hilirisasi Tanpa Polusi di Era Prabowo

Pemerintah
Perluas Jangkauan WASH+, Coca-Cola Europacific Partners Indonesia Luncurkan 'Wawasan Nusantara'

Perluas Jangkauan WASH+, Coca-Cola Europacific Partners Indonesia Luncurkan "Wawasan Nusantara"

Swasta
Potensi Minyak Jelantah Hampir 1 Juta Kilo Liter, Bisa Jadi Biofuel

Potensi Minyak Jelantah Hampir 1 Juta Kilo Liter, Bisa Jadi Biofuel

LSM/Figur
Coca-Cola Luncurkan Wawasan Nusantara, Program Kelola Sampah dan Pertanian Masyarakat

Coca-Cola Luncurkan Wawasan Nusantara, Program Kelola Sampah dan Pertanian Masyarakat

Pemerintah
Sampah Plastik Bisa Dideteksi dari Luar Angkasa

Sampah Plastik Bisa Dideteksi dari Luar Angkasa

Pemerintah
Pemerintah Siapkan Skema Biaya Peminjaman Satwa Endemik ke Negara Lain

Pemerintah Siapkan Skema Biaya Peminjaman Satwa Endemik ke Negara Lain

Pemerintah
Indonesia Perlu Segera Tetapkan Peta Jalan Pensiunkan Dini PLTU Batu Bara

Indonesia Perlu Segera Tetapkan Peta Jalan Pensiunkan Dini PLTU Batu Bara

Pemerintah
Deloitte: Konsumen Hadapi Titik Jenuh Terhadap Isu Keberlanjutan

Deloitte: Konsumen Hadapi Titik Jenuh Terhadap Isu Keberlanjutan

Pemerintah
Pengurangan Produksi Daging Sapi di Negara Kaya Bantu Lawan Perubahan Iklim

Pengurangan Produksi Daging Sapi di Negara Kaya Bantu Lawan Perubahan Iklim

Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau