KOMPAS.com - Microsoft merevolusi konstruksi pusat datanya dengan menggunakan material yang tak terduga, yakni kayu laminasi silang (CLT) dan menggabungkannya dengan baja dan beton.
Metode inovatif itu diklaim menjanjikan pengurangan jejak karbon fasilitas pusat data hingga 35 persen dibandingkan dengan konstruksi baja konvensional.
Rahasia pengurangan jejak karbon ini terletak pada sifat unik CLT yang terbuat dari cemara dan pinus yang dipanen secara berkelanjutan.
Mengutip Sustainability News, Selasa (12/11/2024) kayu rekayasa itu kemudian dibuat dengan merekatkan tiga hingga sembilan lapisan kayu yang ditumpuk secara bergantian sehingga menjadi panel padat.
Baca juga:
Tidak seperti baja, yang dapat berubah bentuk pada suhu tinggi, CLT mengembangkan lapisan arang pelindung yang mempertahankan integritas struktural lebih lama.
CLT ini nantinya akan menggantikan sebagian besar beton tebal yang secara tradisional digunakan untuk lantai dan langit-langit.
Pusat data kayu ini hanya mewakili satu dari komponen dari strategi keberlanjutan yang komprehensif dari Microsoft.
Selain itu, perusahaan juga secara mendasar mengubah praktik konstruksinya melalui persyaratan kontrak baru dan menerapkan spesifikasi rendah karbon yang ketat untuk bahan dan peralatan.
Microsoft juga mengharuskan pemasok bervolume tinggi terpilih untuk menggunakan listrik bebas karbon 100 persen pada tahun 2030.
David Swanson, seorang insinyur struktur yang mengerjakan desain pusat data Microsoft, mencatat meski CLT saat ini memiliki premi 5-10 persen lebih tinggi daripada bahan tradisional untuk rumah keluarga tunggal, CLT menghemat biaya untuk proyek-proyek besar.
Hal tersebut lantaran berkurangnya waktu konstruksi dan kebutuhan tenaga kerja. Bahan CLT diketahui dibuat di luar lokasi dan dapat dipasang lebih cepat dan aman daripada struktur baja konvensional.
Microsoft sendiri mendukung berbagai teknologi konstruksi berkelanjutan melalui Dana Inovasi Iklim senilai 1 miliar dollar AS.
Dana tersebut berfokus pada inovasi yang dapat diadopsi secara umum pada tahun 2030.
Baca juga:
Microsoft telah mencapai pengurangan emisi langsung sebesar 6,3 persen selama tiga tahun. Namun perusahaan menghadapi tantangan yang makin besar dengan emisi tidak langsung yang telah meningkat sebesar 30,9 persen karena perluasan pusat data.
Jim Hanna, yang memimpin keberlanjutan untuk tim teknik pusat data Microsoft, mengakui kompleksitasnya.
"Kita harus menjadi pemikir sistem di seluruh rantai nilai material yang masuk ke pusat data serta peralatan yang memasok pusat data kita. Itulah yang membuatnya sulit tetapi tentu saja bukan tidak mungkin," katanya.
Meskipun inovatif, inisiatif pusat data kayu hanya merupakan satu langkah dalam mengatasi tantangan yang lebih luas dari infrastruktur digital yang berkelanjutan.
Keberhasilan inisiatif ini pada akhirnya tidak hanya bergantung pada kelayakan teknis material baru tetapi juga pada kemampuan Microsoft untuk meningkatkan solusi ini di seluruh jaringannya yang berkembang pesat.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya