Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Ada Negara Kebal Kekeringan, Perlu Antisipasi hingga Adaptasi

Kompas.com - 26/11/2024, 11:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Degradasi lahan memicu kekeringan hingga perubahan iklim. Sehingga diperlukan upaya perlindungan,pemulihan, dan pengelolaan lahan secara berkelanjutan.

Ilmuwan senior dari National Oceanic and Atmospheric Administration  AS atau National Oceanic and Atmospheric Administration (NOOA) Roger Pulwarty mengatakan, perencanaan dan desain lahan berkelanjutan menawarkan manfaat ekonomi terbesar untuk pengurangan risiko bencana.

"Dibandingkan dengan langkah-langkah yang difokuskan pada relokasi, mitigasi, dan perbaikan, seperti penguatan struktur yang ada," kata Pulwarty.

Baca juga: Nyaris 3 Bulan Tak Hujan, 3 Provinsi Ini Mulai Kekeringan

Di samping itu, pemulihan lahan dan penerapan solusi berbasis alam juga menawarkan jalan keluar bagi kekeringa dan banjir menurut The Nature Conservancy, Global Water Partnership, dan Program Lingkungan PBB (UNEP).

Di sisi lain, investasi dalam solusi berbasis alam hanya berkontribusi 3 persen dari hampir 7 triliun dollar AS yang disuntikkan setiap tahun dalam berbagai kegiatan yang berdampak negatif terhadap alam secara langsung.

Sehingga, aliran keuangan dan insentif yang merusak perlu dialihkan ke penerapan solusi berbasis alam.

Baca juga: Danau Tertua di Eropa Terancam Kekeringan

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau