Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kereta Cepat Tenaga Surya California Bakal Jadi yang Pertama di Dunia

Kompas.com - 13/07/2023, 08:00 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

KOMPAS.com - Jika kelak rampung, kereta berkecepatan tinggi yang tengah dibangun California High Speed Rail Authority ini bakal jadi kereta cepat bertenaga surya pertama di dunia.

Namun, sebelum itu terjadi, proyek jumbo yang disebut Elon Musk sebagai kereta peluru ini harus mengalami jalan terjal berliku. 

Betapa tidak? Sama seperti halnya Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) di Indonesia, kereta cepat California ini juga mengalami pembengkakan investasi, setelah 15 skema pendanaan disetujui.

Awalnya, skema ini didukung oleh pasangan Obama-Biden, dengan persetujuan harga proyek senilai 33 miliar dollar AS atau ekuivalen Rp 494 triliun dengan target pembangunan tuntas pada 2020.

Baca juga: Akankah Bandara Bertenaga Surya Lepas Landas?

Namun, target itu meleset jauh. Dan kini, biaya pembangunan membengkak menjadi 128 miliar dollar AS atau setara Rp 1.913 triliun!

Mengenai ganjalan pendanaan ini, CEO California High-Speed Rail Authority Brian Kelly mengakui, ada kesenjangan pendanaan sejak proyek dimulai.

"Yang saya tahu adalah ini; semakin awal kami membangunnya, semakin murah harganya," cetus Brian.

Penundaan dan melonjaknya biaya proyek tersebut, sebagian disebabkan oleh izin lingkungan untuk membangun rel yang melintasi bermil-mil tanah pribadi.

Negosiasi pembayaran dengan pemilik lahan dan otoritas lokal berlangsung alot. Meski demikian, otoritas ingin  memastikan bahwa proyek memenuhi standar lingkungan. Dari penanganan masalah perizinan dan standar lingkungan ini saja, biaya yang dibutuhkan sebesar 1,3 miliar dolar AS.

Baca juga: Pasang Panel Surya di Rumah, Kenali Kelebihan dan Kekurangannya

Alhasil, kereta berkecepatan tinggi yang menghubungkan 1.287,5 kilometer negara bagian ini menjadi olok-olok Elon Musk, dengan menyebutnya sebagai kereta peluru yang merupakan salah satu yang termahal per mil dan salah satu yang paling lambat di dunia.

Lepas dari itu, kereta cepat California akan menjadi awal dari sistem transportasi baru revolusioner AS. Dan menariknya, kisah kereta cepat California ini tak melulu tentang pembengkakan biaya, namun juga inovasi yang menyertainya, yakni sepenuhnya ditenagai energi terbarukan matahari.

Pertanyaan yang muncul kemudian adalah, berapa banyak daya yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan kereta cepat ini?

Untuk menyalakan kereta raksasa ini, diperlukan energi 44 megawatt, yang secara teoritis dihasilkan oleh 552 hektar panel surya. Sementara baterai on board bertujuan untuk menyimpan daya 62 megawatt.

Sebagian besar energi ini akan digunakan hanya untuk menggerakkan kereta, yang diperkirakan mencapai kecepatan tertinggi sekitar 354 kilometer per jam.

Baca juga: Potensi Energi Surya Jateng Melimpah Ruah, Pertumbuhan Investasi Perlu Digenjot

Sedangkan sebagian lainnya diperlukan untuk membantu kereta dalam mengatasi iklim California yang intens dan terus bergerak jika utilitas lokal gagal.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

AI Bisa Prediksi Kemungkinan Migrasi yang Disebabkan Iklim

AI Bisa Prediksi Kemungkinan Migrasi yang Disebabkan Iklim

LSM/Figur
Kesenjangan Gender di Sektor Pendidikan STEM Masih Tinggi

Kesenjangan Gender di Sektor Pendidikan STEM Masih Tinggi

Pemerintah
Kasus “Greenwashing” Turun untuk Pertama Kalinya dalam 6 Tahun

Kasus “Greenwashing” Turun untuk Pertama Kalinya dalam 6 Tahun

Swasta
Di Masa Depan, Peluang Pekerjaan Berbasis Kelestarian Lingkungan Sangat Besar

Di Masa Depan, Peluang Pekerjaan Berbasis Kelestarian Lingkungan Sangat Besar

LSM/Figur
Bumi Makin Banyak Tunjukkan Tanda-Tanda Krisis Iklim

Bumi Makin Banyak Tunjukkan Tanda-Tanda Krisis Iklim

Pemerintah
Proyek Pompa Hidram MMSGI di Kolam Pascatambang Jadi Sumber Air Bersih untuk Warga

Proyek Pompa Hidram MMSGI di Kolam Pascatambang Jadi Sumber Air Bersih untuk Warga

Swasta
IESR: Transisi Energi Jadi Kunci Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen

IESR: Transisi Energi Jadi Kunci Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen

LSM/Figur
Ekonomi Restoratif Dinilai Paling Tepat untuk Indonesia, Mengapa?

Ekonomi Restoratif Dinilai Paling Tepat untuk Indonesia, Mengapa?

LSM/Figur
Populasi Satwa Liar Global Turun Rata-rata 73 Persen dalam 50 Tahun

Populasi Satwa Liar Global Turun Rata-rata 73 Persen dalam 50 Tahun

LSM/Figur
Logam Berat di Lautan Jadi Lebih Beracun akibat Perubahan Iklim

Logam Berat di Lautan Jadi Lebih Beracun akibat Perubahan Iklim

Pemerintah
Tak Hanya Tekan Abrasi, Mangrove juga Turut Dorong Perputaran Ekonomi Masyarakat

Tak Hanya Tekan Abrasi, Mangrove juga Turut Dorong Perputaran Ekonomi Masyarakat

LSM/Figur
Konsumsi Daging Berkontribusi terhadap Kerusakan Lingkungan, Kok Bisa?

Konsumsi Daging Berkontribusi terhadap Kerusakan Lingkungan, Kok Bisa?

Pemerintah
Selenggarakan CSR Berkelanjutan, PT GNI Dapat Penghargaan di PKM CSR Award 2024

Selenggarakan CSR Berkelanjutan, PT GNI Dapat Penghargaan di PKM CSR Award 2024

Swasta
Kisah Warga Desa Mayangan yang Terancam Abrasi dan Inisiatif Kompas.com Tanam Mangrove

Kisah Warga Desa Mayangan yang Terancam Abrasi dan Inisiatif Kompas.com Tanam Mangrove

LSM/Figur
Langkah Hijau Kompas.com, Penanaman Mangrove untuk Selamatkan Pesisir Subang

Langkah Hijau Kompas.com, Penanaman Mangrove untuk Selamatkan Pesisir Subang

Swasta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau