Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dunia Perlu 532.000 Teknisi Turbin Angin pada 2028

Kompas.com, 1 Desember 2024, 10:00 WIB
Monika Novena,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

Sumber renews

KOMPAS.com - Laporan Global Wind Energy Council (GWEC) mengungkapkan dunia memerlukan lebih dari setengah juta teknisi turbin angin baru pada tahun 2028 untuk memenuhi permintaan karena meningkatnya penggunaan turbin angin lepas pantai dan darat.

GWEC menyebut sekitar 532.000 posisi teknisi turbin angin perlu diisi oleh pendatang baru.

Laporan pun menyoroti perlunya rantai pasokan yang tangguh dari personel terampil untuk membangun dan memelihara turbin angin.

Dikutip dari Renews, Sabtu (30/11/2024) untuk memenuhi ambisi global dan memastikan energi angin memainkan peran yang diperlukan untuk target nol bersih dan energi terbarukan, sangat penting bagi pemerintah dan industri untuk bekerja keras menambah tenaga kerja.

Baca juga:

Laporan tersebut juga merinci beberapa langkah yang dapat diambil oleh para pembuat kebijakan untuk membantu memenuhi kebutuhan tenaga kerja jangka menengah hingga panjang.

Pertama adalah menetapkan target kepegawaian sebagai bagian dari kebijakan energi nasional untuk mendukung ambisi pemanfaatan energi angin atau energi terbarukan.

Kedua, memperkenalkan kursus pendidikan berdasarkan sains, teknologi, teknik, dan matematika (STEM) untuk mempersiapkan siswa menjadi tenaga kerja di bidang angin tingkat pemula.

Ketiga, investasi dan program pendanaan untuk pelatihan staf, pemagangan, dan peningkatan keterampilan.

Hal itu digunakan untuk membekali pekerja dengan keterampilan yang dibutuhkan untuk pekerjaan di bidang angin dan energi terbarukan, khususnya angin lepas pantai.

Langkah-langkah lainnya termasuk mempromosikan kebijakan industri yang mendorong pertumbuhan industri di bidang angin melalui pekerjaan lokal sebanyak mungkin dan memfasilitasi jalur pelatihan ulang yang disesuaikan untuk mempromosikan transfer dan peningkatan keterampilan pekerja dari industri intensif karbon ke pekerjaan industri angin.

Ini termasuk mempromosikan keberagaman, kesetaraan, dan inklusi untuk mengatasi kekurangan keterampilan dengan meningkatkan daya tarik dan retensi pekerja ke industri juga disarankan.

Baca juga:

"Seiring sektor energi angin global terus tumbuh sangat penting bahwa tenaga kerja di bidang yang sedang tumbuh ini dilengkapi dengan pelatihan dan alat yang tepat untuk memenuhi permintaan yang meningkat," ungkap Kepala eksekutif GWEC Ben Backwell.

“Penerapan harus dipercepat untuk memenuhi target nol bersih dan target energi terbarukan global, yang berarti sangat penting bagi pemerintah dan industri untuk bekerja sama membangun tenaga kerja yang siap bekerja baik itu di turbin angin darat dan lepas pantai," katanya lagi.

Lebih lanjut Backwell mengatakan langkah-langkah yang diuraikan dalam laporan bisa memberikan panduan yang dapat membantu mengubah ambisi dalam hal energi terbarukan menjadi nyata.

"Membangun tenaga kerja yang kuat yang mampu mendukung industri yang ditingkatkan skalanya adalah kunci untuk memenuhi potensi tersebut,” pungkas Backwell.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Harapan Baru, Peneliti Temukan Cara Hutan Tropis Beradaptasi dengan Iklim
Harapan Baru, Peneliti Temukan Cara Hutan Tropis Beradaptasi dengan Iklim
Pemerintah
Jutaan Hektare Lahan Sawit di Sumatera Berada di Wilayah yang Tak Layak untuk Monokultur
Jutaan Hektare Lahan Sawit di Sumatera Berada di Wilayah yang Tak Layak untuk Monokultur
LSM/Figur
Industri Olahraga Global Bisa Jadi Penggerak Konservasi Satwa Liar
Industri Olahraga Global Bisa Jadi Penggerak Konservasi Satwa Liar
Swasta
FAO: Perluasan Lahan Pertanian Tidak Lagi Memungkinkan
FAO: Perluasan Lahan Pertanian Tidak Lagi Memungkinkan
Pemerintah
Banjir Sumatera Disebabkan Kerusakan Hutan, Anggota DPR Ini Minta HGU Ditiadakan
Banjir Sumatera Disebabkan Kerusakan Hutan, Anggota DPR Ini Minta HGU Ditiadakan
Pemerintah
Pupuk Indonesia: Jangan Pertentangkan antara Pupuk Organik dan Kimia
Pupuk Indonesia: Jangan Pertentangkan antara Pupuk Organik dan Kimia
BUMN
PLN Kelebihan Pasokan, Proyek WtE Dikhawatirkan Hanya Bakar Uang
PLN Kelebihan Pasokan, Proyek WtE Dikhawatirkan Hanya Bakar Uang
LSM/Figur
Ekonomi Hijau Diprediksi Capai 7 Triliun Dolar AS per Tahun pada 2030
Ekonomi Hijau Diprediksi Capai 7 Triliun Dolar AS per Tahun pada 2030
Pemerintah
Skema Return dan Reuse Disebut Bisa Kurangi Polusi Plastik dalam 15 Tahun
Skema Return dan Reuse Disebut Bisa Kurangi Polusi Plastik dalam 15 Tahun
Pemerintah
Ketika Anak-anak Muda Mulai Berinisiatif untuk Lestarikan Lingkungan...
Ketika Anak-anak Muda Mulai Berinisiatif untuk Lestarikan Lingkungan...
LSM/Figur
Refleksi Filsafat Ekologis, Tempat Keramat dan Etika Lingkungan
Refleksi Filsafat Ekologis, Tempat Keramat dan Etika Lingkungan
Pemerintah
RI Sulit Capai Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen Jika Andalkan Sektor Pertanian
RI Sulit Capai Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen Jika Andalkan Sektor Pertanian
LSM/Figur
DAMRI Jalankan 286 Bus Listrik, Potensi Kurangi 72.000 Ton Emisi per Tahun
DAMRI Jalankan 286 Bus Listrik, Potensi Kurangi 72.000 Ton Emisi per Tahun
BUMN
Miangas hingga Wamena, FiberStar Genjot Akselerasi Digital di Wilayah 3T
Miangas hingga Wamena, FiberStar Genjot Akselerasi Digital di Wilayah 3T
Swasta
Pelaku Bisnis Luncurkan Program Sertifikasi Produksi Kaca Rendah Karbon
Pelaku Bisnis Luncurkan Program Sertifikasi Produksi Kaca Rendah Karbon
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau