"Meskipun kemampuan perbaikan sangat penting, hal itu hanya merupakan satu bagian dari solusi. Dalam beberapa tahun mendatang, vendor perlu fokus pada pengurangan dampak siklus hidup produk dan layanan, sambil memprioritaskan pengurangan konsumsi," kata Jacques.
Solusi berbasis alam atau nature-based solutions (NbS) akan semakin menonjol pada 2025. Berbagai perusahaan akan meningkatkan investasi dalam proyek restorasi dan konservasi ekosistem.
Investasi tahunan dalam NbS diproyeksikan mencapai 384 miliar dollar AS pada 2025, meningkat lebih dari dua kali lipat daripada saat ini yakni 154 miliar dollar AS.
Lonjakan ini didorong oleh kebutuhan mendesak untuk mengatasi perubahan iklim, hilangnya keanekaragaman hayati, dan degradasi lahan.
Keterlibatan sektor swasta diperkirakan akan meningkat drastis selama beberapa tahun mendatang.
Baca juga: Perusahaan di Asia Pasifik Belum Siap untuk Pelaporan Keberlanjutan Skala Penuh
Investasi dalam energi terbarukan akan melonjak pada 2025. Salah satu faktornya adalah biaya dari energi terbarukan yang terus menurun.
Selain itu, perusahaan yang berkomitmen pada tujuan energi terbarukan 100 persen akan semakin banyak.
Di samping itu, perusahaan juga memperhatikan efisiensi energi, transisi, dan teknologi rendah emisi.
Co-Founder & CEO Optera Tim Weiss mengatakan, dalam dekade berikutnya, dunia akan menyaksikan penurunan nilai aset bahan bakar fosil.
Dia menambahkan, aset bahan bakar fosil akan disesuaikan untuk mendukung teknologi rendah karbon seperti bahan bakar terbarukan atau penangkapan dan penyimpanan karbon jika memungkinkan.
"Aset yang tidak dapat disesuaikan dengan cara ini akan mengalami penurunan nilai yang stabil selama dekade mendatang," paparnya.
Di satu sisi, permintaan akan energi terbarukan akan melampaui pasokan karena perusahaan berlomba-lomba untuk memenuhi target nol emisi bersih tahun 2030.
"Mereka yang tidak mengamankan sumber daya terbarukan sejak dini akan menghadapi biaya yang meroket yang dapat menggagalkan komitmen iklim dan perencanaan keuangan mereka. Perusahaan yang mulai beralih dari bahan bakar fosil ke energi terbarukan sekarang akan menjadi perusahaan yang bertahan dalam jangka panjang," tuturnya.
Baca juga: IBM: India Memimpin dalam Keberlanjutan Berbasis Akal Imitasi
Kecerdasan buatan atau akal imitasi atau artificial intelligence (AI) telah mengalami peningkatan luar biasa pada 2024.
Tak cukup sampai situ, AI akan semakin populer hingga 2025 untuk optimalisasi upaya keberlanjutan di seluruh operasi dan rantai pasokan.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya