Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com, 30 Desember 2024, 15:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

KOMPAS.com - Ada kesenjangan yang cukup lebar mengenai isu transisi energi di media massa dan audiens secara umum sepanjang 2024.

Temuan tersebut mengemuka dalam studi terbaru Yayasan Indonesia Cerah berjudul Kaleidoskop Isu Energi dan Iklim di Media Digital Tahun 2024.

Dalam studi tersebut, sebagian besar narasi tentang transisi energi dan iklim yang dimunculkan oleh media massa berfokus pada tokoh tingkat tinggi.

Baca juga: Transisi Energi Selalu Disuarakan, tapi Perusahaan Terus Bor Minyak dan Gas

Contohnya adalah Presiden RI ke-7 Joko Widodo dan Pasangan Presiden-Wakil Presiden Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.

Selain itu, media massa juga mengulas isu tinggi seperti berbagai kebijakan dari pemerintah seperti peraturan presiden (prepres) atau peraturan menteri (permen).

Dalam temuan Yayasan Indonesia Cerah, sebagian besar narasi yang dibawa media massa berfokus pada kebijakan, figur, dan peristiwa makro yang kadang sulit dimengerti audiens awam.

Di sisi lain, pencarian audiens justru berfokus pada informasi mikro yang praktis, relevan secara lokal, dan sederhana.

Baca juga: Ini Pentingnya Jaringan Listrik Pintar untuk Transisi Energi Menurut Kementerian ESDM

Apa yang dicari audiens juga berkutat pada informasi dasar seperti definisi, dampak, implementasi energi terbarukan, dan teknis aplikasi energi terbarukan.

Sebagai contoh, kata kunci pencarian untuk "energi terbarukan" adalah seperti "contoh energi terbarukan", "energi terbarukan di Indonesia", dan " "potensi energi terbarukan di Indonesia".

Sedangkan kata kunci "krisis iklim" yang banyak dicari adalah "apa itu krisis iklim", "penyebab krisis iklim", dan "dampak krisis iklim".

Pemicu spesifik

Di media sosial (medsos), tempat berkumpulnya para audiens di dunia maya, perbincangan tentang isu transisi energi, sebagian besar dimulai oleh pemicu spesifik.

Contohnya saat debat calon presiden yang memunculkan berbagai istilah yang memantik rasa ingin tahu audiens.

Baca juga: Green Jobs Jadi Kunci Transisi Energi di Indonesia

Contoh pemicu spesifik lainnya adalah rekor suhu tertinggi di Makassar atau intimidasi terhadap aksi Global Climate Strike di Jakarta.

Dengan demikian, ada banyak narasi transisi energi yang dibawa oleh media massa namun tidak beresonansi di medsos.

"Hal ini mengindikasikan audiens medsos belum menganggap berita seputar kebijakan-kebijakan tersebut relevan bagi kehidupan mereka," tulis tim peneliti dalam studi tersebut.

Kendati demikian, tetap ada kelindan dalam beberapa topik. Contohnya kebijakan seputar tambang untuk organisasi masyarakat (ormas) yang mendapat perhatian serius oleh audiens di medsos, terutama di X (dulu Twitter).

Baca juga: Transisi Energi, Kerjasama Teknologi dengan China dan UAE Perlu

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
AGII Dorong Implementasi Standar Keselamatan di Industri Gas
AGII Dorong Implementasi Standar Keselamatan di Industri Gas
LSM/Figur
Tak Niat Atasi Krisis Iklim, Pemerintah Bahas Perdagangan Karbon untuk Cari Cuan
Tak Niat Atasi Krisis Iklim, Pemerintah Bahas Perdagangan Karbon untuk Cari Cuan
Pemerintah
Dorong Gaya Hidup Berkelanjutan, Blibli Tiket Action Gelar 'Langkah Membumi Ecoground 2025'
Dorong Gaya Hidup Berkelanjutan, Blibli Tiket Action Gelar "Langkah Membumi Ecoground 2025"
Swasta
PGE Manfaatkan Panas Bumi untuk Keringkan Kopi hingga Budi Daya Ikan di Gunung
PGE Manfaatkan Panas Bumi untuk Keringkan Kopi hingga Budi Daya Ikan di Gunung
BUMN
PBB Ungkap 2025 Jadi Salah Satu dari Tiga Tahun Terpanas Global
PBB Ungkap 2025 Jadi Salah Satu dari Tiga Tahun Terpanas Global
Pemerintah
Celios: RI Harus Tuntut Utang Pendanaan Iklim Dalam COP30 ke Negara Maju
Celios: RI Harus Tuntut Utang Pendanaan Iklim Dalam COP30 ke Negara Maju
LSM/Figur
Kapasitas Tanah Serap Karbon Turun Drastis di 2024
Kapasitas Tanah Serap Karbon Turun Drastis di 2024
Pemerintah
TFFF Resmi Diluncurkan di COP30, Bisakah Lindungi Hutan Tropis Dunia?
TFFF Resmi Diluncurkan di COP30, Bisakah Lindungi Hutan Tropis Dunia?
Pemerintah
COP30: Target Iklim 1,5 Derajat C yang Tak Tercapai adalah Kegagalan Moral
COP30: Target Iklim 1,5 Derajat C yang Tak Tercapai adalah Kegagalan Moral
Pemerintah
Trend Asia Nilai PLTSa Bukan EBT, Bukan Opsi Tepat Transisi Energi
Trend Asia Nilai PLTSa Bukan EBT, Bukan Opsi Tepat Transisi Energi
LSM/Figur
4.000 Hektare Lahan di TN Kerinci Seblat Dirambah, Sebagiannya untuk Sawit
4.000 Hektare Lahan di TN Kerinci Seblat Dirambah, Sebagiannya untuk Sawit
Pemerintah
Muara Laboh Diperluas, Australia Suntik Rp 240 Miliar untuk Geothermal
Muara Laboh Diperluas, Australia Suntik Rp 240 Miliar untuk Geothermal
Pemerintah
Bisa Suplai Listrik Stabil, Panas Bumi Lebih Tahan Krisis Iklim Ketimbang EBT Lain
Bisa Suplai Listrik Stabil, Panas Bumi Lebih Tahan Krisis Iklim Ketimbang EBT Lain
Swasta
BCA Ajak Penenun Kain Gunakan Pewarna Alami untuk Bidik Pasar Ekspor
BCA Ajak Penenun Kain Gunakan Pewarna Alami untuk Bidik Pasar Ekspor
Swasta
Investasi Energi Terbarukan Capai Rp 21,64 Triliun, REC Dinilai Bisa Percepat Balik Modal
Investasi Energi Terbarukan Capai Rp 21,64 Triliun, REC Dinilai Bisa Percepat Balik Modal
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau