Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Timbulan Sampah Diprediksi 55.000 Ton Selama Nataru

Kompas.com - 31/12/2024, 15:30 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

KOMPAS.com - Timbulan sampah selama liburan Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 (Nataru) selama dua pekan ini diperkirakan mencapai 55.000 ton.

Hal tersebut disampaikan Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq dalam program Bincang Kita di KompasTV, Jumat (27/12/2024).

Hanif berujar, perkiraan tersebut dihitung berdasarkan pergerakan penduduk serta potensi timbulan sampah per orangnya.

Baca juga: Antisipasi Lonjakan Sampah Tahun Baru, Pemprov DKI Siapkan 3.900 Petugas Kebersihan

Menurut data Kementerian Perhubungan, pergerakan penduduk selama Natau ini diperkirakan hampir 110 juta jiwa di seluruh Indonesia.

Sementara itu menurut Kementerian Lingkungan Hidup, 1 orang akan menimbulkan sampah sekitar 0,05-0,1 kilogram (kg).

"Sehingga kalau kita hitung dengan 110 juta jiwa selama dua pekan, katakan begitu, dengan angka konversi sekitar itu, maka terdapat timbunan sampah selama Nataru itu tidak kurang dari 55 ribu ton," kata Hanif. 

Hanif berujar, sampai saat ini masyarakat Indonesia masih cenderung menggunakan kemasan sekali pakai yang langsung buang.

Baca juga: Volume Limbah Meningkat, Pengelola Rest Area Tol Perlu Pilah Sampah

Kondisi tersebut dapai memperbesar jumlah sampah yang dihasilkan. 

Padahal, menurut Hanif, kondisi persampahan dapat menjadi cermin bagaimana peradaban suatu negara. 

Ia menceritakan, ketika berkunjung ke negara maju, biasanya negara tersebut bersih karena pengelolaan sampahnya baik. Sebaliknya, ketika berkunjung ke negara yang belum maju, banyak sampah timbul di mana-mana. 

Hanif mengimbau kepada para pemangku kepentingan dan masyarakat untuk bersama-sama mengelola sampah yang ditimbulkan masing-masing, terutama selama Nataru. 

Baca juga: Penginderaan Jauh Bantu Pantau Sampah Plastik di Sungai dan Danau

Di satu sisi, langkah membuang sampah pada tempatnya sudah tidak relevan lagi dilakukan sekarang.

Menurutnya, upaya yang paling tepat untuk menangani sampah adalah pemilahan dari hulu.

"Karena sampah yang timbul tiap hari luar biasa, maka yang harus kita lakukan, kelola sampah sampai selesai yang kita timbulkan dari kita masing-masing," imbuhnya. 

Baca juga: Pikirkan Penggunaan Label Digital untuk Kurangi Sampah Makanan

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau