Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tumpahan Minyak Kapal Rusia di Laut Hitam Jadi Bencana Lingkungan

Kompas.com - 03/01/2025, 13:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

KOMPAS.com - Tumpahan minyak dari dua kapal tanker Rusia yang diterpa badai di Selat Kerch, Laut Hitam, dekat Crimea, menyebabkan kerusakan lingkungan yang parah.

Diberitakan Kompas.com sebelumnya, badai yang kuat pada 15 Desember 2024 menghancurkan dua kapal. Salah satu kapal tenggelam sedangkan satunya rusak parah lalu kandas.

Hingga kini, ribuan orang berupaya menangani tumpahan minyak yang tumpah dari insiden tersebut.

Baca juga: Transisi Energi Selalu Disuarakan, tapi Perusahaan Terus Bor Minyak dan Gas

Pada Rabu (1/1/2025) lebih dari 10.000 orang berupaya keras menyelamatkan satwa liar dan membuang sejumlah besar pasir yang tercemari minyak.

Pekan lalu, otoritas di wilayah Krasnodar, Rusia, mengumumkan keadaan darurat di seluruh wilayah karena minyak yang terus terdampar di garis pantai.

Deklarasi itu muncul beberapa hari setelah Presiden Rusia Vladimir Putin menyebut tumpahan minyak itu sebagai bencana ekologis.

Pada Rabu, pejabat Krasnodar mengatakan minyak terus muncul ke permukaan di pantai Anapa, sebagaimana dilansir AP, Kamis (2/1/2025).

Baca juga: Dukung Sustainability, Pertamina Patra Pasang PLTS hingga Olah Minyak Jelantah

Pada hari yang sama, Kementerian Kegawatdaruratan Rusia melaporkan, lebih dari 71.000 ton pasir dan tanah yang terkontaminasi telah disingkirkan di sepanjang garis pantai sepanjang 56 kilometer sejak tumpahan awal.

Beberapa dari mereka yang ikut menangani tumpahan minyak tersebut mengaku mengalami sakit kepala, mual, dan muntah setelah menghabiskan waktu berjam-jam menghirup asap beracun.

Mereka juga mengeluhkan peralatan dan tindakan perlindungan yang tidak memadai serta dampak tumpahan minyak yang berdampak luas.

Foto-foto yang beredar di media sosial dan saluran berita lokal menunjukkan burung laut yang terlapisi minyak hitam.

Baca juga: Peneliti BRIN Kembangkan Bahan Bakar Pesawat Berbahan Minyak Kelapa

Tumpahan minyak tersebut mungkin telah menewaskan lebih dari 20 lumba-lumba. Pengujian masih dilakukan untuk memastikan penyebab kematian.

Dilansir dari Reuters, tumpahan minyak tersebut juga menyebabkan kematian ikan pesut hingga burung laut.

Minyak berat

Kementerian Transportasi Rusia menyebutkan, bahan bakar yang tumpah tersebut merupakan minyak berat jenis M100 yang membeku pada suhu 25 derajat celsius.

Kementerian tersebut menuturkan, minyak jenis tersebut tidak mengapung ke permukaan air, namun tenggelam ke dasar atau tersuspensi di kolom air.

Baca juga: 5 Perusahaan Minyak Dituding Hasilkan Plastik 1.000 Kali Lebih Banyak, Benarkah?

"Tidak ada teknologi yang terbukti di dunia untuk menghilangkannya dari kolom air. Oleh karena itu, metode utamanya adalah pengumpulan dari garis pantai," kata kementerian tersebut, sebagaimana dilansir Reuters.

Dilansir dari Turkiye Today, tumpahan minyak dari kejadian tersebut diperkirakan mencapai 2.400 ton.

Dua kapal tersebut masing-masing bernama Volgoneft-212 dan Volgoneft-239 yang dimiliki oleh Rusia.

Tumpahan minyak tersebut merusak garis pantai wilayah Temryukskiy dan Anapa di Rusia selatan, tempat satwa liar terdampak.

Baca juga: COP29: Presiden Azerbaijan Sebut Barat Munafik karena Beli Minyak dan Gas

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau