Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kelapa Sawit dan Deforestasi: Menjaga Kemajuan di Tengah Ancaman Baru

Kompas.com, 6 Januari 2025, 08:55 WIB
Yunanto Wiji Utomo

Penulis

Terlepas dari kemajuan tersebut, beberapa tren dan tantangan yang mengkhawatirkan menuntut perhatian segera:

1. Retorika yang Meremehkan Deforestasi

Pernyataan yang meremehkan deforestasi, seperti yang dibuat oleh tokoh publik, berisiko memicu kembali pembukaan hutan.

Menyamakan perkebunan kelapa sawit dengan hutan alam menunjukkan kesalahpahaman yang parah.

Hutan adalah ekosistem kompleks yang kaya akan keanekaragaman hayati, sementara perkebunan kelapa sawit adalah monokultur yang rentan secara ekologis dan tidak dapat menyamai fungsi hutan alam.

Seperti yang dijelaskan Wong Ee Lynn kepada Malaysia Kini, “Perkebunan merupakan ancaman langsung bagi hutan.” Dia lebih lanjut menguraikan perbedaan ekologis, dengan menyatakan bahwa “ekosistem hutan yang beragam menyediakan keseimbangan alami untuk menjaga kesehatan tanah dan tanaman.”

2. Potensi Peningkatan Deforestasi di Tingkat Global

Ancaman deforestasi tidak terbatas di Indonesia. Negara-negara seperti Brasil dan Kongo juga menghadapi tekanan untuk membuka lahan hutan untuk tujuan ekonomi, termasuk produksi minyak nabati lainnya seperti kedelai dan kelapa sawit. Ini menggarisbawahi bahwa deforestasi adalah masalah global yang membutuhkan kerja sama internasional.

3. Intensifikasi vs. Ekspansi

Beberapa pihak menganjurkan intensifikasi perkebunan kelapa sawit yang sudah ada, terutama yang dimiliki oleh petani kecil, daripada membuka lahan baru. Intensifikasi dapat dicapai melalui penanaman kembali dengan varietas yang menghasilkan lebih tinggi, penyediaan pupuk ramah lingkungan, dan penerapan program peningkatan produktivitas lainnya.

Irfan Bakhtiar, Direktur Transformasi WWF Indonesia, menekankan pentingnya “intensifikasi perkebunan kelapa sawit, terutama perkebunan rakyat,” menganjurkan “peningkatan produktivitas melalui peremajaan kelapa sawit rakyat, penyediaan pupuk ramah lingkungan dan terjangkau harganya, dan program intensifikasi lainnya.”

4. Keterlibatan Masyarakat dan Agroforestri

Melibatkan masyarakat lokal, termasuk masyarakat adat, dalam pengelolaan kelapa sawit sangat penting. Mengadopsi pendekatan agroforestri, yang mengintegrasikan kelapa sawit dengan tanaman bernilai ekonomi lainnya, juga dapat menawarkan solusi yang lebih berkelanjutan.

Baca juga: Kalau Lebih Berkelanjutan, Sawit Indonesia Bisa Jadi Contoh Dunia

Mengapa Deforestasi Tetap Menjadi Masalah Penting

Bahkan dengan berkurangnya deforestasi yang terkait dengan kelapa sawit, deforestasi tetap menjadi masalah lingkungan yang serius karena beberapa alasan:

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Lebih dari Sekadar Musikal, Jemari Hidupkan Harapan Baru bagi Komunitas Tuli pada Hari Disabilitas Internasional
Lebih dari Sekadar Musikal, Jemari Hidupkan Harapan Baru bagi Komunitas Tuli pada Hari Disabilitas Internasional
LSM/Figur
Material Berkelanjutan Bakal Diterapkan di Hunian Bersubsidi
Material Berkelanjutan Bakal Diterapkan di Hunian Bersubsidi
Pemerintah
Banjir Sumatera: Alarm Keras Tata Ruang yang Diabaikan
Banjir Sumatera: Alarm Keras Tata Ruang yang Diabaikan
Pemerintah
Banjir Sumatera, Penyelidikan Hulu DAS Tapanuli Soroti 12 Subyek Hukum
Banjir Sumatera, Penyelidikan Hulu DAS Tapanuli Soroti 12 Subyek Hukum
Pemerintah
Banjir Sumatera, KLH Setop Operasional 3 Perusahaan untuk Sementara
Banjir Sumatera, KLH Setop Operasional 3 Perusahaan untuk Sementara
Pemerintah
Berkomitmen Sejahterakan Umat, BSI Maslahat Raih 2 Penghargaan Zakat Award 2025
Berkomitmen Sejahterakan Umat, BSI Maslahat Raih 2 Penghargaan Zakat Award 2025
BUMN
Veronica Tan Bongkar Penyebab Pekerja Migran Masih Rentan TPPO
Veronica Tan Bongkar Penyebab Pekerja Migran Masih Rentan TPPO
Pemerintah
Mengapa Sumatera Barat Terdampak Siklon Tropis Senyar Meski Jauh? Ini Penjelasan Pakar
Mengapa Sumatera Barat Terdampak Siklon Tropis Senyar Meski Jauh? Ini Penjelasan Pakar
LSM/Figur
Ambisi Indonesia Punya Geopark Terbanyak di Dunia, Bisa Cegah Banjir Terulang
Ambisi Indonesia Punya Geopark Terbanyak di Dunia, Bisa Cegah Banjir Terulang
Pemerintah
Saat Hutan Hilang, SDGs Tak Lagi Relevan
Saat Hutan Hilang, SDGs Tak Lagi Relevan
Pemerintah
Ekspansi Sawit Picu Banjir Sumatera, Mandatori B50 Perlu Dikaji Ulang
Ekspansi Sawit Picu Banjir Sumatera, Mandatori B50 Perlu Dikaji Ulang
LSM/Figur
SBTi Rilis Peta Jalan untuk Industri Kimia Global
SBTi Rilis Peta Jalan untuk Industri Kimia Global
Pemerintah
Bukan Murka Alam: Melacak Jejak Ecological Tech Crime di Balik Tenggelamnya Sumatra
Bukan Murka Alam: Melacak Jejak Ecological Tech Crime di Balik Tenggelamnya Sumatra
Pemerintah
Agroforestri Sawit: Jalan Tengah di Tengah Ancaman Banjir dan Krisis Ekosistem
Agroforestri Sawit: Jalan Tengah di Tengah Ancaman Banjir dan Krisis Ekosistem
Pemerintah
Survei FTSE Russell: Risiko Iklim Jadi Kekhawatiran Mayoritas Investor
Survei FTSE Russell: Risiko Iklim Jadi Kekhawatiran Mayoritas Investor
Swasta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau