Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Program Makan Bergizi Gratis Bisa Dorong Ekonomi Sirkular, Begini Skemanya

Kompas.com - 10/01/2025, 11:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

KOMPAS.com - Program makan bergizi gratis (MBG) yang resmi dimulai 6 Januari lalu bisa mendukung ekonomi sirkular bila hulu sampai hilirnya dioptimalkan.

Direktur Program Gita Pertiwi Titik Eka Sasanti, sebuah lembaga swadaya masyarakat (LSM) yang bergerak di bidang pelestarian lingkungan, mengatakan, limbah dari MBG dapat diolah menjadi pupuk kompos atau pakan ternak.

"Program MBG dapat mendukung ekonomi sirkular dengan memanfaatkan limbah dan regionalisasi pangan," kata Titik saat dihubungi Kompas.com, Rabu (9/1/2025).

Baca juga: Ekonomi Sirkular, Solusi Nyata Masalah Limbah di Indonesia

Skemanya adalah, pengolahan sampah organik dari sisa makanan dapat dilakukan sekolah atau melibatkan bank sampah terdekat.

Titik menuturkan, berdasarkan penghitungan, timbulan sampah organik dari makanan bisa mencapai 30 persen.

Pupuk kompos yang berhasil diolah dapat disuplai ke petani lokal di wilayah paling dekat dengan sekolah atau berdasarkan region.

Pakan ternak dari limbah MBG juga bisa dipasok ke peternak yang dekat dengan sekolah atau berdasarkan regional.

Hasil panenan dari petani atau peternak yang memanfaatkan limbah MBG dapat disalurkan ke dapur umum penyedia makanan.

Baca juga: PAGE Fase 2 Diteruskan dengan Fokus Ekonomi Sirkular dan Keuangan Berkelanjutan

"Dengan konsep regionalisasi pangan lokal, rantai distribusi bisa lebih pendek," ujar Titik.

Memperpendek rantai distribusi dapat memangkas biaya transportasi sehingga mampu menekan harga pangan.

Selain itu, memperpendek rantai distribusi bisa mengurangi potensi kerusakan pangan hingga food loss, karena jarak yang ditempuh lebih dekat.

Apalagi jika dapur umum melibatkan masyarakat setempat atau pengusaha lokal, roda perekonomian wilayah tersebut bisa bergerak.

Dengan demikian, program MBG bisa mendukung ekonomi sirkular sambil menyediakan gizi yang baik bagi siswa.

Baca juga: Kolaborasi RI -Australia Libatkan Masyarakat Kelola Limbah dan Ekonomi Sirkular Citarum

Di samping itu, wadah makanan sudah seharusnya memakai wadah guna ulang untuk memangkas sampah anorganik.

Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan (Menkopolkam) Budi Gunawan mengatakan, program MBG didesain untuk menciptakan dampak berganda atau multiplier effect.

Dampak dari MBG tersebut yakni membuka lapangan pekerjaan bagi banyak pihak yang terlibat dalam seluruh proses pelaksanaannya mulai dari ahli gizi, pekerja dapur, hingga petugas transportasi.

Dia menuturkan, hal ini menciptakan peluang ekonomi yang memberdayakan masyarakat.

"Program ini menggerakkan ekonomi rakyat, menjadikan masyarakat lokal sebagai bagian penting dalam rantai penyediaan bahan pangan seperti telur ayam, daging, buah-buahan, dan sayuran dari petani Indonesia," kata Budi dilansir dari siaran pers, Rabu.

Baca juga: Langkah Membumi Festival 2024 Dorong Praktik Keberlanjutan dan Ekonomi Sirkular

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau