Tsunami merupakan peristiwa alam yang dipicu oleh beberapa hal misalnya gempa bumi atau aktivitas gunung berapi laut.
Seperti bencana alam lainnya, tsunami pun dapat menyebabkan kerusakan dahsyat bagi ekosistem di pesisir dan bahkan mengakibatkan kematian.
Namun kini, alam tidak hanya satu-satunya pemicu tsunami, perubahan iklim pun turut berperan.
Mengutip Greenly, perubahan iklim dapat menyebabkan naiknya permukaan air laut. Sementara ancaman terbesar dari tsunami adalah naiknya permukaan laut itu sehingga bisa membuat tsunami lebih parah.
Mengapa begitu?
Naiknya permukaan air laut yang lebih tinggi memungkinkan tsunami bergerak lebih jauh ke daratan dan menyebabkan kerusakan yang lebih parah.
Selain itu, naiknya permukaan air laut mengakibatkan garis pantai yang lebih rentan. Hal tersebut membuat masyarakat pesisir lebih rentan terhadap tsunami.
Pemanasan laut yang disebabkan oleh perubahan iklim juga dapat memengaruhi lempeng tektonik yang berada di bawah badan air yang besar.
Pada akhirnya, hal ini dapat mengakibatkan lebih banyak aktivitas geologis dan pada gilirannya tsunami yang lebih buruk.
Perubahan iklim juga telah memengaruhi pola lautan, yang pada akhirnya dapat menyebabkan tsunami menyebar ke seluruh lautan dan berdampak pada wilayah lain di dunia.
Dengan makin memburuknya perubahan iklim maka makin besar pula kemungkinan tsunami bisa terjadi.
Untuk itulah mitigasi bencana dan juga mengamankan ekosistem pesisir menjadi hal yang penting.
Baca juga: 8.700 Orang Tewas dan 40 Juta Terusir, Bencana Iklim Semakin Ekstrem
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya