Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 28/02/2025, 16:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

KOMPAS.com - Meski dicap sebagai sumber energi terbarukan yang intemitten alias sangat tergantung dengan cuaca, energi surya dan angin sangat bisa dijadikan tulang punggung sistem energi nasional.

Hal tersebut disampaikan Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reform (IESR) Fabby Tumiwa dalam peluncuran laporan lembaga tersebut yang diikuti secara daring, Kamis (27/2/2025).

Fabby menuturkan, potensi energi terbarukan di Indonesia mencapai hampir 3.700 gigawatt (GW). Sebagian besar dari potensi tersebut adalah energi surya.

Baca juga: Bahlil: Energi Surya dan Angin untuk Siang, Batu Bara saat Malam

Meski sangat besar, pemanfaatan energi terbarukan di Indonesia masih sangat rendah.

Menurut data Kementerian Energi dan sumber Daya Mineral (ESDM) kapasitas terpasang pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) baru mencapai 568,3 megawatt (MW) alias 0,568 GW.

Sementara itu, kapasitas terpasang pembangkit listrik tenaga bayu (PLTB) bahkan lebih rendah lagi yakni 152,30 MW atau 0,152 GW.

"Kedua sumber energi ini melimpah, tapi sedikit sekali dimanfaatkan. Salah satunya karena keragu-raguan," kata Fabby.

Baca juga: China Bikin Pembangkit Listrik Tenaga Surya Lepas Pantai Terbesar di Dunia

Fabby menuturkan, keragu-raguan tersebut disebabkan karena anggapan bahwa energi surya dan angin bersifat intermittent.

Padahal menurut Fabby, jika keragu-raguan tersebut dihapuskan, kedua sumber energi tersebut bisa menjadi kekuatan utama dalam mendukung ketahanan energi.

Dengan kehadiran teknologi yang terus berkembang, sifat intermittent dari kedua pembangkit itu bisa diatasi.

Dia mencontohkan Jerman, Denmark, Australia, dan China yang berhasil membuktikan bahwa sifat intermittent dari energi surya dan angin bisa diatasi hingga membuat proyek-proyek skala besar.

Baca juga: China Bangun Tembok Raksasa Tenaga Surya, Bisa Pasok Listrik Seluruh Kota

Di samping itu, teknologi baterai juga semakin murah dan canggih, sehingga bisa mendukung pengembangan PLTS dan PLTB secara lebih luas.

Di sisi lain, efisiensi PLTS juga semakin meningkat. Bahkan sudah sangat lebih efisien bila dibandingkan beberapa tahun belakang. Harga PLTS juga semakin murah dari tahun ke tahun.

Bahkan, listrik dari pembangkitan PLTS ditambah baterai lebih murah dibandingkan energi fosil yang disubsidi.

Fabby menuturkan, tanpa kebijakan domestik market obligation (DMO) batu bara, harga listrik dari PLTS dan baterai bisa lebih murah.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

Jepang Luncurkan Oli Mesin untuk Balap Berbasis Tanaman Pertama di Dunia

Jepang Luncurkan Oli Mesin untuk Balap Berbasis Tanaman Pertama di Dunia

Pemerintah
Agar Lamun Terjaga, Ekowisata Perlu Analisis Daya Dukung Lingkungan

Agar Lamun Terjaga, Ekowisata Perlu Analisis Daya Dukung Lingkungan

Pemerintah
Geramnya Warga di Jatimulya Depok ketika Perumahan Baru Sebabkan Banjir

Geramnya Warga di Jatimulya Depok ketika Perumahan Baru Sebabkan Banjir

Pemerintah
SATU Indonesia Awards 2025 Dibuka, Daftar dan Jadi Anak Muda Berdampak

SATU Indonesia Awards 2025 Dibuka, Daftar dan Jadi Anak Muda Berdampak

Pemerintah
Mikroplastik Jadi Tantangan Serius di Laut, Bisa Ancam Manusia

Mikroplastik Jadi Tantangan Serius di Laut, Bisa Ancam Manusia

LSM/Figur
Panas Ekstrem Akibat Perubahan Iklim Percepat Penuaan

Panas Ekstrem Akibat Perubahan Iklim Percepat Penuaan

Pemerintah
Sering Diragukan, Surya dan Angin Bisa Jadi Tulang Punggung Sistem Energi Nasional

Sering Diragukan, Surya dan Angin Bisa Jadi Tulang Punggung Sistem Energi Nasional

Pemerintah
RS di Jerman Pakai Anestesi Berkelanjutan, Kurangi C02 Hingga 80 Persen

RS di Jerman Pakai Anestesi Berkelanjutan, Kurangi C02 Hingga 80 Persen

Pemerintah
Dosen UNS Usul 4 Langkah Tangani Sampah Sisa Makanan dari Program MBG

Dosen UNS Usul 4 Langkah Tangani Sampah Sisa Makanan dari Program MBG

LSM/Figur
PLN Indonesia Power Berhasil Uji Coba Campuran Amonia Hijau di PLTU Labuan

PLN Indonesia Power Berhasil Uji Coba Campuran Amonia Hijau di PLTU Labuan

BUMN
KLH: Kasus TPA Ilegal Depok Jadi Pelajaran Pengelolaan Sampah

KLH: Kasus TPA Ilegal Depok Jadi Pelajaran Pengelolaan Sampah

Pemerintah
Studi: Sampah Jadi Isu Lingkungan Paling Penting bagi Anak Muda

Studi: Sampah Jadi Isu Lingkungan Paling Penting bagi Anak Muda

LSM/Figur
Pasca-RUU Minerba Disahkan, Hampir 20 Koperasi Ajukan Permohonan Kelola Tambang

Pasca-RUU Minerba Disahkan, Hampir 20 Koperasi Ajukan Permohonan Kelola Tambang

Pemerintah
Bisa Didaur Ulang, Plastik PET Kemasan Besar Bukan Sampah yang Perlu Dihindari

Bisa Didaur Ulang, Plastik PET Kemasan Besar Bukan Sampah yang Perlu Dihindari

Swasta
Pendaftaran Lestari Award 2025 Resmi Dibuka

Pendaftaran Lestari Award 2025 Resmi Dibuka

Swasta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau