KOMPAS.com - Sungai Citarum di Jawa Barat kembali menjadi sorotan karena kembali dipenuhi sampah setelah sempat dibersihkan.
Beberapa program jangka panjang untuk membersihkan Citarum juga telah diluncurkan beberapa tahun lalu untuk mengatasi sampah di sana.
Sebagai contoh, pada 2014, Pemerintah Provinsi Jawa Barat meluncurkan gerakan Citarum Bersih, Sehat, Lestari dan Indah (Bestari) yang menargetkan Citarum menjadi sungai yang bersih pada 2018.
Di era Presiden Joko Widodo (Jokowi), pemerintah meluncurkan program Citarum Harum pada 2018.
Dalam program tersebut, Sungai Citarum yang saat itu sudah sangat tercemar ditarget bisa menjadi sungai bersih dalam tujuh tahun alias pada 2025 melalui program Penanggulangan Pencemaran dan Kerusakan Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum.
Meski berbagai program jangka panjang telah dilaksanakan, sampah di Sungai Citarum masih menjadi persoalan.
Di sisi lain, nasib Citarum ternyata juga dialami beberapa sungai di dunia. Dilansir dari Conserve Energy Future, berikut tujuh sungai paling tercemar di dunia pada 2023.
Baca juga: Citarum: Salah Satu Sungai Terkotor Dunia dan Upaya Penanganannya
Sungai Marilao ini adalah andalan bagi jutaan penduduk Filipina yang menggunakan airnya untuk minum dan irigasi.
Akan tetapi, sungai ini tercemar parah dan sebagian besar berasal dari limbah penyamakan kulit, dumping, dan pengolahan emas.
Pembuangan bahan-bahan yang tidak dapat didaur ulang seperti botol plastik, juga terlihat di permukaan air.
Air Sungai Marilao juga mengandung batuan yang mengandung logam berat sehingga membahayakan kesehatan warga.
Sungai Marilao rawan banjir, seringkali membawa sampah ke daratan dan menyebabkan degradasi tanah.
Baca juga: Baru Dibersihkan, Sungai Citarum Kembali Dipenuhi Sampah
Sungai Sarno di Italia bisa disebut sebagai sungai paling tercemar di benua Eropa.
Di hulu, sumber sungai ini bersih dan aman untuk diminum. Namun di sepanjang alirannya, sungai tersebut menerima limbah dari aktivitas industri dan pertanian, sehingga menyebabkan pencemaran di hilir.
Tingginya polutan di sungai telah menyebabkan peningkatan kasus kanker hati yang mengkhawatirkan di wilayah tersebut.
Terlebih lagi, sungai ini mudah banjir sehingga menyebabkan tanah longsor dan racun di bumi. Kontrol pengolahan limbah yang buruk telah menyebabkan peningkatan polusi di Sarno.
Baca juga: Cemari Pantai di Bali, Sampah dari 4 Sungai di Jawa Bakal Ditangani
Sungai Mississippi adalah salah satu sungai terpanjang di dunia yang terletak di Amerika Serikat (AS). Sungai ini berwarna coklat karena banyaknya limbah yang dibuang ke sungai.
Kehidupan laut di sungai telah berkurang drastis akibat berbagai tumpahan minyak di masa lalu. Industri dan petani yang menggunakan bahan kimia berbahaya dan membuangnya ke sungai juga berkontribusi terhadap pencemaran sungai ini.
Pengujian yang dilakukan menunjukkan tingginya tingkat limpasan pupuk berbasis nitrogen mengganggu rantai makanan dan mengurangi kadar oksigen di dalam air.
Polutan utama di Sungai Mississippi adalah benzena, merkuri, dan arsenik.
Baca juga: Dukung Pelestarian Lingkungan, Pertamina Tanam Pohon di Hulu Sungai Ciliwung
Sungai Citarum mengalir di daerah dengan pemukiman manusia yang padat dan sekitar 2000 pabrik.
Limbah industri di sekitarnya telah meningkatkan kadar merkuri dalam air jauh melebihi ambang batas yang ditetapkan.
Dengan pencemaran yang terjadi di sepanjang sungai, menjadikan Sungai Citarum kotor dan tercemar oleh berbagai sumber.
Akan tetapi. sebagian masyarakat yang tinggal di dekat sungai terpaksa menggunakan sumber air tersebut meskipun kondisinya tercemar parah.
Baca juga: Penginderaan Jauh Bantu Pantau Sampah Plastik di Sungai dan Danau
Sungai Doce mengalir melalui bagian Tenggara Brasil sepanjang 853 kilometer. Sungai ini dulunya merupakan sumber air tawar yang digunakan oleh industri pembuatan baja.
Pada 5 November 2015, sungai tersebut sempat terkontaminasi oleh 60 juta meter kubik lumpur bijih besi dari dua bendungan bendungan yang jebol.
Jumlah tersebut setara dengan 25.000 kolam renang Olimpiade atau 187 kapal tanker minyak yang berisi bahan yang terkontaminasi.
Logam berat dari lumpur yang mencemari sungai membunuh banyak biota air dan seketika membuat air sungai tidak bisa lagi dikonsumsi dan dimanfaatkan oleh manusia.
Para ahli menyatakan bahwa akan sangat sulit bagi sungai tersebut untuk pulih dari bencana ekologis, menjadikannya salah satu sungai paling tercemar di dunia.
Baca juga: 44 Persen Sungai Terbesar di Dunia Alami Penurunan Jumlah Air
Perekonomian China tumbuh dengan cepat karena industrialisasi yang pesat. Akan tetapi, pesatnya prekonomian tersebut juga berdampak terhadap lingkungan hidup, salah satunya Sungai Kuning.
Sungai Kuning menjadi tempat pembuangan limbah dari berbagai industri, termasuk pabrik kimia, sehingga menjadikan airnya terlalu beracun bahkan untuk pertanian.
Lebih khusus lagi, industri pertambangan batu bara banyak membuang limbahnya kembali ke sungai setelah menggunakan air dari sungai tersebut untuk operasionalnya.
Diperkirakan lebih dari 80 persen Sungai Kuning mengalami pencemaran yang kronis. Laporan yang sama menunjukkan, sekitar 4 miliar ton air limbah dibuang ke sungai itu setiap tahunnya.
Yang mengejutkan, meskipun tingkat polusinya mengkhawatirkan, sebagian penduduk Tiongkok masih bergantung pada Sungai Kuning untuk air minum.
Hal ini memicu munculnya penyakit yang ditularkan melalui air. Baru-baru ini, ada upaya untuk melarang masyarakat meminum air dari sungai ini karena tidak aman untuk dikonsumsi manusia atau hewan.
Baca juga: Dukung Perbaikan Kualitas Pendidikan, BRI Peduli Bantu Renovasi SDN 001 Sungai Pagar Riau
Sungai Gangga dinobatkan sebagai salah satu sungai paling suci di India. Umat Hindu di sana meyakini, Sungai Gangga mampu membersihkan dosa-dosa manusia.
Sungai Gangga juga merupakan sungai terbesar ketiga di dunia, di mana 2 miliar orang menggantungkan kebutuhan airnya dari sana.
Meski dinobatkan sebagai tempat suci dan menjadi sumber kehidupan bagi banyak orang, Sungai Gangga menjadi sungai paling tercemar di dunia.
Ada sekitar satu miliar galon limbah mentah dan limbah industri yang mencemari sungai itu setiap harinya.
Berbagai plastik dan jenis sampah lainnya turut mencemari sungai tersebut.
Baca juga: Solusi Air Bersih di Desa Sungai Payang, Begini Upaya MMSGI Dorong Kesejahteraan Warga
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya