Salah satu yang mendongkrak pertumbuhan tersebut adalah meningkatnya ekspor ikan sebesar 43 persen. Sementara itu, ekspor ikan olahan meningkat sebesar 89 persen dari tahun 2021 hingga 2023.
Tak heran jika saat ini diperkirakan 600 juta orang bergantung pada industri perikanan yang sebagian besar berasal dari negara-negara berkembang.
Potensi laut tidak berhenti sampai situ saja.
Menurut UNCTAD, dua pertiga spesies yang hidup di lautan belum teridentifikasi sehingga menawarkan potensi untuk penemuan antibiotik baru, makanan rendah karbon, dan bahan berbasis bio seperti pengganti plastik.
Potensi tersebut menyebut menyediakan peluang pasar sebesar 10,8 miliar dollar AS. Dan diperkirakan, pasar bioteknologi kelautan akan tumbuh lebih dari 50 persen pada tahun ini.
Untuk menyelesaikan problem tersebut UNCTAD merekomendasikan integrasi sektor-sektor berbasis laut ke dalam rencana iklim dan keanekaragaman hayati nasional, mengurangi hambatan perdagangan, memperluas pengumpulan data tentang emisi, perdagangan, investasi yang terkait dengan laut, mengakhiri subsidi yang merugikan, serta menuntaskan perjanjian yang mengikat secara hukum tentang polusi plastik.
UNCTAD dan Departemen Urusan Ekonomi dan Sosial PBB (DESA) juga akan menggunakan kecerdasan buatan (AI) dan inovasi data untuk mendukung negara-negara kepulauan kecil Karibia yang sedang berkembang.
Baca juga: “Climate Change” Ubah Siklus Nutrisi Laut yang Penting untuk Ekosistem
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya