Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 11/03/2025, 07:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Editor

KOMPAS.com - CEO Pertamina New and Renewable Energy (NRE) John Anis mendorong implementasi bioetanol sebagai bahan bakar minyak (BBM) di sektor transportasi.

Menurutnya, bioetanol menjadi salah satu solusi untuk mengurangi emisi di sektor transportasi

John menilai, pengembangan bioetanol memiliki dampak ekonomi yang luas, termasuk pemberdayaan petani. 

Baca juga: Pemerintah Diminta Serius Kembangkan Bioetanol sebagai Bahan Bakar Nabati

Salah satu sumber potensial bioetanol di masa depan adalah aren. Jika dikelola dengan baik, hal tersebut dapat meningkatkan kesejahteraan petani.

"Jadi, ya, petani-petani aren itu nanti kalau memang benar kita didik mereka menjadi petani yang profesional, itu meningkatkan pendapatan mereka. Petani yang lain bisa tumbuh lagi, bisa bertambah banyak lagi," ucap John, sebagaimana dilansir Antara, Senin (10/3/2025).

Ia menyampaikan, saat ini Indonesia baru memproduksi sekitar 30.000 kiloliter bioetanol. Pada 2029 kebutuhannya diperkirakan mencapai 5 juta kiloliter.

Dengan kesenjangan produksi yang besar, John mengajak semua pihak untuk mendorong pengembangan bioetanol sebagai solusi berkelanjutan dalam transisi energi.

Baca juga: Ekonom: Bioetanol Perlu, tapi Harganya Harus Terjangkau Masyarakat

"Potensinya luar biasa. Mari kita dorong bioetanol sebagai salah satu solusi," ucap John.

Di sisi lain, ia juga menilai bioetanol sebagai solusi yang paling menarik untuk diimplementasikan, sebab masyarakat tidak perlu mengganti kendaraan yang mereka miliki.

Apabila dibandingkan dengan elektrifikasi kendaraan, masyarakat harus mengganti kendaraan mereka dengan kendaraan listrik. 

Penggantian kendaraan tersebut, menurut John, membutuhkan waktu sekitar 10–15 tahun agar kendaraan listrik digunakan secara masif di tengah masyarakat.

Baca juga: Kemenhut Siapkan Hutan untuk Produksi Bioetanol dari Aren

"Kan tidak bisa mengganti semua mobil yang ada secara langsung dengan kendaraan listrik, meskipun dapat insentif. Perlu waktu untuk benar-benar ke kendaraan listrik semua," ucapnya.

Dia menambahkan, kendaraan-kendaraan besar, seperti pesawat terbang dan kapal kargo, juga tidak memungkinkan untuk menggunakan baterai.

Oleh karena itu, John menilai bahan bakar nabati (BBN) seperti bioetanol dan biodiesel merupakan jembatan pengurangan emisi karbon di sektor transportasi.

"Sektor transportasi itu memang masih memerlukan jembatan apabila melihat kondisi sekarang. Karena itulah, kami mendorong biofuel (BBN) ini, terutama biodiesel dan kemudian ada bioetanol," kata John.

Baca juga: Limbah Sawit Lebih Ramah Lingkungan Jadi Bahan Baku Bioetanol

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

Walhi: Drainase Buruk dan Pembangunan Salah Picu Banjir Jambi

Walhi: Drainase Buruk dan Pembangunan Salah Picu Banjir Jambi

LSM/Figur
Uni Eropa Beri Produsen Mobil Kelonggaran untuk Penuhi Aturan Emisi

Uni Eropa Beri Produsen Mobil Kelonggaran untuk Penuhi Aturan Emisi

Pemerintah
Finlandia Tutup PLTU Batu Bara Terakhirnya

Finlandia Tutup PLTU Batu Bara Terakhirnya

Pemerintah
China Berencana Bangun PLTS di Luar Angkasa, Bisa Terus Panen Energi Matahari

China Berencana Bangun PLTS di Luar Angkasa, Bisa Terus Panen Energi Matahari

Pemerintah
AS Pertimbangkan Tambang Laut Dalam untuk Cari Nikel dan Lawan China

AS Pertimbangkan Tambang Laut Dalam untuk Cari Nikel dan Lawan China

Pemerintah
LPEM UI: Penyitaan dan Penyegelan akan Rusak Tata Kelola Sawit RI

LPEM UI: Penyitaan dan Penyegelan akan Rusak Tata Kelola Sawit RI

Pemerintah
Jaga Iklim Investasi, LPEM FEB UI Tekankan Pentingnya Penataan Sawit yang Baik

Jaga Iklim Investasi, LPEM FEB UI Tekankan Pentingnya Penataan Sawit yang Baik

Pemerintah
Reklamasi: Permintaan Maaf yang Nyata kepada Alam

Reklamasi: Permintaan Maaf yang Nyata kepada Alam

LSM/Figur
Dampak Ekonomi Perubahan Iklim, Dunia Bisa Kehilangan 40 Persen GDP

Dampak Ekonomi Perubahan Iklim, Dunia Bisa Kehilangan 40 Persen GDP

LSM/Figur
Studi: Mikroplastik Ancam Ketahanan Pangan Global

Studi: Mikroplastik Ancam Ketahanan Pangan Global

LSM/Figur
Kebijakan Tak Berwawasan Lingkungan Trump Bisa Bikin AS Kembali ke Era Hujan Asam

Kebijakan Tak Berwawasan Lingkungan Trump Bisa Bikin AS Kembali ke Era Hujan Asam

Pemerintah
Nelayan di Nusa Tenggara Pakai “Cold Storage” Bertenaga Surya

Nelayan di Nusa Tenggara Pakai “Cold Storage” Bertenaga Surya

LSM/Figur
Pakar Pertanian UGM Sebut Pemanasan Global Ancam Ketahanan Pangan Indonesia

Pakar Pertanian UGM Sebut Pemanasan Global Ancam Ketahanan Pangan Indonesia

LSM/Figur
3 Akibat dari Perayaan Lebaran yang Tidak Ramah Lingkungan

3 Akibat dari Perayaan Lebaran yang Tidak Ramah Lingkungan

LSM/Figur
1.620 Km Garis Pantai Greenland Tersingkap karena Perubahan Iklim, Lebih Panjang dari Jalur Pantura

1.620 Km Garis Pantai Greenland Tersingkap karena Perubahan Iklim, Lebih Panjang dari Jalur Pantura

LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau