KOMPAS.com - Tanpa kita sadari, industri semen menyumbang sekitar 8 persen emisi karbon dioksida global.
Emisi ini terutama berasal dari reaksi kimia saat batu kapur dipanaskan serta bahan bakar fosil yang digunakan dalam produksi.
Namun, penelitian baru dari Umeå University di Swedia menunjukkan, elektrifikasi serta teknologi penangkap karbon dapat mengurangi emisi sekaligus membuat produksi semen lebih hemat energi.
Hal tersebut terungkap dalam penelitian tesis doktoral mahasiswa doktoral industri di Umeå University.
Baca juga: Pertama Kali, China Kenalkan Kapal Minyak dengan Penangkap Karbon
José Aguirre Castillo, mahasiswa doktoral industri di Umeå University telah meneliti bagaimana teknologi penangkap karbon, seperti pemanasan plasma terelektrifikasi, pembakaran bahan bakar oksigen dan pengaliran kalsium, berpengaruh pada produksi semen.
Mengutip Techxplore, Senin (17/3/2025), Aguirre Castillo kemudian menemukan konsentrasi karbon dioksida sangat tinggi yang digunakan untuk produksi semen dapat digunakan untuk meningkatkan efisiensi produksi karena memfasilitasi pembentukan mineral utama dalam semen.
Penelitian menemukan bahwa trikalsium silikat, komponen utama semen yang membutuhkan energi tinggi untuk diproduksi, dapat dibentuk lebih efisien dalam konsentrasi karbon dioksida yang tinggi yang kemudian dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan efisiensi energi dan kualitas semen.
Tapi tak hanya itu saja. Aguirre Castillo, menyebut komposisi dan ukuran partikel bahan baku dapat disesuaikan untuk menurunkan konsumsi energi sekaligus membuat clinker--bahan utama pembuat semen, lebih reaktif.
Reaktivitas yang meningkat tersebut kemudian menciptakan kondisi untuk mengencerkan semen dengan pengikat alternatif yang selanjutnya mengurangi dampak iklim.
"Hasil penelitian kami menunjukkan bahwa kadar karbon dioksida yang tinggi dapat mendorong reaksi suhu tinggi. Dengan memanfaatkan hal ini, kami telah mengoptimalkan material dengan hasil yang menjanjikan, meningkatkan sifat produk dan mengurangi dampaknya terhadap iklim," kata Aguirre Castillo.
Baca juga: Penangkap Karbon Dinilai Jadi Upaya Memperpanjang Industri Fosil
Tesis doktoral Aguirre Castillo ini pun menunjukkan bahwa penangkapan karbon dapat diintegrasikan ke dalam pabrik semen yang ada tanpa mengorbankan kualitas semen.
Hal tersebut juga memungkinkan industri untuk mengurangi emisi sambil mempertahankan kekuatan dan daya tahan semen.
Umeå University sendiri telah melakukan penelitian ekstensif mengenai produksi semen yang berkelanjutan bekerja sama dengan pelaku industri terkemuka Swedia di bidang tersebut.
Beberapa penelitian juga telah menyumbangkan pengetahuan berharga untuk mendukung transisi yang tengah dihadapi industri semen.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya