Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perempuan Berperan Penting saat Bencana, Butuh Kebijakan Berperspektif Gender

Kompas.com - 24/03/2025, 09:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Editor

KOMPAS.com - Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) mengungkapkan, peran perempuan sangat penting dalam penanggulangan bencana.

Hal tersebut disampaikan Deputi Bidang Pemberdayaan Masyarakat, Kependudukan, dan Ketenagakerjaan Kementerian PPN/Bappenas Maliki dalam lokakarya nasional yang diadakan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

"Perempuan berperan penting dalam penanggulangan bencana, baik sebagai korban, pelaku, maupun pemimpin," ujar Maliki sebagaimana dilansir Antara, Minggu (23/3/2025).

Baca juga: Masih Ada Stereotip, Olahraga Indonesia Diharap Ramah Perempuan

Selama ini, pemahaman tentang kebencanaan disebut belum menyentuh perempuan dan penyandang disabilitas.

Sehingga, diperlukan pendekatan gender untuk menguatkan peran perempuan dan penyandang disabilitas dalam melakukan pengurangan risiko bencana.

Maliki menyampaikan, perempuan dapat berperan dalam berbagai fase bencana, mulai dari pra-bencana, saat bencana, hingga pasca-bencana.

Begitu juga dengan kelompok penyandang disabilitas. Mereka perlu mendapatkan hal yang sama dalam advokasi tentang kebencanaan.

Baca juga: Penghapusan Kekerasan terhadap Perempuan Terhambat Tarik Ulur Kepentingan Politik

Penanganan bencana sendiri tidak bisa diselesaikan dengan cara yang sama antara korban laki-laki, perempuan, orang tua, orang sakit, serta disabilitas.

Penanganan juga harus responsif gender. Pasalnya, BNPB mencatat, perempuan memiliki risiko 14 kali lebih tinggi menjadi korban bencana dibanding laki-laki.

"Perempuan dan penyandang disabilitas adalah kelompok rentan dan marjinal yang akan lebih terdampak perubahan iklim dan risiko bencana, sebab mereka memiliki akses yang terbatas dan social exclusion yang mengurangi jaring pengaman," ujar Maliki.

Penguatan jaring pengaman dan rehabilitasi inklusif perempuan dan penyandang disabilitas dinilai membutuhkan skema yang inklusif dan berbasis gender.

Baca juga: Komnas Perempuan: Kasus Kekerasan Berbasis Gender Naik 14 Persen

Deputi Bidang Sistem dan Strategi BNBP Raditya Jati menerangkan, perempuan memainkan peran penting di saat bencana.

Pasalnya, mereka sering terlibat kegiatan sosial seperti membantu di dapur umum dan pos kesehatan, selain tetap menjalankan tanggung jawab sebagai caregiver dalam keluarga.

Saat terjadi bencana, peran dan beban perempuan justru bertambah. Perempuan bukan saja sebagai menjadi objek yang harus dilindungi, tetapi juga menjadi subjek yang berperan aktif sebagai agent of change.

"Oleh karena itu, perspektif gender harus diintegrasikan ke dalam semua kebijakan dan tindakan pengurangan bencana untuk mengurangi kerentanan perempuan dalam bencana, sehingga laki-laki dan perempuan memiliki kesempatan yang sama dalam hal peningkatan kapasitas," ungkap Raditya.

Baca juga: Kepemimpinan Perempuan di Sektor Bisnis Perlu Didorong

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau