Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

4 Langkah Jaga Siklus Air Bersih Berkelanjutan Menurut Ahli

Kompas.com - 27/03/2025, 09:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Editor

KOMPAS.com - Ahli Tata Kota dari Universitas Trisakti Nirwono Joga mengingatkan pentingnya menjaga keberlangsungan siklus air bersih secara berkelanjutan agar sumber-sumber air baku dapat terus terjaga.

Nirwono mengatakan, ada empat hal penting yang harus dilakukan segera agar kebutuhan air bersih dapat terpenuhi dengan baik.

Pertama, perlu dilakukan regenerasi atau pembenahan badan sungai dari hulu ke danau-embung-waduk. Kedua, merevitalisasi badan air, situ, danau, embung, dan waduk.

Baca juga: Menjaga Kemurnian Sumber Air Jadi Investasi untuk Masa Depan

Ketiga, menambah Ruang Terbuka Hijau (RTH). Keempat, konservasi perlindungan hutan lindung.

Hal tersebut disampaikan Nirwono dalam acara diskusi bertajuk Isu Air Minum dan Penyehatan Lingkungan menjadi Prioritas Pembangunan di Jakarta, Selasa (25/3/2025).

Direktur Pelayanan Perusahaan Umum Daerah Air Minum Jaya (Pam Jaya) Syahrul Hasan mengatakan, kelestarian sumber-sumber air bersih perlu dijaga.

Dia menuturkan, pada 2030 PAM Jaya menargetkan cakupan layanan air bersih di Jakarta mencapai 100 persen.

Baca juga: Banjir Jabodetabek, Kemenhut: 4 DAS Sudah Tak Bisa Tampung Air

"Pada tahun 2023 berhasil direalisasikan sebanyak 12.663 sambungan rumah (SR) dan di tahun 2024 mencapai 46.196 SR. Sementara, pada tahun ini ditargetkan dapat terealisasi sebanyak 10.073 SR," ujarnya, sebagaimana dilansir Antara.

Menurut dia, PAM Jaya juga melakukan solusi cepat untuk mengatasi daerah dengan kategori suplai rendah dengan membuat reservoir komunal agar layanan pemenuhan air bersih warga tetap optimal.

"Kita sudah ada Reservoir Komunal Tambora, Gandaria Utara, Duri Kosambi, Marunda, Cilincing, Taman Sari, dan Reservoir Komunal Waduk Pluit," paparnya.

Sementara itu, Direktur Eksekutif Komunitas Pemberdayaan Masyarakat Indonesia (KPMI) Andi Wijaya atau akrab disapa Adjie Rimbawan menuturkan, diskusi tentang air bersih menjadi penting karena air menjadi kebutuhan primer.

Baca juga: Laju Kenaikan Permukaan Air Laut Melonjak 2 Kali Lipat

"Tidak hanya persoalan di hilir, namun kita juga perlu membahas dan mencari solusi permasalahan yang ada di hulu agar layanan air bersih bagi warga Jakarta terpenuhi dengan baik. Menjadi ironi tentu jika di Jakarta sebagai ibu kota belum semua warganya mendapatkan akses air bersih yang baik melalui jaringan perpipaan," ucapnya.

Adjie berharap, diskusi yang menghadirkan narasumber berkompeten ini dapat memberikan masukan kepada PAM Jaya sekaligus mengedukasi masyarakat.

Dia juga berharap semua pihak dapat menjaga kelestarian alam dan lingkungan agar kebutuhan air baku tercukupi. 

"Kemudian, tidak menggunakan air tanah karena dapat memicu penurunan tanah yang jika ini dilakukan terus menerus bukan mustahil Jakarta akan tenggelam karena daratan di pesisir utara Jakarta sudah lebih rendah dari muka air laut," kata Adjie.

Baca juga: Dispenser Air Minum Wajib Berlabel Hemat Energi Mulai 2026, Apa Dampaknya ke Masyarakat?

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau