KOMPAS.com - Liverpool FC telah membuat kemajuan yang signifikan dalam mengurangi jejak karbon mereka.
Klub sepak bola tersebut berhasil mengurangi emisi Scope 1 sebesar 89 persen sejak musim 2019/2020.
Mereka juga telah juga mengonfirmasi penurunan emisi Scope 3 sebesar 17 persen dalam periode waktu yang sama.
Emisi Scope 1 merupakan emisi gas rumah kaca yang berasal langsung dari sumber-sumber yang dimiliki atau dikendalikan oleh organisasi.
Sedangkan Emisi Scope 3 adalah emisi gas rumah kaca yang merupakan konsekuensi dari aktivitas organisasi, tetapi berasal dari sumber-sumber yang tidak dimiliki atau dikendalikan oleh organisasi tersebut.
Klub Liga Primer tersebut mengonfirmasi pencapaian penting itu dalam laporan tahunan terbarunya mengenai kemajuan menuju target keberlanjutan yang ditetapkan dalam strategi ‘The Red Way’ mereka.
Liverpool FC sendiri memiliki target yang jelas dan ambisius untuk mengurangi dampak iklim mereka dengan memangkas separuh emisi di seluruh lingkup pada tahun 2030, menggunakan musim 2019/20 sebagai acuan.
Baca juga: Emisi Karbon Industri Sepak Bola Dunia Setara dengan Satu Negara
Laporan terbaru mereka menunjukkan bahwa mereka telah membuat kemajuan awal yang signifikan dengan mencapai pengurangan sebesar 15 persen hingga saat ini.
Mengutip Edie, Kamis (24/4/2025), penurunan yang signifikan dalam emisi Scope 1 merupakan faktor utama yang berkontribusi pada pencapaian pengurangan emisi sebesar 15 persen secara keseluruhan.
Dan penurunan sebesar 89 persen menunjukkan keberhasilan mereka dalam mengurangi dampak lingkungan langsung dari kegiatan operasional klub selama musim 2023/2024 dibandingkan dengan musim 2019/20.
Lebih lanjut salah satu tindakan konkret yang diambil klub untuk mengurangi emisi Scope 1 adalah beralih ke tarif gas ramah lingkungan (green gas tariff).
Artinya, klub membeli gas alam yang diproduksi dari sumber-sumber terbarukan atau diimbangi melalui proyek-proyek lingkungan, sehingga mengurangi emisi karbon dioksida (CO2) yang terkait dengan penggunaan gas alam.
Klub juga beralih ke sumber energi yang lebih bersih dan berinvestasi dalam teknologi hemat energi serta program untuk mendorong perilaku yang lebih berkelanjutan.
Sementara itu klub telah mencatat nol emisi Scope 2 (terkait listrik) selama beberapa tahun terakhir.
Mereka memperoleh 96 persen energinya dari sumber terbarukan dan rendah karbon lainnya selama musim 2023/24, menggunakan kombinasi solusi tenaga surya di lokasi dan listrik yang dibeli.
Pengurangan Emisi Scope 3
Liverpool FC telah mencatat pengurangan sebesar 17 persen dalam emisi Scope 3 sejak musim dasarnya.
Emisi Scope 3 mencakup lebih dari 80 persen dari total jejak emisi klub, yang menjadikan pengurangan itu sangat penting untuk pencapaian target tahun 2030.
Baca juga: Bagaimana UEFA Membuat Sepak Bola Eropa Berkelanjutan?
Liverpool FC secara aktif berupaya mengurangi dampak lingkungan dari perjalanan mereka, yang merupakan bagian penting dari emisi Scope 3 mereka.
Ini ditunjukkan dengan menerapkan kebijakan perjalanan berkelanjutan yang baru selama musim 2023/2024. Kebijakan ini berlaku di seluruh organisasi klub.
Penerbangan charter domestik telah diganti dengan transportasi darat sebisa mungkin, dan bus tim telah beralih ke bahan bakar nabati (HVO).
Untuk penerbangan charter domestik yang masih ada, klub telah berinvestasi dalam insetting melalui pembelian bahan bakar penerbangan alternatif (SAF).
Meskipun SAF tidak digunakan secara langsung dalam penerbangan Klub, mereka telah menambahkan jumlah yang setara ke dalam pasar bahan bakar penerbangan.
Oleh karena itu, mereka mengklaim manfaat karbon menggunakan pendekatan ‘Book and Claim’, sesuai dengan GHG Protocol.
Pada musim 2023/24, penerbangan carter tim domestik menyumbang 0,1 persen dari total jejak emisi Klub.
Sumber emisi yang jauh lebih besar termasuk pembangunan kembali Tribun Anfield Road (22 persen dari total) dan perjalanan penggemar (hampir 20 persen).
“The Red Way lebih dari sekadar strategi. Ini adalah prioritas utama bagi klub dan tertanam dalam setiap aspek bisnis," ungkap Rishi Jain, director of impact Liverpool.
“Kami telah menetapkan target yang ambisius, termasuk mencapai nol emisi pada tahun 2040, dan kami memahami bahwa kami sedang dalam perjalanan dan masih banyak yang harus dilakukan. Laporan ini merupakan perayaan atas seberapa jauh kami telah melangkah dan menegaskan komitmen kami untuk melangkah lebih jauh lagi.” tambahnya.
Baca juga: Atasi Emisi karena AI, Big Tech Andalkan Nuklir dan Carbon Capture
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya