Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Bule Sampah" Benedict Wermter: Atasi Sampah Tak Cukup dengan Aksi Bersih-bersih

Kompas.com - 01/05/2025, 20:30 WIB
Eriana Widya Astuti,
Yunanto Wiji Utomo

Tim Redaksi

KOMPAS.com — Masalah sampah di Indonesia bukan hanya soal fasilitas pengelolaan yang terbatas, tetapi juga soal kebiasaan yang terbentuk dari perilaku masyarakat sehari-hari.

Begitulah pandangan Benedict Wermter, jurnalis lingkungan asal Jerman yang kini dikenal sebagai Bule Sampah (@bule_sampah).

Dalam acara Asri Menyapa, episode pilah-pilih sampah yang diadakan di SMAN 78 pada Rabu (30/04/2025), Ben menyampaikan bahwa upaya menjadikan Indonesia bersih dari sampah harus dimulai dari diri sendiri.

"Nol sampah itu hampir nggak mungkin, karena setiap aktivitas kita akan menghasilkan limbah. Tapi lingkungan yang bersih, itu mungkin kalau kita bijak mengelola sampah," katanya.

Kepedulian Ben terhadap isu sampah di Indonesia bermula dari rasa iba saat melihat keindahan alam Indonesia yang tercemar oleh limbah.

Menurutnya, negeri kepulauan ini memiliki potensi luar biasa dari segi lingkungan, namun tercemari oleh kebiasaan masyarakat yang belum sadar akan pentingnya pengelolaan sampah.

Ben mengatakan ingin mengambil peran dalam membantu Indonesia bisa kembali bersih. Ben menegaskan kata kembali sebab Indonesia, dari sejarah yang dipelajarinya adalah negeri yang bersih.

"Indonesia 50 tahun lalu adalah negeri yang bersih, belum banyak konsumsi produk sekali pakai, dan orang-orangnya masih terbiasa menggunakan barang yang awet atau bisa dipakai ulang," ujarnya dalam sesi diskusi bersama Pokjar peduli lingkungan dalam acara Asri Menyapa.

Selama ini, Ben mencoba mengedukasi masyarakat tentang pentingnya pengelolaan sampah yang bertanggung jawab.

Pertama, lewat akun Instagram @bule_sampah, ia menyampaikan konten-konten edukatif dalam bahasa Indonesia, agar lebih mudah dipahami oleh masyarakat lokal. Kontennya ringan, aplikatif, dan kerap mengundang interaksi dari para pengikutnya.

Kedua, dengan pendekatan berbasis teknologi, Ben mengembangkan SampApp—sebuah aplikasi permainan edukatif yang mengenalkan jenis-jenis sampah (organik, non-organik, dan B3), serta bagaimana cara memilah dan mendaur ulangnya. Aplikasi ini dirancang untuk anak-anak, agar sejak dini mereka terbiasa dengan pola pikir ramah lingkungan.

Baca juga: Pilah Sampah di Rumah, Cegah Penumpukan di Sungai

Ketiga, melalui kampanye bernama Sampassador, ia mengajak masyarakat untuk mempraktikkan langsung kebiasaan minim sampah dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, membawa botol minum sendiri, tidak menggunakan plastik sekali pakai, atau memisahkan sampah di rumah.

Namun, ia mengakui tantangan terbesarnya adalah mengubah pola pikir. "Kesadaran masyarakat masih rendah, dan pemerintah juga belum menjadikan isu sampah sebagai prioritas utama," ujar Ben, saat diwawancarai Kompas.com setelah acara.

Meski begitu, dia melihat adanya harapan. Banyak pengikutnya yang mengirim pesan dan bercerita tentang perubahan kecil yang mereka lakukan setelah mengikuti kontennya.

"Dampak dari edukasi memang tidak secepat aksi bersih-bersih. Hasilnya tidak langsung terlihat, tapi lebih berkelanjutan,” tambahnya.

Ben mengatakan, untuk membuat Indonesia kembali bersih tidak bisa bergantung pada segelintir orang yang mengambil langkah besar untuk perubahan.

"Kalau cuma segelintir orang yang gerak, nggak cukup. Indonesia kembali bersih hanya bisa tercapai kalau tiap individu sadar dan ambil peran dari aktivitasnya sendiri. Mulai dari hal kecil, tapi konsisten," katanya.

Data dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menunjukkan, Indonesia menghasilkan sekitar 69,7 juta ton sampah per tahun. Dari angka itu, 11,3 juta ton tidak terkelola dengan baik. 

Baca juga: Dugaan Pungli Mengemuka di Balik Tumpukan Sampah Pasar Gedebage Bandung

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

Dukung SDG's, Santika Indonesia Hotels & Resorts Hadirkan “Spirit of Sustainability”

Dukung SDG's, Santika Indonesia Hotels & Resorts Hadirkan “Spirit of Sustainability”

Swasta
IPB Soroti Bias Gender di Sektor Pertanian: Perempuan Tani Masih Terpinggirkan

IPB Soroti Bias Gender di Sektor Pertanian: Perempuan Tani Masih Terpinggirkan

Swasta
Perubahan Iklim, Salju Akan Makin Langka pada Akhir Abad Ini

Perubahan Iklim, Salju Akan Makin Langka pada Akhir Abad Ini

Pemerintah
Kunci Indonesia Bersih dari Sampah: Warga yang Tidak Malas

Kunci Indonesia Bersih dari Sampah: Warga yang Tidak Malas

LSM/Figur
Cara Sustainable Ekstraksi Nikel Ditemukan, Indonesia Perlu Jajaki

Cara Sustainable Ekstraksi Nikel Ditemukan, Indonesia Perlu Jajaki

Pemerintah
BRIN-Denmark Kembangkan Reaktor Nuklir Model Terbaru

BRIN-Denmark Kembangkan Reaktor Nuklir Model Terbaru

Pemerintah
Ancaman Perubahan Iklim Makin Nyata, Picu Banjir hingga Badai Tropis

Ancaman Perubahan Iklim Makin Nyata, Picu Banjir hingga Badai Tropis

Pemerintah
Punya Banyak Manfaat, Kota Harus Utamakan Infrastruktur Hijau

Punya Banyak Manfaat, Kota Harus Utamakan Infrastruktur Hijau

LSM/Figur
Inisiatif China yang Wajib Ditiru, Bangkitkan Listrik Hijau lewat Restorasi Ekosistem

Inisiatif China yang Wajib Ditiru, Bangkitkan Listrik Hijau lewat Restorasi Ekosistem

Pemerintah
KLH Susun Rencana Adaptasi Nasional Atasi Dampak Krisis Iklim

KLH Susun Rencana Adaptasi Nasional Atasi Dampak Krisis Iklim

Pemerintah
Mau Atasi Sampah, Perlu Ubah Dulu Pola Pikir Anak Sekolah

Mau Atasi Sampah, Perlu Ubah Dulu Pola Pikir Anak Sekolah

LSM/Figur
Inggris Coba Tangkap Karbon dari Laut, Makan Duit Rp 438 Triliun

Inggris Coba Tangkap Karbon dari Laut, Makan Duit Rp 438 Triliun

Pemerintah
Jual-Beli Cula Badak dan Taring Harimau, WN China Terancam 10 Tahun Penjara

Jual-Beli Cula Badak dan Taring Harimau, WN China Terancam 10 Tahun Penjara

Pemerintah
Gelombang Panas di Asia Selatan Datang Lebih Awal, Ancaman Iklim Makin Nyata

Gelombang Panas di Asia Selatan Datang Lebih Awal, Ancaman Iklim Makin Nyata

Swasta
Patroli Nagari Dibentuk, Jaga Harimau Tetap Liar, Manusia Tetap Damai

Patroli Nagari Dibentuk, Jaga Harimau Tetap Liar, Manusia Tetap Damai

Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau