KOMPAS.com - Pemerintahan Donald Trump mengusulkan pemotongan lebih dari 1 miliar dolar AS terhadap anggaran Layanan Taman Nasional (National Park Service/NPS), menurut National Parks Conservation Association (NPCA).
Pemangkasan ini disebut akan menjadi yang terbesar dalam sejarah 100 tahun NPS, dan berpotensi menutup lebih dari tiga perempat dari sistem taman nasional AS.
Theresa Pierno, Presiden dan CEO NPCA, menyebut rencana ini sebagai langkah ekstrem yang mengancam keberadaan taman nasional.
“Angkanya sudah jelas. Pemotongan sebesar ini bisa menutup setidaknya 350 lokasi taman nasional di seluruh negeri, yang berarti lebih dari 75 persen dari sistem taman kita. Usulan ini adalah serangan total terhadap taman nasional Amerika,” ujarnya, dikutip dari Ecowatch, Rabu (14/5/2025).
Rincian situs mana saja yang akan terdampak belum diumumkan, namun berdasarkan data anggaran yang ada, diperlukan pemangkasan operasional senilai 900 juta dolar AS untuk mencapai target tersebut. Hal ini dapat dicapai dengan mencoret pendanaan dari sekitar 350 taman nasional.
Laporan The New York Times menyebutkan bahwa pemerintah juga berencana membatalkan puluhan hibah yang bertujuan melindungi lahan publik dari dampak perubahan iklim. Salah satu dokumen menyebutkan potensi penghematan 26 juta dolar AS dengan memangkas hibah ke kantor pelestarian sejarah negara bagian, lembaga masyarakat adat, universitas, dan korps pemuda.
Baca juga: 18 Negara Bagian Gugat Trump karena Hentikan Proyek Energi Angin
Kristen Brengel, Wakil Presiden Senior Urusan Pemerintahan NPCA, menilai langkah ini hanya tampak menghemat, namun sebenarnya merugikan jangka panjang.
“Ini hemat di awal tapi boros di akhir. Sungguh menakjubkan melihat berapa banyak yang bisa dicapai Layanan Taman dengan dana yang sangat sedikit,” ujarnya.
Brengel juga menyoroti pentingnya penelitian perubahan iklim yang dilakukan di taman nasional.
“Penelitian yang dilakukan di taman nasional sangat penting untuk menilai kondisi tanah, udara, dan air di negara ini, ini bukan soal politik perubahan iklim, tapi soal keselamatan dan kesehatan publik,” jelasnya.
Padahal, meskipun jumlah pengunjung taman nasional mencapai rekor tertinggi, NPCA menuduh pemerintahan Trump terus melemahkan NPS secara sistematis, termasuk dengan memaksa pegawai mengundurkan diri, membekukan perekrutan, dan membatalkan sewa.
Pierno menambahkan bahwa taman nasional bukan sekadar titik di peta, tapi warisan kolektif bangsa.
“Selama lebih dari satu abad, orang Amerika telah mencintai dan melindungi taman nasional, medan pertempuran, situs bersejarah, area rekreasi, dan banyak lagi. Kita tidak boleh menjadi generasi yang membiarkan agenda sembrono pemerintahan ini menghancurkan warisan besar ini,” tegasnya.
Ia menyerukan kepada publik dan anggota Kongres untuk tidak diam.
“Jika saat ini orang-orang memilih diam, itu berarti ikut mendukung keputusan ini. Kongres harus berhenti pasif dan segera bertindak. Setiap anggota Kongres harus berdiri dan menolak usulan sembrono ini,” pungkasnya.
Baca juga: NOAA Setop Pelacakan Biaya Bencana Iklim Usai Anggaran Dipangkas Trump
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya