Furtenbach mengatakan kemampuan untuk mendaki puncak dalam waktu yang lebih singkat dapat mengurangi dampak lingkungan terhadap gunung.
"Satu-satunya alasan mengapa kami bekerja dengan xenon adalah untuk membuat pendakian lebih aman, untuk melindungi pendaki dari penyakit ketinggian," kata Furtenbach.
Akan tetapi percepatan pendakian ini bisa memunculkan problem lain.
Semakin banyak orang yang ingin mendaki Everest, semakin ramai jalur pendakiannya.
Keramaian ini, terutama saat cuaca bagus, membuat perjalanan di jalur yang sudah sempit dan berbahaya menjadi jauh lebih berisiko bagi para pendaki dan berpotensi juga merusak lingkungan.
“Masalah dan kekhawatiran terbesar saat ini adalah kepadatan pendaki,” kata Adriana Brownlee, salah satu pendaki puncak tertinggi termuda.
Baca juga: Geopark Kebumen dan Meratus Resmi Diakui Taman Bumi Dunia UNESCO
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya