Oleh Ariva Sugandi Permana*
KOMPAS.com - Di tengah kondisi ekonomi yang tidak pasti dan melambungnya harga properti, mimpi Gen Z dan kaum milenial untuk bisa punya rumah sendiri semakin jauh dari jangkauan. Tapi, kalau kamu masih bisa punya ruang untuk berangan-angan, kira-kira seperti apa desain rumah idamanmu?
Bagi anak muda yang sangat peduli dengan kualitas hidup, rumah tentu bukan sekadar bangunan tinggal. Rumah juga harus nyaman dan layak huni. Sayangnya, di negara tropis seperti Indonesia, terutama di kota-kota metropolitan, rasanya sulit untuk punya rumah adem tanpa pendingin udara atau AC. Akibatnya, konsumsi energi tinggi, begitu pula emisi gas rumah kaca yang dihasilkan.
Ini menjadi dilema tersendiri bagi anak muda yang ingin tinggal nyaman, tapi juga peduli dengan Bumi. Lantas, adakah cara membangun rumah nyaman tapi tetap hemat energi?
Jawabannya: ada.
Riset yang saya lakukan menunjukkan rumah hemat energi dan bersahabat dengan alam tetap memungkinkan dibangun di kawasan tropis seperti Indonesia. Keduanya bisa dicapai tanpa mengorbankan kenyamanan penghuni.
Pengurangan energi bisa dilakukan, terutama untuk penerangan dan pendinginan, dengan memanfaatkan sumber daya alam seperti cahaya matahari dan aliran udara.
Baca juga: Tekstil Hijau dari Kombucha, Revolusi Fesyen Ramah Lingkungan
Konsep desain rumah ramah alam
Ada beberapa prinsip utama dalam desain rumah yang hemat energi sekaligus ramah alam, yakni:
1. Jendela untuk pencahayaan alami
Pastikan desain rumah kamu punya banyak jendela, sehingga daylighting atau cahaya matahari di siang hari bisa masuk optimal dan mengurangi kebutuhan lampu.
Jangan lupa menyesuaikan ukuran jendela dengan luas ruangan. Ruangan yang bentuknya lebar bisa lebih hemat energi, karena jendelanya bisa efektif menerangi seluruh ruangan.
2. Ventilasi untuk penyejuk udara
Agar tetap segar tanpa pakai AC, pastikan rumah kamu punya banyak ventilasi. Sebaiknya ventilasi dibuat silang (depan dan belakang/kiri dan kanan) agar angin bisa masuk dari satu sisi dan keluar dari sisi lainnya, sehingga udara bisa terus mengalir.
Oleh karena itu, penting untuk menyesuaikan posisi rumah dan jendela dengan arah angin dan pastikan kamu menyisakan sedikit lahan untuk halaman saat akan membangun rumah.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya