Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Climate Smart Shrimp, Inovasi Cara Dapat Cuan dari Udang Sekaligus Perbaiki Lingkungan

Kompas.com - 17/06/2025, 12:03 WIB
Eriana Widya Astuti,
Yunanto Wiji Utomo

Tim Redaksi

KOMPAS.com — Mungkinkah mengoptimalkan budidaya udang tanpa mengorbankan lingkungan? Pengalaman Desa Lalombi, Donggala, Sulawesi Tengah menggunakan pendekatan Climate Smart Shrimp (CSS) menunjukkan bahwa hal tersebut mungkin. 

CSS adalah budidaya udang yang fokus pada pemulihan ekosistem mangrove dan penerapan praktik bertanggung jawab sebagai solusi perubahan iklim, menjaga keberlanjutan budidaya udang, serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir.

Model ini mengintegrasikan teknologi instalasi pengolahan air limbah (IPAL), praktik budi daya berkelanjutan, dan restorasi mangrove sebagai biofilter alami.

Selain itu, pendekatan CSS menggunakan sistem pemantauan kualitas air dan pelacakan produksi secara real-time melalui teknologi dari startup akuakultur JALA, menghasilkan limbah air yang bersih untuk dikembalikan ke laut.

Peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Mariska Astrid, mengatakan bahwa mangrove dalam Climate Smart Shrimp (CSS) memberi manfaat ganda (co-benefit).

Baca juga: Mangrove Rusak, Populasi Udang Galah di Curiak Menurun

Pilih idol K-Pop/aktor K-Drama favoritmu & dapatkan Samsung Galaxy Fit3!
Kompas.id
Pilih idol K-Pop/aktor K-Drama favoritmu & dapatkan Samsung Galaxy Fit3!

Berdasarkan pengukuran kualitas air dan kandungan karbon di area tambak dan kawasan restorasi, mangrove mampu berfungsi sebagai penyaring limbah. Limbah dalam sistem CSS minim kandungan kimia dan fosfor sehingga tidak berbuih. 

“Buih dari limbah hilang sehingga air limbah menjadi jernih dan aman dibuang ke laut,” ungkap Mariska.

Manfaat lain pendekatan CSS adalah kemampuannya menyimpan karbon dalam sedimen, berbeda dengan tambak udang konvensional.

“Kami optimistis jika dilihat dari aktivitas panen hari ini, bahwa tambak udang model seperti ini dapat menyelamatkan ekosistem perairan pesisir,” ujar Mariska dalam keterangannya pada Selasa (17/6/2025).

Mariska menjelaskan, pendekatan terpadu antara teknologi, konservasi, dan pemberdayaan masyarakat dalam CSS dapat menjadi solusi nyata bagi ketahanan pangan biru dan pembangunan ekonomi yang berkelanjutan.

Oleh sebab itu, ia menekankan pentingnya pendekatan berbasis alam dalam mengelola hasil laut atau meningkatkan hasil produksi sehingga dapat turutmenjaga ekosistem pesisir.

Menurutnya, CSS ini sudah menjadi bagian dari nature-based solutions yang dapat mendukung budidaya udang berkelanjutan dengan memitigasi kerusakan kualitas air dan ekosistem perairan akibat limbah tambak.

Baca juga: Industri Udang Berkelanjutan, KKP Minta Anak Muda Inovasi di Tambak

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
5 Warga Yogyakarta Meninggal akibat Leptospirosis, Dinkes Perkuat Deteksi dan Survei Lingkungan
5 Warga Yogyakarta Meninggal akibat Leptospirosis, Dinkes Perkuat Deteksi dan Survei Lingkungan
Pemerintah
Ekowisata Lumba-lumba Bisa Untungkan Warga, tapi Perlu Rambu-rambu
Ekowisata Lumba-lumba Bisa Untungkan Warga, tapi Perlu Rambu-rambu
LSM/Figur
Gula dan Minyak Goreng Juga Sumber Emisi, Industri Perlu Hitung Dampaknya
Gula dan Minyak Goreng Juga Sumber Emisi, Industri Perlu Hitung Dampaknya
Swasta
Cegah Banjir, Pemprov DKI Siagakan Pasukan Oranye untuk Angkut Sampah Sungai
Cegah Banjir, Pemprov DKI Siagakan Pasukan Oranye untuk Angkut Sampah Sungai
Pemerintah
Greenpeace: Hujan Juli Bukan Anomali, Tanda Krisis Iklim karena Energi Fosil
Greenpeace: Hujan Juli Bukan Anomali, Tanda Krisis Iklim karena Energi Fosil
Pemerintah
Anoa dan Babirusa Buktikan, Pulau Kecil Kunci Jaga Keanekaragaman
Anoa dan Babirusa Buktikan, Pulau Kecil Kunci Jaga Keanekaragaman
LSM/Figur
Triwulan I 2025, BRI Catat Pembiayaan Hijau Capai Rp 89,9 Triliun
Triwulan I 2025, BRI Catat Pembiayaan Hijau Capai Rp 89,9 Triliun
BUMN
Kelinci Terlangka di Dunia Terekam Kamera Jebak di Hutan Sumatera
Kelinci Terlangka di Dunia Terekam Kamera Jebak di Hutan Sumatera
LSM/Figur
Menteri LH Minta Perusahaan Bantu Kelola Sampah Warga Pakai Dana CSR
Menteri LH Minta Perusahaan Bantu Kelola Sampah Warga Pakai Dana CSR
Pemerintah
Lumba-Lumba Muncul di Laut Jakarta, Jadi Momentum Perkuat Perlindungan Perairan
Lumba-Lumba Muncul di Laut Jakarta, Jadi Momentum Perkuat Perlindungan Perairan
LSM/Figur
Kemenperin Dorong Industri Lapor Emisi Lewat SIINas
Kemenperin Dorong Industri Lapor Emisi Lewat SIINas
Pemerintah
Pertamina Gandeng Kelompok Tani Hutan Perkuat Perhutanan Sosial
Pertamina Gandeng Kelompok Tani Hutan Perkuat Perhutanan Sosial
BUMN
Pemerintah Resmikan Pasar Perdagangan Sertifikat EBT ICDX
Pemerintah Resmikan Pasar Perdagangan Sertifikat EBT ICDX
Swasta
Perubahan Iklim, Situs Warisan Dunia Terancam Kekeringan atau Banjir
Perubahan Iklim, Situs Warisan Dunia Terancam Kekeringan atau Banjir
LSM/Figur
Ancaman Tersembunyi Perubahan Iklim, Bikin Nutrisi Makanan Turun
Ancaman Tersembunyi Perubahan Iklim, Bikin Nutrisi Makanan Turun
LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau