Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pakai Climate Smart Shrimp, Desa di Donggala Panen Udang hingga 50 Ton

Kompas.com - 17/06/2025, 13:08 WIB
Eriana Widya Astuti,
Yunanto Wiji Utomo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com — Panen pertama tambak udang vaname dengan pendekatan Climate Smart Shrimp (CSS) di Desa Lalombi, Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah, menghasilkan lebih dari 50 ton udang selama panen yang berlangsung pada 10–12 Juni.

Keberhasilan ini dinilai menjadi langkah penting dalam pengembangan model budidaya udang berkelanjutan yang mengintegrasikan teknologi, konservasi, dan ketahanan pangan biru.

CSS merupakan pendekatan budidaya udang yang berfokus pada pemulihan ekosistem mangrove dan penerapan praktik yang bertanggung jawab dan ramah lingkungan.

Inisiatif ini bertujuan menjawab tantangan perubahan iklim, menjaga keberlanjutan sektor perudangan, serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir.

Menurut Burhanuddin, Fisheries and Aquaculture Program Manager Konservasi Indonesia, pendekatan CSS dirancang untuk merespons degradasi lingkungan akibat alih fungsi mangrove dan praktik tambak yang tidak berkelanjutan.

“Model ini mengintegrasikan teknologi instalasi pengolahan air limbah (IPAL), praktik budidaya berkelanjutan, dan restorasi mangrove sebagai biofilter alami,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Selasa (17/6/2025).

Pilih idol K-Pop/aktor K-Drama favoritmu & dapatkan Samsung Galaxy Fit3!
Kompas.id
Pilih idol K-Pop/aktor K-Drama favoritmu & dapatkan Samsung Galaxy Fit3!

Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa pendekatan ini menghasilkan keseimbangan antara peningkatan produksi udang dan pelestarian ekosistem pesisir. Dari total luas lahan 10 hektare, sekitar 6,5 hektare digunakan untuk tambak udang, sementara sisanya seluas 3,5 hektare didedikasikan untuk restorasi mangrove dan instalasi IPAL.

Baca juga: Lahan Pertanian Mengandung Mikroplastik 23 Kali Lebih Banyak dari Lautan

Selain itu, Burhanuddin juga menyoroti kontribusi restorasi mangrove dalam menyerap karbon dan memperkuat ketahanan pangan biru.

Menurutnya, potensi serapan karbon dari restorasi tersebut diperkirakan mencapai 7,4 ton per hektare per tahun.

“Apabila kita ambil prediksi stok karbon antara 500 sampai 1.083 ton karbon per hektare, maka kita bisa asumsikan dengan restorasi mangrove seluas 3,5 hektare tersebut, kita akan mendapatkan stok karbon sebesar kurang lebih sekitar 3.700 ton karbon,” jelasnya.

Konservasi Indonesia menilai program ini menunjukkan potensi besar dalam meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat sekaligus mendukung konservasi lingkungan.

Ekosistem mangrove, menurutnya, memiliki peran penting dalam mendukung keanekaragaman hayati biota perairan, seperti kepiting bakau dan berbagai jenis ikan yang menjadikan mangrove sebagai tempat bertelur sebelum bermigrasi ke laut.

“Beberapa nutrisi yang ada di dalam ekosistem mangrove itu merupakan sumber makanan bagi biota-biota ikan yang ada di mangrove itu sendiri,” ujarnya.

Sementara itu, dari sisi teknologi, CEO JALA—startup teknologi akuakultur yang berkolaborasi dengan Konservasi Indonesia dalam program Climate Smart Shrimp Farming (CSSF) sejak Februari lalu—Aryo Wiryawan menjelaskan bahwa sistem pemantauan kualitas air dan pelacakan produksi secara real-time yang diterapkan di tambak ini memungkinkan pengambilan keputusan berbasis data dan transparansi rantai pasok.

Baca juga: Harga Serangga untuk Pertanian: Tanpanya, Rp 300 Triliun Melayang

Menurut Aryo, panen perdana tambak CSSF di Lalombi berhasil mencapai hasil 52 ton per hektare, melampaui target awal 40 ton per hektare per siklus. Sebagai perbandingan, pendekatan konservatif biasanya hanya menghasilkan sekitar 30 ton.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
5 Warga Yogyakarta Meninggal akibat Leptospirosis, Dinkes Perkuat Deteksi dan Survei Lingkungan
5 Warga Yogyakarta Meninggal akibat Leptospirosis, Dinkes Perkuat Deteksi dan Survei Lingkungan
Pemerintah
Ekowisata Lumba-lumba Bisa Untungkan Warga, tapi Perlu Rambu-rambu
Ekowisata Lumba-lumba Bisa Untungkan Warga, tapi Perlu Rambu-rambu
LSM/Figur
Gula dan Minyak Goreng Juga Sumber Emisi, Industri Perlu Hitung Dampaknya
Gula dan Minyak Goreng Juga Sumber Emisi, Industri Perlu Hitung Dampaknya
Swasta
Cegah Banjir, Pemprov DKI Siagakan Pasukan Oranye untuk Angkut Sampah Sungai
Cegah Banjir, Pemprov DKI Siagakan Pasukan Oranye untuk Angkut Sampah Sungai
Pemerintah
Greenpeace: Hujan Juli Bukan Anomali, Tanda Krisis Iklim karena Energi Fosil
Greenpeace: Hujan Juli Bukan Anomali, Tanda Krisis Iklim karena Energi Fosil
Pemerintah
Anoa dan Babirusa Buktikan, Pulau Kecil Kunci Jaga Keanekaragaman
Anoa dan Babirusa Buktikan, Pulau Kecil Kunci Jaga Keanekaragaman
LSM/Figur
Triwulan I 2025, BRI Catat Pembiayaan Hijau Capai Rp 89,9 Triliun
Triwulan I 2025, BRI Catat Pembiayaan Hijau Capai Rp 89,9 Triliun
BUMN
Kelinci Terlangka di Dunia Terekam Kamera Jebak di Hutan Sumatera
Kelinci Terlangka di Dunia Terekam Kamera Jebak di Hutan Sumatera
LSM/Figur
Menteri LH Minta Perusahaan Bantu Kelola Sampah Warga Pakai Dana CSR
Menteri LH Minta Perusahaan Bantu Kelola Sampah Warga Pakai Dana CSR
Pemerintah
Lumba-Lumba Muncul di Laut Jakarta, Jadi Momentum Perkuat Perlindungan Perairan
Lumba-Lumba Muncul di Laut Jakarta, Jadi Momentum Perkuat Perlindungan Perairan
LSM/Figur
Kemenperin Dorong Industri Lapor Emisi Lewat SIINas
Kemenperin Dorong Industri Lapor Emisi Lewat SIINas
Pemerintah
Pertamina Gandeng Kelompok Tani Hutan Perkuat Perhutanan Sosial
Pertamina Gandeng Kelompok Tani Hutan Perkuat Perhutanan Sosial
BUMN
Pemerintah Resmikan Pasar Perdagangan Sertifikat EBT ICDX
Pemerintah Resmikan Pasar Perdagangan Sertifikat EBT ICDX
Swasta
Perubahan Iklim, Situs Warisan Dunia Terancam Kekeringan atau Banjir
Perubahan Iklim, Situs Warisan Dunia Terancam Kekeringan atau Banjir
LSM/Figur
Ancaman Tersembunyi Perubahan Iklim, Bikin Nutrisi Makanan Turun
Ancaman Tersembunyi Perubahan Iklim, Bikin Nutrisi Makanan Turun
LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau