Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KI Dukung Pencapaian 20 Juta Hektare Kawasan Konservasi Lepas Pantai

Kompas.com, 15 Juli 2025, 19:04 WIB
Eriana Widya Astuti,
Yunanto Wiji Utomo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com — Konservasi Indonesia menyatakan komitmennya untuk memperkuat pengelolaan kawasan konservasi laut yang ramah iklim.

Komitmen ini menjadi bagian dari upaya mendukung target pemerintah memperluas kawasan konservasi laut hingga 97,5 juta hektare.

Vice President Program Konservasi Indonesia, Fitri Hasibuan, mengatakan pihaknya siap mendukung pencapaian sekitar 20 juta hektare kawasan konservasi lepas pantai, khususnya di wilayah lepas pantai seperti Pantai Barat Sumatra dan Laut Banda. melalui kerja sama teknis dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP).

Kerjasama ini mencakup penyusunan tata ruang laut dan pengembangan kawasan ekosistem karbon biru, ekosistem laut yang berperan sebagai penyerap emisi karbon alami.

Saat ini, sekitar 30 juta hektare wilayah laut Indonesia telah terlindungi. Masih ada sekitar 67,5 juta hektare yang perlu segera ditetapkan untuk memenuhi target nasional.

Menurut Fitri, pengelolaan kawasan konservasi ini bukan hanya mendukung perlindungan lingkungan, tetapi juga berdampak langsung pada kelangsungan hidup masyarakat pesisir, komunitas lokal, dan masyarakat adat.

“Komitmen ini mendukung kesejahteraan masyarakat melalui perlindungan mata pencaharian, pengendalian overfishing, dan pengembangan ekowisata berbasis alam,” ujar Fitri dalam keterangannya, Selasa (15/7/2025).

Baca juga: Kolaborasi Antar-Organisasi Dibentuk untuk Efektifkan Konservasi Laut

Ia menambahkan, perluasan kawasan konservasi akan memberi dampak nyata bagi masyarakat yang tinggal di pesisir dan pulau-pulau kecil.

Dengan pengelolaan yang berkelanjutan, masyarakat tetap bisa mengandalkan sektor perikanan dan pariwisata sebagai sumber kehidupan.

Lebih jauh, Fitri mengatakan bahwa Konservasi Indonesia saat ini bekerja di berbagai wilayah strategis yang memiliki nilai ekologis tinggi dan potensi karbon biru yang besar.

Wilayah-wilayah tersebut meliputi pesisir barat Sumatra (WPP 572), Bintan di Kepulauan Riau, Laut Banda, Bentang Laut Kepala Burung (Bird’s Head Seascape), serta kawasan Sunda Banda seperti Wetar, Belu, dan Teluk Saleh di Sumbawa.

Selain itu, ruang lingkup kerja sama dengan KKP tidak hanya mencakup aspek teknis dan ilmiah, tetapi juga penguatan kapasitas sumber daya manusia, baik di tingkat pusat maupun daerah.

Fitri menilai kerja sama ini dapat menjadi contoh nyata bagaimana kolaborasi antara pemerintah dan mitra pembangunan mendorong kebijakan perlindungan laut yang lebih inovatif dan berdampak.

Baca juga: Pertemuan Langka Dua Pari Manta, Panggilan Konservasi Laut Raja Ampat

Ia juga berharap integrasi antara pendekatan ilmiah, kebijakan, dan keterlibatan masyarakat bisa mempercepat pengembangan kawasan karbon biru sebagai bagian dari solusi berbasis alam yang mendukung target iklim nasional dan global.

Di akhir pernyataannya, Fitri menekankan pentingnya menjaga laut bukan hanya sebagai sumber daya ekonomi, melainkan juga sebagai warisan ekologis yang harus dijaga keberlanjutannya.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Dorong Gaya Hidup Berkelanjutan, Blibli Tiket Action Gelar 'Langkah Membumi Ecoground 2025'
Dorong Gaya Hidup Berkelanjutan, Blibli Tiket Action Gelar "Langkah Membumi Ecoground 2025"
Swasta
PGE Manfaatkan Panas Bumi untuk Keringkan Kopi hingga Budi Daya Ikan di Gunung
PGE Manfaatkan Panas Bumi untuk Keringkan Kopi hingga Budi Daya Ikan di Gunung
BUMN
PBB Ungkap 2025 Jadi Salah Satu dari Tiga Tahun Terpanas Global
PBB Ungkap 2025 Jadi Salah Satu dari Tiga Tahun Terpanas Global
Pemerintah
Celios: RI Harus Tuntut Utang Pendanaan Iklim Dalam COP30 ke Negara Maju
Celios: RI Harus Tuntut Utang Pendanaan Iklim Dalam COP30 ke Negara Maju
LSM/Figur
Kapasitas Tanah Serap Karbon Turun Drastis di 2024
Kapasitas Tanah Serap Karbon Turun Drastis di 2024
Pemerintah
TFFF Resmi Diluncurkan di COP30, Bisakah Lindungi Hutan Tropis Dunia?
TFFF Resmi Diluncurkan di COP30, Bisakah Lindungi Hutan Tropis Dunia?
Pemerintah
COP30: Target Iklim 1,5 Derajat C yang Tak Tercapai adalah Kegagalan Moral
COP30: Target Iklim 1,5 Derajat C yang Tak Tercapai adalah Kegagalan Moral
Pemerintah
Trend Asia Nilai PLTSa Bukan EBT, Bukan Opsi Tepat Transisi Energi
Trend Asia Nilai PLTSa Bukan EBT, Bukan Opsi Tepat Transisi Energi
LSM/Figur
4.000 Hektare Lahan di TN Kerinci Seblat Dirambah, Sebagiannya untuk Sawit
4.000 Hektare Lahan di TN Kerinci Seblat Dirambah, Sebagiannya untuk Sawit
Pemerintah
Muara Laboh Diperluas, Australia Suntik Rp 240 Miliar untuk Geothermal
Muara Laboh Diperluas, Australia Suntik Rp 240 Miliar untuk Geothermal
Pemerintah
Bisa Suplai Listrik Stabil, Panas Bumi Lebih Tahan Krisis Iklim Ketimbang EBT Lain
Bisa Suplai Listrik Stabil, Panas Bumi Lebih Tahan Krisis Iklim Ketimbang EBT Lain
Swasta
BCA Ajak Penenun Kain Gunakan Pewarna Alami untuk Bidik Pasar Ekspor
BCA Ajak Penenun Kain Gunakan Pewarna Alami untuk Bidik Pasar Ekspor
Swasta
Investasi Energi Terbarukan Capai Rp 21,64 Triliun, REC Dinilai Bisa Percepat Balik Modal
Investasi Energi Terbarukan Capai Rp 21,64 Triliun, REC Dinilai Bisa Percepat Balik Modal
Pemerintah
PLTP Kamojang Hasilkan 1.326 GWh Listrik, Tekan Emisi 1,22 Juta Ton per Tahun
PLTP Kamojang Hasilkan 1.326 GWh Listrik, Tekan Emisi 1,22 Juta Ton per Tahun
BUMN
Pertamina EP Cepu Dorong Desa Sidorejo Jadi Sentra Pertanian Organik Blora
Pertamina EP Cepu Dorong Desa Sidorejo Jadi Sentra Pertanian Organik Blora
BUMN
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau