"Saat seseorang pernah mengalami dahsyatnya banjir atau gelombang panas, ancaman perubahan iklim menjadi jauh lebih nyata dan sulit untuk dikesampingkan," terangnya lagi.
Dablander menyimpulkan bahwa pengalaman seperti itu bertindak sebagai "pintu gerbang" psikologis yang mentransformasi isu perubahan iklim dari sekadar konsep yang jauh menjadi isu yang mendesak dan sangat personal.
Baca juga: Perubahan Iklim Pangkas PDB Per Kapita Global Hingga 24 Persen pada 2100
Temuan ini membawa implikasi penting bagi perdebatan publik dan penyusunan kebijakan. Meskipun pengalaman pribadi terhadap bencana ekstrem membuat individu lebih serius menanggapi risiko iklim, pengalaman tersebut sendiri tidaklah cukup untuk membentuk konsensus di tingkat nasional.
Studi ini menyimpulkan bahwa tanpa adanya komunikasi yang efektif dan kepemimpinan politik yang kuat, paparan luas terhadap bencana mungkin tidak akan berhasil mendorong tindakan kolektif yang diperlukan untuk menanggulangi krisis iklim.
Riset ini mengambil data dari survei World Risk Poll 2023 yang diselenggarakan oleh Lloyd's Register Foundation dan Gallup. Dengan mengkaji pengalaman menghadapi bencana bersama dengan faktor pendidikan, pendapatan, dan tingkat ketahanan masyarakat di lebih dari 140 negara, studi ini berhasil menyajikan gambaran global yang paling lengkap mengenai cara dampak iklim memengaruhi persepsi risiko.
"Miliaran orang sudah hidup dengan dampak perubahan iklim. Seiring dengan akumulasi pengalaman ini, kita mungkin akan melihat meningkatnya tuntutan untuk tindakan iklim," papat Dablander.
"Namun, tanpa kepemimpinan politik dan media yang bersedia menghubungkan titik-titik tersebut, pengalaman itu sendiri tidak akan mendorong transformasi yang kita butuhkan," tambahnya.
Baca juga: Tiga Startup Raih Rp 10 Miliar untuk Uji Coba Solusi Iklim di Indonesia
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya