Untuk ekspor, total pengiriman produk sawit pada Agustus 2025 tercatat 3,47 juta ton, turun 1,81 persen dari bulan sebelumnya. Penurunan terbesar terjadi pada ekspor CPO yang menurun 21,09 persen, sementara ekspor minyak sawit olahan justru meningkat 1,56 persen menjadi 2,34 juta ton. Ekspor olahan minyak inti sawit juga naik tajam 21,34 persen menjadi 199 ribu ton.
Dari sisi negara tujuan, penurunan ekspor terutama terjadi ke India (-160 ribu ton), Bangladesh (-76 ribu ton), dan Pakistan (-48 ribu ton). Sementara peningkatan ekspor tercatat ke Malaysia (+103 ribu ton), China (+101 ribu ton), Afrika (+40 ribu ton), Uni Eropa (+32 ribu ton), Rusia (+6 ribu ton), dan Amerika Serikat (+4 ribu ton).
Menariknya, meskipun volume ekspor sedikit turun, nilai ekspor sawit Indonesia justru naik 3,5 persen, dari 3,69 miliar dollar AS pada Juli menjadi US$ 3,82 miliar pada Agustus 2025. Secara tahunan, nilai ekspor sawit melonjak 42,88 persen, mencapai 24,78 miliar dollar AS hingga Agustus 2025, dibandingkan 17,35 miliar dollar AS pada periode yang sama 2024.
Kenaikan nilai ekspor ini disebabkan oleh harga rata-rata minyak sawit yang lebih tinggi, yakni US$ 1.204 per ton CIF Rotterdam pada Januari–Agustus 2025, dibanding US$ 1.009 per ton pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Dengan stok awal Agustus sebesar 2,57 juta ton, produksi CPO dan PKO sebesar 5,54 juta ton, konsumsi domestik 2,10 juta ton, dan ekspor 3,47 juta ton, stok akhir Agustus tercatat turun menjadi 2,54 juta ton.
Baca juga: Industri Karet di Kalbar Bertahan dari Krisis Iklim dan Kepungan Sawit
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya