JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) akan mendukung transisi energi di Indonesia dengan mengembangkan pemanfaatan limbah sampah organik (biowaste).
Ke depannya, penelitian BRIN akan difokuskan untuk mengoptimalkan pemanfaatan biowaste sebagai sumber energi terbarukan, sekaligus mengembangkan berbagai inovasi untuk mengubah sampah menjadi sumber energi terbarukan.
Baca juga:
"Ini sekarang sedang proses untuk penyempurnaan teknologi yang kami memiliki agar bisa disebarkan ke berbagai wilayah," ujar Kepala BRIN, Arif Satria kepada Kompas.com di Jakarta, Selasa (2/12/2025).
Di sisi lain, BRIN juga akan mengarahkan penelitian-penelitiannya untuk menunjang pengembangan jenis bahan bakar biodiesel campuran, baik B40 (40 persen biodiesel dan 60 persen solar atau diesel fosil) maupun B50 (50 persen biodiesel dan 50 persen solar).
Baca juga: BRIN Ungkap Sulitnya Temukan Rafflesia karena Tumbuh di Wilayah Terpencil
Ke depannya, penelitian BRIN akan difokuskan untuk mengoptimalkan pemanfaatan biowaste sebagai sumber energi terbarukan.Menurut Arif, BRIN akan mengembangkan berbagai inovasi yang dapat memberikan solusi atas berbagai persoalan di Indonesia, khususnya terkait lingkungan.
"Sekarang BRIN berfokus membawa dampak bagi keberlanjutan (sustainability), dampak bagi kemajuan bangsa Indonesia," tutur Arif.
Adapun Indonesia telah menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar delapan persen pada tahun 2029. Kenaikan pertumbuhan ekonomi dinilai akan beriringan dengan semakin peliknya permasalahan sampah.
Oleh sebab itu, diperlukan edukasi untuk mendorong masyarakat mengelola sampah berbasis komunitas (community-based waste management).
"Ini agar tidak menjadi permasalahan kota atau kabupaten," ucap Arif.
Baca juga:
Selain mengubah budaya konsumen, BRIN juga menawarkan berbagai inovasi berbentuk teknologi untuk mendukung pengembangan industri yang ramah lingkungan (clean industry).
Misalnya, mengembangkan teknologi untuk mengubah asap (polutan) menjadi pupuk cair (produk bernilai).
Perspektif ekonomi sirkular untuk mendukung industri yang ramah lingkungan dapat pula ditemukan dalam pengelolaan limbah crude palm oil (CPO). Saat ini, limbah CPO sudah bisa diolah menjadi pakan ternak, baju, dan helm.
Menurut Arif, perspektif ekonomi sirkular harus mewarnai pertumbuhan ekonomi di Indonesia.
"Kalau ekonomi sirkular bisa menjadi ruh dalam pertumbuhan ekonomi maka pengelolaan itu bukan efek samping dari pertumbuhan ekonomi, tapi itu tertanam (embedded) dalam pertumbuhan ekonomi dan bahkan bisa terselesaikan dengan sendirinya karena hulunya sudah selesai," ujar Arif.
Baca juga: Sampah Plastik “Berlayar” ke Samudra Hindia dan Afrika, Ini Penjelasan Peneliti BRIN
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya